Bukan Asal Berbeda Pendapat, tapi Berusaha Memahami
"Memandang semua makhluk dengan mata seorang Ibu melihat putra tunggalnya, memperlakukan semua makhluk persis seperti kupu-kupu mengambil intisari bunga: halus, lembut, penyayang." [Resting in Compassion - Gede Prama]Pendapat saya: Ketika saya yakin dengan kebenaran pendapat saya, saya pun berusaha untuk tidak menolak kebenaran pendapat orang lain. Karena keyakinan saya setiap orang memiliki sudut pandangnya sendiri terhadap kebenaran suatu hal.
Kalaupun sekiranya ada pendapat yang kurang benar , maka saya tidak akan memaksakan kebenaran pendapat saya. Selain mengemukakan sebagai bahan pertimbangan dalam diskusi untuk saling memahami.
Tidak Perlu Takut Berbeda Pendapat
Berbeda pendapat terhadap satu hal
adalah keniscayaan. Malah bagus adanya bila ada perbedaan pendapat itu
untuk semakin memperluas wawasan. Mustahil di dunia ada keseragaman
pendapat pada suatu hal. Karena masing-masing orang pasti memiliki pola
pikir dan pengalamannya sendiri yang kemudian akan menjadi sebuah
pendapat.
Dalam hal tidak takut berbeda
pendapat tentu bukan asal beda pendapat. Tetapi pendapat yang kita
kemukakan perlu didukung oleh fakta dan data atau argumen yang
mengandung kebenaran. Jangan sampai sudah salah ngotot lagi. Memalukan, bukan?
Apalagi kita berani berbeda pendapat
hanya karena pendapat yang ada berasal dari orang yang kita tidak sukai
selama ini, sehingga kita berusaha untuk mencari perbedaannya. Walau
sesungguhnya dalam hati kecil kita sependapat. Kalau berbeda pendapat
atas dasar suka dan tidak suka tentu kurang elok rasanya.
Yang terpenting adalah berbeda
pendapat dalam satu tak harus membuat kita saling bermusuhan. Karena
dalam hal lain belum tentu kita berbeda pendapat. Dalam hal perbedaan
pendapat ini, mestinya membuat kita lebih untuk saling menghargai karena
akan membuat kita saling melengkapi dalam hal sudut pandang.
Mengapa Memaksakan Pendapat Sendiri yang Paling Benar?
Realitanya walau ada penyadaran bahwa
akan selalu ada perbedaan pendapat. Yang namanya memaksakan pendapat
sendiri sebagai yang paling benar ada saja terjadi. Bila sudah
demikian, yang terjadi adalah perdebatan yang tak selesai. Tak jarang
berakhir dengan permusuhan dan dendam.
Selagi tembok keakuan masih ada,
makanya akan mudah terjadi perbedaan pendapat. Sebab ada kecenderungan
untuk memaksakan pendapat ke pihak lain. Sebaliknya yang dipaksa pun
akan melakukan perlawanan.Bila demikian akan sulit menemukan persamaan
pandangan akan pendapat yang benar.
Ketika kita sudah terbiasa
memaksakan pendapat, maka kita akan menjadi arogan. Selalu merasa
pendapat sendiri yang paling benar. Dengan demikian, orang pun menjadi
segan untuk memberikan pendapat, sehingga pada saat kita salah pun tidak
ada yang berani membenarkan.
Tak jarang akibat memaksakan
pendapat timbul caci-maki dan hujatan kepada mereka yang tak sependapat.
Ini namanya pertunjukkan kebodohan. Padahal maunya terlihat pintar.
Memahami Pendapat yang Berbeda
Selain yang namanya keegoan yang membuat kita tampil angkuh dengan
kebenaran sendiri, tentu di dalam diri kita masih memiliki yang namanya
pengertian yang membuat kita bisa memahami pandangan orang lain dengan
hati yang terbuka.
Berusaha mengerti pendapat orang
lain bukan berarti seratus persen kita meyetujui pendapat tersebut.Tapi
itu sebagai cara untuk menghargai pendapatnya dan menjalain hubungan
baik secara kemanusiaan.
Bisa jadi ketika kita berusaha
meluangkan sedikit ruang hati mau memahami pendapat yang awalnya kita
anggap salah pada akhirnya justru menemukan ada kebenaran di balik
pendapat tersebut.
Pasti banyak perbedaan pendapat yang
berakibat perdebatan sia-sia dapat terhindarkan apabila kita mau
membuka diri untuk memahami pendapat yang berbeda itu sebelum
membabibuta menyalahkan.
Mau bersikap terbuka terhadap
pendapat yang berbeda sejatinya akan memperkaya wawasan dan pemahaman
kita terhadap sebuah masalah.Selain itu tentunya kesalah-pahaman dalam
berpendapat dapat terhindarkan.
sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/24/bukan-asal-berbeda-pendapat-tapi-berusaha-memahami-619421.html/25/12/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar