Konsep Belajar dasar
Di Pendidikan, guru menggenggam satu peran penting di murid perkembangan keterampilan dan kepribadian. Melalui Pendidikan, murid harus mampu untuk menyesuaikan ke program akademis, permintaan sosial dan permintaan psikologis pada institusi dimana dia mengembangkan sendiri.
Di pendidikan institusi bidang, guru mencoba rangsang murid ke
mengembangkan potensial mereka optimally.. Sesuai dengan Shamsuddin Abin Ma ‘ mun
(1998) satu guru ideal dapat menagih dan memainkan antara hal-hal lain:
(1 ) kolektor barang kuno (pelestari) nilai sistem;
(2 ) transmittor (pengganti) sistem nilai
murid sasaran;
(3 ) trafo (penerjemah) Sistem nilai melalui
inkarnasi pada orang dan perilaku. Peran ini disadari melalui proses didik yang mana dapat bertanggungjawab, yang manapun secara formal (ke adalah ditinggikan dan dia ditugaskan) dan secara moral (untuk menargetkan murid, dan Tuhan Pencipta). Sukses dari banyak guru untuk mendidik murid mereka ditentukan oleh kemampuan dari guru diri mereka sendiri di interaksi bidang pendidikan perkembangan Baik dan budaya mengorientasi dinamis kemasyarakatan seperti halnya perdagangan berjangka menantang sebagai perwujudan dari kemampuan profesional ini.
1. Sartain (1973) disarankan bahwa belajar adalah satu proses perubahan perilaku
perilaku sebagai hasil pengalaman.
2. Cronbach (1954) dibantah bahwa belajar adalah satu perubahan di perilaku seperti
hasil dari pengalaman.
3. Menyetujui Skiner (1968) pembahasan adalah satu adaptasi tingkah laku memproses semakin.
Dari tiga pendapat pada di atasnya dapat disimpulkan itu pembahasan adalah satu proses yang upaya individu terbuat untuk memperoleh novel perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil perorangan pengalaman sendiri di interaksi dengan lingkungan. sehubungan dengan interaksi di antara perorangan dan lingkungan melalui rangsang hubungan (Rangsang) dengan satu tanggapan (jawaban). Lagi perubahan tingkah laku
dipengaruhi oleh lingkungan. Sehingga lingkungan adalah faktor yang paling dominan pada proses dari perubahan perilaku. Thondike (1874-1949). Teori belajar Thondike disebut “connectionism”, karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respons. Teori ini sering disebut “trial dan Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada faktor-faktor kondisional yang diberikan oleh lingkungan. Oleh karena itu, teori ini juga dikenal dengan teori conditioning. Tokoh-tokoh psikologi behavioristik mengenai belajar ini antara lain adalah Pavlov, Watson, Gutrie dan Skinner.Psikologi aliran behavioristik mulai mengalami perkembangan dengan lahimya teori-teori tentang belajar yang dipelopori oleh Thondike, Pavlov, Wabon, dan Ghuyhrie. Mereka masing-masing telah mengadakan penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang berharga mengenai hal belajar.Pada mulanya pendidikan dan pengajaran di Amerika serikat di dominasi oleh pengaruh Thondike (1874-1949). Teori belajar Thondike disebut connectionism, karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respons. Teori ini sering disebut trial dan error1/2
leaming individu yang belajar melakukan kegiatan melalui proses trial and error dalam rangka memilih respon yang tepat bagi stimulus tertentu. Thondike mendasarkan teorinya atas hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku berbagai binatang antara lain kucing, tingkah laku anak-anak dan orang dewasa.Objek penelitian dihadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan objek melakukan berbagai pada aktivitas untuk merespon situasi itu. Dalam hal itu, objek mencoba berbagai cara beraksi sehingga menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi sesuatu rekasi dengan stimulasinya. Ciri-ciri belajar dengan trial and error yaitu Ada motif pendorong.
Tokoh-tokoh psikologi behavioristik mengenai belajar ini antara lain adalah : Pavlov, Watson, Gutrie dan Skinner. Psikologi aliran behavioristik mulai mengalami perkembangan dengan lahimya teori-teori tentang belajar yang dipelopori oleh Thondike, Pavlov, Wabon, dan Ghuyhrie. Mereka masing-masing telah mengadakan penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang berharga mengenai hal belajar,
pustaka:
http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2013/05/22/stimulus-dan-respon-558376.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar