Konsep Strategi Modern
Konsep strategi modern dapat dibedakan dalam kriteria sederhana (2 dimensi atau 2 x 2) yang berisi aspek marketing dan keuangan, serta kriteria multikriteria yang berisi aspek marketing, keuangan, dan teknologi. Contoh kriteria sederhana adalah seperti yang telah dirunuskan Boston Consulting Group (1960 – 1970 – 1980) yang melihat dari sisi cashflow atau sektoral (posisi produk atau pangsa/laju pasar). Selain itu, SHELL, sebuah perusahaan minyak dunia, juga menawarkan konsep planifikasi kebijakan (bentuk industri).
Konsep strategi modern dengan prinsip multikriteria antara lain dirumuskan oleh Arthur D. Liitle (1970) yang merumuskan matrik, posisi strategi berdimensi 4x4 dan 5x5. Selain itu, McKinsey juga menawarkan konsep perumusan posisi perusahaan dengan matrik 3x3 (investasi/faktor sukses: dominan-lemah), Profit Impact of Market Strategy (PIMS) yang memperlihatkan posisi kompetitif pasar dengan model matrik 3x3, dan Stanford Research Institute (SRI) dengan matrik 3x3.
Selain kedua model kriteria diatas, seorang ahli strategi dari Harvard, Micheal Porter (1980), mencoba mengombinasikan LCAG dan mekanisme BCG. Pada konsep ini ditekankan aspek ekonomi industri dan analisis strategi (sektoral) dengan luaran berupa strategi genetik (dominasi biaaya, integrasi hulu-hilir, dan terfokus/konsentrasi).
Konsep modern berorientasi pada Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT) yang menghasilkan faktor pendorong, penghambat, dan potensi. Asumsi dasar yang melandasi adalah organisasi harus menyelaraskan aktivitas internalnya dengan realitas ekternal agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Peluang tidak akan berarti manakala perusahaan tidak mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Masing-masing komponen penyusun SWOT diartikan sebagai beriukt:
a. Kekuatan adalah sumber daya atau kapasitas organisasi yang dapat digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan.
b. Kelemahan adalah keterbatasan, toleransi, ataupun cacat organisasi yang dapat menghambat pencapaian tujuan.
c. Peluang adalah situasi mendukung dalam suatu organisasi yang digambarkan dari kecenderungan atau perubahaan sejenis atau pandangan yang dibutuhkan untuk meningkatkan permintaan produk/jasa dan memungkinkan organisasi untuk meningkatkan posisinya melalui kegiatan suplai.
d. Ancaman adalah situasi tidak mendukung (hambatan, kendala atau berbagai unsur eksternal lainya) dalam lingkungan organisasi yang potensial merusak strategi yang telah disusun sehingga menimbulkan masalah, kerusakan, atau kekeliruan)
Konsep SWOT termasuk konsep yang sederhana dan mudah dipahami sehingga relatif sangat populer khususnya di kalangan praktisi bisnis. Kemampuan analisis SWOT untuk bertahan sebagai alat perencanaan dan masih terus digunakan sampai saat ini membuktikan kehebatan analisis ini di mata para manajer. Analisis SWOT telah lama menjadi kerangka kerja pilihan bagi banyak manajer karena kesederhanaanya, proses penyajianya, dan dianggap dapat merefleksikan esensi suatu penyusunan strategi, yaitu mempertautkan peluan dan ancaman dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Pustaka:
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib (2008), Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi, PT Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar