PAGI, dicatatan PAGI
Inspirasikan pemikiran yang kreatif dan inovatif
Bila Anda menjumpai sebuah organisasi yang langgeng dan berkembang sepanjang waktu, organisasi itu biasanya eksis karena para manajernya telah mempelajari cara beradaptasi dengan berbagai keadaan yang dinamis dan terkandang berjalan mendahului perubahan perubahan yang terjadi di sekitar mereka. Para manajer yang mendorong lahirnya kreativitas dan pemikiran yang inovatif di kalangan para pekerjanya adalah para motivator sejati.
Mulailah dengan menyampaikan dan mengurangi rasa takut pekerja akan pemikiran kreatif. Sebagai contoh, seorang tertentu tidak mengira mereka mampu untuk menjadi kreatif. Sedangkan yang lainya cenderung untuk berfokus pada wilayah-wilayah praktis, dengan kemampuan untuk menganalisis dan menilai berbagai gagasan seketika gagasan itu muncul. Biarkan pekerja Anda tahu bahwa sekaranglah waktu untuk membuka pikiran dan tidak berasumsi bahwa sesuatu tidak akan berhasil hanya karena tidak seorang pun mencobanya. Biarkan pekerja Anda menangguhkan penilaian kritis bila seorang lain menyampaikan gagasan yang tampak keluar batas dan berbeda dari gagasan yang pernah disampaikan di waktu lalu. Biarkan pekerja Anda berkonsentrasi pada cara membuat agar suatu gagasan baru bisa berhasil dan bukan justru mencari-cari apa yang salah dengan gagasan itu.
Para manajer pendorong motivasi bisa berbangga hati atas kesempatan yang diberikannya atas lingkungan yang bebas dan terbuka, yang menginspirasikan pekerja untuk menggali gagasan dan saran apa pun-beta pun “tidak praktisnya” berbagai gagasan dan saran itu pada awalnya. Lingkungan ini adalah lingkungan tempat pekerja merasa termotivasikan untuk meregangkan diri dan menggunakan imajinasi mereka untuk membantu keberhasilan organisasi (dan diri mereka sendiri). Berikut ini adalah beberapa metode untuk mendorong kreativitas:
Berpikirlah besar. Berpikirlah virtual: Dewasa ini, penggalian gagasan oleh para pekerja dapat dilakukan dari jarak jauh melalui penggunaan auditorium cyberspace dan ruang konferensi virtual. Pertemuan virtual mulai merambah luas dan dapat berfungsi secara efektif dan sinkron di cyberspace sebagaimana halnya di ruang konferensi resmi. Pikirkan saja, sudah tidak aneh lagi bila pekerja Anda mendiskusikan berbagai gagasan dengan kolega mereka di Inggris, mendapat masukan dari para anggota tim lainnya di Burlington, Vermont, menelaah str ategi permainan sebelum menandangi pertemuan dengan para pekerja lainnya di Honolulu, dan berakrab-akrab dengan seorang anggota baru tim di Mebourne, Australia.
Gunakan berbagai perkakas untuk menciptakan pemikiran yang kreatif dan innovatif: mulailah dengan mengatur waktu penggalian gagasan dengan para pekerja dan mempelajari berbagai gagasan dan pendekatan baru yang kreatif dan inovatif. Sebagai seorang manajer, Anda tidak hanya harus mendukung pemikiran inovatif, tetapi juga harus mendorong diterapkannya gagasan-gagasan baru. Sediakan buku-buku bertajuk kreativitas untuk para pekerja, seperti A Wrack on the Side of the Head karya Roger Von Oech, Thinkertoys karya Micheal Michalko, atau How to Think Like Einstein: Simple Ways to Break the Rules and Discover Your Hidden Genius karya Scott Thorpe. Melalui berbagai bentuk pengumuman, buletin, e-mail, dan obrolan santai, pujilah inovasi tim Anda.
Tekankan aspek-aspek positif dari solusi yang inovatif: Teruslah menekankan aspek-aspek inovatif dari didapatnya solusi yang inovatif dan kerugian dari terus diterapkannya metode yang sama dengan cara yang sama. Bertahanlah untuk tidak menjatuhkan sanksi pada seorang karena ia mencoba sesuatu yang baru, yang bisa jadi akan berakhir dengan kegagalan besar. Sebagai gantinya, doronglah mereka untuk belajar dari kesalahan. Sudah menjadi tanggung jawab Anda untuk mendorong kebebasan untuk berekspresi dan mengucapkan selamat kepada orang-orang yang memiliki keahlian yang unik dan lain daripada yang lain, dan keterampilan untuk berpikir ke luar dinding pembatas.
“Tidak ada yang lebih gila selain melakukan hal yang sama berulang-ulang,
namun mengharapkan hasilnya bisa berbeda.”
-Albert Einstein-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar