Lahirnya ilmu filsaf merupakan suatu evoluasi dari segala ilmu memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan ranah kehidupan manusia.
Oleh karena itu uraian ini lebih difokuskan tentang perkembangan (evolusi), teori manajemen dari masa ke masa. Dimana dalam ilmu manajemen ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen post modern yang merupakan cikal bakal teori dari ilmu manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produksi sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya manusia dan alam sekitarnya. Dalam buku Filsafat Politik Prof.Dr. Armanda ( 2011.hal 34. ) Sokrates, sang pendiri filsafat politik mendeklarasikan bahwa, filsafat sebagai aktivitas pencarian kebijaksanaan. Sementara Karl Marx mendeklarsikan bahwa, perspektif filofis sebagai agen of Change peradaban baru. Bisnis filsafat bukan lain kecuali mengubah realitas ketidak adilan dan membalikkannya menjadi realitas keadilan.
Berdasarkan pada Karl Marx, maka dapat disimpulkan bahwa, realitas yang diartikan disini lihat dari sudut pandang manajemen, ketidak adanya pemerataan dalam ranah kehidupan. Perubahan yang dilakukan dan harus berlandaskan pada kebutuhan societas dan problematik yang hadapi oleh masyarakat dan kaum terlemah. Perubahan yang diharapkan adalah, pengembalian hak hak kelayakan untuk hak tinggal, hak untuk perolehan capital, hak untuk penataan taraf hidup, hak untuk mendapatkan keadilan yang sama. Berfilsafat mengajak berfikir lebih dewasa (profesional) maksudnya, dengan filsafat orang dapat mengetahui semua hal dengan cara berfikir sedalam-dalamnya, yang tentunya dengan berbagai pertimbangan serta mengkaitan suatu problem yang memiliki hubungan dengan objek, obyek yang dimaksudkan disini adalah pengaturan sebuah sistem bisnis yang tidak mengabaikan norma- norma kehidupan. Norma norma kehidupan yang dimaksudkan adalah bagaimana setiap orang mendapatkan hak dan pengaturan kehidupan yang sesuai dengan standar yang sebenarnya.
Dengan filsafat kita akan menjadi orang yang tidak pernah puas dengan satu pendapat lantaran filsafat selalu menginginkan semua tujuan terbahas secara kritis, liberal dan sistematis. Ketika berfikir tentang apa itu bisnis.? maka dengan metode berfikir filsafat, kita akan mengemukakan semua hal yang ada dalam kebutuhan dan keinginan manusia, baik berupa sifat, karakter, tingkahlaku dan keunggulan-keunggulannya dibandingkan dengan mahluk Tuhan lain. Banyak definisi tentang peradaban, namun dalam tulisan ini penulis melihat peradaban dari sudut ilmu manajemen bisnis, suatu keluarga dikatakan beradab apabila telah memenuhi, sandang, pangan, atau telah memenuhi kebutuhan primer dan sekundernya, dengan adanya pemenuhan kedua rantai kebutuhan ini, maka secara tidak langsun telah melakukan pengembalian dan pengakuan nilai- nilai peradaban itu sendiri. Ketidak adilan yang sering terjadi adalah mentalitas para pelaku kebijaksanaan itu sendiri, sehingga menghadirkan sebuah ranah ketidak adilan dan ketidak beradaban. Perubahan realitas ranah ketidak adilan ini secara langsun akan menciptakan ruang perbaikan pola pada tingkat kehidupan manusia. Dimana setiap societas akan mendapatkan pengkuan hak dan mendapatkan kesamaan hak untuk melakukan aktivitas usaha sendiri. Dengan filsafat manusia bukan hanya menanggalkan mental individualnya melainkan memeluk rasionalitas. Dasar pertimbangannya bahwa,meletakkan keadilan yang tataran yang sama, baik secara hukum maupun secara budaya, dan ekonomi.Pengaruh ketidak adilan sering menciptakan fenomena fenomena yang sangat buruk seperti anak-anak kurang gizi, biaya rumah sakit yang sangat mahal, kasus seorang gadis yang berumur 27 tahun dari keluarga yang tidak mampu, ketika melakukan operasi, dipunggut biaya operasi sebesar 30 juta rupiah. Fenomena fenomena ini merupakan hasil dari ketidak adilan. Kasus ini merupakan sebuah realitas ketidak adilan suatu sistem dan mentalitas yang sudah dipenuhi dengan mental dan manajemen volatif .
Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua aktivitas warga negara dari suatu bangsa. Ilmu merupakan pengetahuan yang digumuli sejak sekola dasar pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi, berfilsafat tentang ilmu berarti berterus-terang kepada diri sendiri. Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya secara empriris.Filsafat membahas masalah dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja. Sesungguhnya isi alam yang dapat diamati hanya sebagian kecil saja, diibaratkan mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan laut saja. Semantara filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es situ untuk meraba segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis.Filsafat atau falsafah mempunyai banyak pengertian. Menurut Socrates, filsafat adalah suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Berfilsafat adalah berpikir radikal atau sampai kepada radiks-nya (akarnya), menyeluruh dan mendasar. Hal-hal yang sekecil-kecilnyapun tidak akan luput dari pengamatan kefilsafatan. Pernyataan apapun dan betapapun sederhananya tidak diterima begitu saja oleh filsafat tanpa pengujian yang seksama. Kontribusi Ilmu filsafat terhadap manajemen bisnis bukan sebuah retorika teori, melainkan berhubungan secara langsun kepada pokok permasalahan yang hadir dipermukan bumi ini. Fonomena- fenomena yang terjadi merupakan cikal bakalnya dari tiga elemen yaitu, keinginan, kemampuan, kebutuhan manusia. Keinginan yang saya maksudkan adalah keinginan manusia terhadap sesuatu barang,setiap orang memiliki keinginan, tapi keinginan tidak akan tercapai, karena dibatasi oleh kemampuan untuk membayar. Dengan adanya penundaan keinginan ini maka secara otomatis menghadirkan sebuah problem kepada yang bersangkutan, Sudah menjadi problem maka tentunya menghadir sebuah bangunan usaha yang menyimpang dari pada norma- norma bisnis dan bahkan melakukan violatif manajemen.
Eelemen kedua adalah Kemampuan, sering kali dalam filsafat membuka topen setiap manusia, dimana menemukan nilai nilai pada setiap problem, Kemampuan yang diilmu manajemen dan adalah kemampuan baik itu untuk bekerja, kemampuan untuk memiliki sesuatu, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, kemampuan untuk perolehan jabatan. Namun kemampuan yang dimaksudkan pada tulisan ini merupakan yang dilihat dari sudut bisnis dana sudut manajemen. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, manusia seringkali diperhadapan dengan situasi situasi ini, banyak orang yang memiliki kemampuan tetapi tidak memiliki kebutuhan,sekalipun memiliki kemampuan untuk membeli, kemampuan untuk memiliki, tapi belum tentu suatu barang tersebut sangat urgen buat dia. Sehingga dengan arogansi tetap saja diambil dan menyimpang, sesungguhnya barang tersebut tidak boleh diambil, dan berikan kepada orang lain yang sudah bertahun tahun memperjuangkan, untuk mendapatkan, pemikiran inilah yang disebut dengan Etika.
Elemen ketiga adalah kebutuhan, semua orang pasti memiliki kebutuhan, kebutuhan pasti tidak sama, karena setiap ranah kebutuhan dilandasi dengan struktur kehidupan, namun yang menjadi problem adalah bahwa, tidak memiliki kebutuhan, tapi memiliki keinginan untuk memiliki, sehingga yang terjadi adalah penghapusan hak orang lain, pertanyaannya adalah apa si manajemen yang sesungguhnya, manajemen hanya merupakan sebuah instrument dan pondasi, manajemen bisa jalan jika semua orang yang berada pada sebuah lembaga atau organisasi memiliki etika manajemen atau etika bisnis. Penghilangan hak ini menciptakan sebuah atmosfer ketidak adilan, ketidak beradaban,hasil akhir yang diperoleh adalah yang susah akan menjadi susah yang sedih akan lebih sedih lagi yang kaya akan lebih kaya. Maka oleh sebab itu, proses penegakkan sebuah sistem atau manajemen sesungguhnya hanya terletak pada tingkat filsafat moral. Dengan filsafat moral maka setiap manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.
Evolusi Manajemen
Perkembangan Ilmu Manajemen Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu : 1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu. 2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik, psikologi, sosiologi, hukum,
administrasi dan lain-lain. 3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni, misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara.
Pada tahun 1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas. Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu. Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih. 2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut.3. Adanya kegiatan Iproses/usaha.
Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi. Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu organisasi, yaitu : 1. Tekanan pemilik perusahaan 2.Kemajuan teknologi 3. Saingan baru 4. Tuntutan masyarakat Pengaruh dunia Internasional Pada kenyataannya rnanajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut : “Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata “proses”, bukan “seni”. Mengartikan manajernen sebagai “seni” mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara sistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), engorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling). Sampai sekarang belum ada suatu teori manajernen dapat diterapkan pada semua situasi. Seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda. Ada tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :
Aliran klasik b. Aliran hubungan manusiawi c. Aliran manajemen modem. Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga golongan yang berbeda : 1. Manajer lini pertama Tingkat paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan menagwasi tenaga-tenaga operasional disebut manajemen lini (garis) pertama.2. Manajer menengah Manajemen menengah dapat meliputi bebrapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.3. Manajer puncak Klasifikasi manajer training pada suatu organisasi. Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.
Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya evolusi industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan pematian temadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya. 1. Robert Owen (1771 -1858) Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan temadap kondisi kerja ini. Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut “Bapak Personal Manajemen Modem”. Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
Charles Babbage (1792 -1871) Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut “rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)”, Prinsip- prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar komputer modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer”. Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul “On the Economy Of Machinery and Manufactures” (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas. Frederick W. Taylor (1856 -1915) Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja.Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu : 1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar. 2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu pekerjaan. 3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum para karyawan itu sendiri dan perusahaan Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknikteknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).
The Gilbreths (Frank B. Gilbreth: 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth:1878-1972) Suami istri ini selain rnempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat rnenghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep “three position plan of promotion”. Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa. Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian suamianya pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsipprinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.
pustaka:
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/05/21/tinjauan-ilmu-filsafat-terhadap-manajemen-561852.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar