Di antara tanaman jamur yang bisa dimakan, jamur tiram putih mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian masyarakat Indonesia.
Namun, bagi petani Malang, jamur
yang juga bernama Pleurotus ostreatus itu sudah bukan tanaman asing lagi
karena mereka sudah membiakkannya sebagai bahan pangan.
Jamur yang berbentuk cangkang tiram
dan mengandung asam lemak tak jenuh tersebut sangat mudah dibudidayakan
dan dikembangbiakkan, terutama di daerah pegunungan yang hawanya sejuk.
Biasanya, jamur tiram putih tumbuh
di alam bebas seperti di pohon atau batang kayu yang sudah lapuk. Tetapi
sekarang sudah mulai dibudidayakan dan dikembangbiakkan di areal yang
terbatas, bahkan di dalam ruangan.
"Saat ini, jamur tiram menjadi
makanan yang digemari masyarakat. Untuk membudidayakan dan
pengembangbiakkan jamur tiram tidak terlalu sulit, tidak membutuhkan
biaya dan lahan yang luas," kata seorang pembudidaya jamur tiram putih
Muhammad Romsi di Desa Sumber Agung, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten
Malang, Jawa Timur.
Romsi yang merupakan
penanggungjawab pengembangbiakan jamur tiram putih dari kelompok tani
Sumber Agung menuturkan, pengembangbiakan jamur itu bisa dilakukan oleh
siapa pun.
"Asal suhu ruangan lembab dan lantai disiram. Suhu maksimal ruangan adalah 29 derajat celsius," kata dia.
Untuk pembudidayaan di dalam ruangan, pertama perlu dibangun rumah-rumah
kecil, bisa dalam berbagai ukuran. Romsi dan rekan-rekannya hanya
membuat ruangan berukuran 3x4 meter dengan dinding dari anyaman bambu
dan berventilasi.
"Untuk pengembangbiakan jamur,
(ruangan) tidak boleh terkena air hujan maupun matahari secara langsung.
Tapi perlu ventilasi agar terjadi pertukaran udara," kata dia.
Dalam bangunan berlantai tanah
tersebut, dibuat rak setinggi 1,5 meter dari bambu sebanyak 26 rak.
Rak-rak itulah yang akan digunakan untuk menempatkan kantung-kantung
plastik, media tempat tumbuhnya jamur.
"Setiap rak bisa memuat 1000 kantung plastik," kata Romsi.
Kantung plastik yang telah diisi
dengan serbuk gergajian pohon Sengon, gandum, katul padi (limbah kulit
padi sisa penggilingan), dan jagung yang mudah ditemui di pasar-pasar.
Masing-masing kantung tersebut dijual dengan harga Rp1.700.
Pembiakannya tidaklah rumit dan dapat dipanen sebulan setelah penempatan kantung plastik di atas rak-rak dalam ruang pembiakan.
"10 hari pertama, akan ada
perubahan isi kantong plastik dari coklat menjadi putih. Lalu ikatannya
dibuka atau disobek sebesar tutup botol. Dari sobekan itu akan muncul
bakal jamur. Tiga hingga empat hari setelah bakal jamur terlihat, sudah
bisa dipanen. Rata-rata untuk berat jamur antara 5 ons. Untuk satu kali
panen, biasanya menghasilkan 5 kilorgram dan itu bisa dilakukan panen
setiap hari," kata Romsi.
Yang lebih penting lagi, budidaya
jamur itu sangat bermanfaat secara ekonomi karena harga jualnya mencapai
Rp8.000 hingga Rp10.000 per kilogram.
"Kalau kita yang langsung jual ke
pasar, harganya Rp8000. Tapi kalau ada yang datang langsung membeli,
harganya Rp10 ribu," kata Romsi.
Berdasarkan penelitian, jamur tiram
putih mengandung protein tinggi (10,5-30,4%), air, kalori, mineral,
lemak dan karbohidrat. Tak hanya itu, tanaman tersebut juga mengandung
kalsium, vitamin B1, B2 dan vitamin C.
Jamur tiram putih mengandung
fosfor, besi, kalsium Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram
jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen
karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg. Kalori yang dikandung jamur
ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh.
Serat jamur sangat baik untuk pencernaan, mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet.
Kandungan gizi jamur tiram menurut
Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, antara lain
protein rata-rata 3.5 - 4% dari berat basah atau dua kali lipat lebih
tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering,
kandungan proteinnya 10,5-30,4%.
Jamur tiram juga mengandung
sembilan macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin,
valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
Dari sisi manfaat jamur tiram putih
memiliki berbagai manfaat, bisa sebagai makanan, asupan menurun
kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat
menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi, dan bermanfaat bagi
penderita jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya.
Jamur ini juga dipercaya mempunyai
khasiat sebagai obat berbagai penyakit seperti liver, diabetes, anemia.
antiviral, dan antikanker.
Bagi penderita obesitas (berat
badan berlebih), jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan
berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan. antitumor,
antikanker, antivirus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, antijamur,
antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun.
Jamur tiram bisa dikonsumsi dengan
berbagai cara pengolahan seperti digulai, disup, untuk soto. Bahkan bisa
dijadikan makanan ringan dalam bentuk keripik. (as)
pustaka:
http://www.ciputraentrepreneurship.com/bisnis-mikro/23339-seluk-beluk-budidaya-jamur-tiram.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar