Jumat, 19 Juli 2013

Manajemen Strategik Dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi (5)



Pola Pikir Strategik
Manajemen strategik sebagai suatu konsep yang terkait dengan faktor waktu melibatkan suatu proses yang kontinu dan iteratif dalam mencapai tujuan organisasi yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang dihadapinya. Oleh karena itu, manajemen strategik dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan dan berfokus pada sumber daya (alam, manusia, dan buatan) untuk pengembangan jangka panjang serta menguntungkan. Sebagai ilustrasi, dengan meningkatnya sumber daya yang dialokasikan ke suatu jaringan bisnis, kekuatanya dapat ditunjukan dalam bentuk superioritas teknologi, biaya rendah, atau posisi pasar yang kuat.

Kompetisi bisnis di masa mendatang akan diwarnai dengan perubahan kompleks dari berbagai kombinasi faktor politik, ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya, disamping pengaruh dari faktor pelaku bisnis yang bersangkutan. Bila tidak disadari, cepat atau lambat hal ini akan membuat pelaku bisnis di tingkat lokal maupun global di berbagai ekonomi tersebut dibandingkan pesaingnya dalam memperebutkan konsumen yang tersegmentasi.

Sebagai ilustrasi, untuk memenangkan persaingan bisnis pada kondisi pasar yang semakin tersegmentasi kecil, para pelaku bisnis dituntut untuk melakukan berbagai upaya, baik melalui penanganan produk secara nyata (perbaikan dan peningkatan mutu, layanan, informasi, kerja sama dengan pihak terkait, diversifikasi pasar, promosi, dan lain-lain) maupun penerapan pola pikir terpadu (Gambar 1.2) untuk mendeteksi lebih dini gangguan yang akan terjadi pada bisnis yang berjalan, tanpa harus mengganggu keseluruhan sistem. Hal ini menunjukan pentingnya penanganan metode terpadu yang didukung oleh perangkat analisis data/informasi yang tepat, akurat dan andal untuk memproses penganalisisan dan pengambilan keputusan.


Pola pikir strategik mengajak pimpinan perusahaan untuk tidak sekedar melihat perusahaan atau bisnisnya berdiri sendiri dan terpisah dari lingkunganya karena pertumbuhan dan keberlanjutan bisnisnya bergantung pada kemampuan mengenali lingkungan yang dihadapi dan perumusan serangkaian tindakan strategik untuk dapat memanfaatkan peluang yang tersedia dan menghindari ancaman yang datang. Dengan pola pikir strategik, pengelola organisasi didorong untuk melihat kedepan mengenai apa yang diinginkan terjadi pada organisasinya dan sejauh mana organisasi diharapkan dapat bertumbuh.

Ilustrasi berikut menggambarkan pola pikir strategik dan pemetaan kemampuan yang harus dimiliki masing-masing bagian dalam organisasi. Gambaran mengenai organisasi yang menerapkan strategi secara benar ibarat makhluk hidup yang senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara sistematik, seimbang, dan dinamis.





Gambar 1.3 diatas menjelaskan bahwa organisasi hari ini selalu terkait dengan masa lalunya, dan dengan pendekatan manajemen strategik, masa lalu dan masa kini dipandang sebagai modal untuk pertumbuhan di masa depan. Dalam pendekatan strategi, masa lalu memberikan pengalaman pembelajaran (learning experience dan lesson learned) yang berguna untuk menyiasati masa depan organisasi.

Jika diibaratkan sebagai manusia, organisasi yang berdaya saing harus memiliki kemampuan kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk menghadapi persaingannya secara komprehensif. Kemampuan-kemapuan tersebut adalah kemampuan strategi, kemampuan sintesis, kemampuan organisasi, kemampuan komunikasi, kemampuan negosiasi, kemampuan presentasi, dinamis, dan ketangguhan. Kemampuan-kemampuan dasar sebagai prasyarat untuk membangun daya saing organisasi ini dapat dikembangkan secara bertahap melalui proses pembelajaran organisasi. Dengan kata lain, daya saing organisasi dapaat dikembangkan secara optimal jika organisasi mampu mengubah dirinya menjadi organisasi pembelajar (learning organization). Gambar 1.4 memberikan ilustrasi kemampuan-kemampuan dasar apa saja yang perlu dimiliki suatu organisasi untuk mengembangkan daya saingnya.






Kemampuan pembelajaran dalam organisasi adalah faktor krusial yang memugkinkan organisasi bertumbuh dengan baik. Ketidakmampuan belajar dalam organisasi akan menyebabkan organisasi mengalami stagnasi karena tidak mampu mengembangkan inovasi.

Pustaka:
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib (2008), Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi, PT Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
.........





Tidak ada komentar:

Posting Komentar