Selasa, 24 Desember 2013

catatan2

Bukan Asal Berbeda Pendapat, tapi Berusaha Memahami

"Memandang semua makhluk dengan mata seorang Ibu melihat putra tunggalnya, memperlakukan semua makhluk persis seperti kupu-kupu mengambil intisari bunga: halus, lembut, penyayang." [Resting in Compassion - Gede Prama]

Pendapat saya: Ketika saya yakin dengan kebenaran pendapat saya, saya pun berusaha untuk tidak menolak kebenaran pendapat orang lain. Karena keyakinan saya setiap orang memiliki sudut pandangnya sendiri terhadap kebenaran suatu hal.

Kalaupun sekiranya ada pendapat yang kurang benar , maka saya tidak akan memaksakan kebenaran pendapat saya. Selain mengemukakan sebagai bahan pertimbangan dalam diskusi untuk saling memahami.


Tidak Perlu Takut Berbeda Pendapat
Berbeda pendapat terhadap satu hal adalah keniscayaan. Malah bagus adanya bila ada perbedaan pendapat itu untuk semakin memperluas wawasan. Mustahil di dunia ada keseragaman pendapat pada suatu hal. Karena masing-masing orang pasti  memiliki pola pikir dan pengalamannya sendiri yang kemudian akan menjadi sebuah pendapat.
Dalam hal tidak takut berbeda pendapat tentu bukan asal beda pendapat. Tetapi pendapat yang kita kemukakan perlu didukung oleh fakta dan data atau argumen  yang mengandung kebenaran. Jangan sampai sudah salah ngotot lagi. Memalukan, bukan?
Apalagi kita berani berbeda pendapat hanya karena pendapat yang ada berasal dari orang yang kita tidak sukai selama ini, sehingga kita berusaha untuk mencari perbedaannya. Walau sesungguhnya dalam hati kecil kita sependapat. Kalau berbeda pendapat atas dasar  suka dan tidak suka tentu kurang elok rasanya.
Yang terpenting adalah berbeda pendapat dalam satu tak harus membuat kita saling bermusuhan. Karena dalam hal lain belum tentu kita berbeda pendapat. Dalam hal perbedaan pendapat ini, mestinya membuat kita lebih untuk saling menghargai karena akan membuat kita saling melengkapi dalam hal sudut pandang.
Mengapa Memaksakan Pendapat Sendiri yang Paling Benar?

Realitanya walau ada penyadaran bahwa akan selalu ada perbedaan pendapat. Yang namanya memaksakan pendapat sendiri sebagai  yang paling benar ada saja terjadi. Bila sudah demikian, yang terjadi adalah perdebatan yang tak selesai. Tak jarang berakhir dengan permusuhan dan dendam.
Selagi tembok keakuan masih ada, makanya akan mudah terjadi perbedaan pendapat. Sebab ada kecenderungan untuk memaksakan pendapat ke pihak lain. Sebaliknya yang dipaksa pun akan melakukan perlawanan.Bila demikian akan sulit menemukan persamaan pandangan akan pendapat yang benar.
Ketika kita sudah terbiasa memaksakan pendapat, maka kita akan menjadi arogan. Selalu merasa pendapat sendiri yang paling benar. Dengan demikian, orang pun menjadi segan untuk memberikan pendapat, sehingga pada saat kita salah pun tidak ada yang berani membenarkan.
Tak jarang akibat memaksakan pendapat timbul caci-maki dan hujatan kepada mereka yang tak sependapat. Ini namanya pertunjukkan kebodohan. Padahal maunya terlihat pintar.
Memahami Pendapat yang Berbeda
Selain yang namanya keegoan yang membuat kita tampil angkuh dengan kebenaran sendiri, tentu di dalam diri kita masih memiliki yang namanya pengertian yang membuat kita bisa memahami pandangan orang lain dengan hati yang terbuka.
Berusaha mengerti pendapat orang lain bukan berarti seratus persen kita meyetujui pendapat tersebut.Tapi itu sebagai cara untuk menghargai pendapatnya dan menjalain hubungan baik secara kemanusiaan.
Bisa jadi ketika kita berusaha meluangkan sedikit ruang hati  mau memahami pendapat yang awalnya kita anggap salah pada akhirnya justru menemukan ada kebenaran di balik pendapat tersebut.
Pasti banyak perbedaan pendapat yang berakibat perdebatan sia-sia dapat terhindarkan apabila kita mau membuka diri untuk memahami pendapat yang berbeda itu  sebelum membabibuta menyalahkan.
Mau bersikap terbuka terhadap pendapat yang berbeda sejatinya akan memperkaya wawasan dan pemahaman kita terhadap sebuah masalah.Selain itu tentunya kesalah-pahaman dalam berpendapat dapat terhindarkan.

sumber:
 http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/24/bukan-asal-berbeda-pendapat-tapi-berusaha-memahami-619421.html/25/12/2013

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar