Minggu, 28 Juli 2013

Pagiku Cerahku (13)

PAGI, dicatatan PAGI
Anne Bruce, menulis:



Tegaskan Hubungan antara Motivasi dan Kinerja.
Sebagai seorang pemimpin, Anda perlu mengetahui adanya hubungan langsung antara motivasi dan kinerja. Nyatanya, hal ini bisa jadi bergantung pada budaya organisasi dan antusisme serta kegembiraan yang ditanamkan oleh budaya perusahaan dalam diri para pekerjanya.

Mungkin Anda telah melihat perusahaan-perusahaan seperti Disney, Saturn, SAS Institute, Southwest Airlines, Strabucks, USAA, Rosenbluth International, dan The Ritz Carlton yang selalu mengambil langkah ekstra bagi kepuasan pelanggan dan seluruh pekerjanya merasa senang bekerja di tempat itu. Bahkan tanpa itu pun, Anda pasti menyadari adanya kaitan langsung antara bagaimana pekerja melaksanakan tugasnya dan bagaimana mereka dimotivasikan dalam pekerjaan mereka. Jelas-jelas, Anda dapat merasakannya! Ini dikarenakan para pekerja termotivasikan untuk melakukan pekerjaannya dan menunjukan kualitas kerja mereka. Lain kata, apabila Anda tidak menyakini adanya hubungan antara motivasi dan prestasi, coba pikirkan lagi. Berikut ini adalah beberapa faktor penting yang dapat dipertimbangkan saat menghubungkan motivasi para pekerja Anda dengan tingkat kinerja dan produktivitas yang lebih tinggi.

Kenalilah efek yang Anda timbulkan pada semua orang. Semua manajer jarang merasakan seakan mereka memiliki pengaruh sedikit atau tidak sama sekali pada motivasi pekerja. Hadapilah: Anda tidak dapat selalu mengubah atau mengendalikan faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi antusisme pekerja terhadap pekerjaan. Sejumlah faktor seperti halnya kondisi kerja, penugasan khusus, gaji, dan keuntungan memang dapat Anda tawarkan, tetapi faktor-faktor lainnya dapat begitu saja berada di luar kendali. Tetap saja, sebagai manajer, Anda berpengaruh langsung pada dihubungkannya motivasi dengan kinerja. Pelajarilah beberapa teknik efektif yang telah berhasil diterapkan oleh para manajer dan cobalah teknik-teknik itu bila cocok bagi pekerja Anda. Bersedialah untuk bertahan pada satu strategi sehingga pekerja tidak merasa pendekatan Anda hanya bersifat “hangat-hangat tahi ayam.” Anda akan terkejut saat mendapati bahwa Anda dapat mempengaruhi motivasi pekerja dan meningkatkan produktivitas dan sikap kerja mereka ketika Anda mencoba teknik-teknik yang sesuai dan inovatif, dan menggunakannya seturut gaya kepemimpinan Anda, naluri bisnis Anda, dan keterampilan pada pekerja Anda.

Pastikan para pekerja tahu apa makna kinerja: Jangan pernah berasumsi bahwa para pekerja Anda sudah dengan sendirinya mengetahui apa yang Anda maksudkan dengan “kriteria.” Sudah mennjadi tanggung jawab Anda untuk menerangkan dengan jelas tentang standar-standar kinerja dengan menggunakan istilah Anda sendiri dan secara akurat menjelaskan maknanya kepada mereka. Hanya dengan begitulah Anda akan mampu melihat hubungan antara kinerja dan motivasi.

Sampaikan secara spesifik kepada para pekerja tentang apa saja yang diharapkan dari mereka: berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang setiap manajer harus mampu untuk jawab pada setiap pekerjaanya: “Apa sajakah yang diharapkan dari saya?” “Apa sajakah yang dianggap termasuk kinerja yang tidak bisa diterima?” “Apa sajakah yang perlu saya lakukan untuk mencapai standar kinerja? Paparkan secara gamblang! Semakin rinci dan gamblangnya harapan Anda, maka semakin besar pula peluang bahwa para pekerja dapat memenuhi atau melebihi harapan itu.

Tidak seorang pun yang antusias dengan pekerjaannya
memiliki alasan untuk takut akan kehidupan
-Samuel Goldwyn-





 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar