Rabu, 24 Juli 2013

Pagiku Cerahku (11)

PAGI, dicatatan PAGI
Anne Bruce, menulis:



Doronglah pengambilan resiko yang dilakukan secara cerdas
Pernakah Anda bertanya pada diri sendiri, “Mengapa sedikit saja pekerja saya yang berani mengambil resiko?” Hal ini mungkin terjadi karena ketika mereka mencobanya dan gagal, mereka dikenai sanksi atau bahkan dipecat. Bahkan apabila si pekerja berhasil di dalam sesuatu yang beresiko, walau diikuti dengan suatu tepukan di panggung, mereka mungkin tetap saja dihukum karena berani berinisiatif. Bagaimanapun juga, terdapat saluran dan rantai perintah, tanggung jawab yang sudah ditetapkan, manajer yang dibayar untuk mengambil resiko, dan sebagainya. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir ini, manajemen telah mengirimkan sebuah pesan kepada para pekerja: Kami ingin Anda merasa diberi kuasa dan berani mengambil resiko-hanya saja, jangan mengacau atau harus keluar dari tempat ini!

Ayo kita hadapi, setiap orang membuat kesalahan. Walau para manajer terbaik tahu akan hal ini, mereka juga tahu bahwa mengembangkan suatu mentalitas berani mengambil resiko akan membantu pekerja dalam mengembangkan suatu pendekatan berorientasi keuntungan dalam pekerjaan mereka-dan itulah yang memotivasikan! Oleh karenanya, penting bagi Anda sebagai seorang manajer dan seorang pimpinan untuk mendukung, mendorong, dan menghargai pengambilan resiko yang dilakukan secara cerdas.

Satu-satunya metode untuk menjadi lebih baik adalah berani mencoba hal-hal yang baru sehingga organisasi-organisasi yang tidak inovatif tidak akan pernah maju. Mereka mungkin akan tersingkir dari dunia bisnis.

Dengan demikian, bagaimana cara Anda menciptakan sebuah budaya yang mendorong para pekerja untuk berani mengambil risiko secara cerdas dan merasa nyaman kala melakukanya? Berikut ini ada beberapa gagasan yang dapat dipertimbangkan:

Tekankan pada para pekerja bahwa risiko adalah kata enam huruf bagi kesuksesan: Menciptakan dan memperhitungkan pengambilan risiko dapat memperbaiki organisasi. Hal ini berarti bahwa manajer dan supervisor harus membantu pekerja untuk mencobai berbagai metode baru dalam pekerjaan, bereksperimen untuk menghasilkan perbaikan serta mendukung dan mendorong mereka dalam pengambilan risiko. Lalu bagaimana apabila terjadi sesuatu di luar yang sudah direncanakan? Itu bagus karena berarti mereka sedang mencoba hal-hal yang baru. Terkadang terjadi kegagalan. Saat pekerja diperkenankan untuk menjadi manusia dan melakukan kesalahan, pengakuan akan pengambilan risiko itulah yang akan selalu mereka ingat.

Doronglah pekerja untuk mengambil resiko: lakuksn hal ini dengan memperbolehkan pekerja untuk mengambil suatu peran yang aktif dalam pengambilan keputusan yang melibatkan risiko. Sebagai seorang pemimpin, Anda dapat memberi contoh dengan mencoba hal-hal baru. Perlihatkan pada para pekerja bagaimana cara menilai untung-ruginya mengambil risiko. Carilah contoh masalah penting, buatlah penilaian atas rasio antara berbagai peluang dan kriteria objektif untuk menentukan potensi keuntungan, kemudian putuskan apakah risiko itu layak untuk diambil dan apakah organisasi itu dapat bertahan apa pun hasil akhirnya.

Tanamkan pandangan bahwa sikap berani mengambil risiko adalah sikap yang terpelajar: Pengambila risiko adalah sesuatu yang kita pelajari sepanjang waktu, sealngkah demi selangkah. Ingatkan para pekerja Anda bahwa segala hal yang kita lakukan dalam keseharian kita mengandung risiko, entah dalam momen pernikahan, memiliki bayi, membelli runah, berganti pekerjaan, membeli mobil baaru, maupun pindah rumah ke kota lain. Semakin banyak dan tinggi risiko yang kita ambil sepanjang waktu, maka akan semakin mudah bagi kita untuk bertindak pada suatu situasi beresiko yang berpotensi dan berakibat pada organisasi dan para pekerja secara keseluruhan.

“Bukan kegagalan, tapi tujuan yang rendahlah yang merupakan kejahatan.”
-James Russell Lowell-
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar