Meskipun seorang entrepreneur sudah terjun dalam
dunia bisnis, selalu ada tantangan baru yang ia belum ketahui. Kadang ia merasa
kewalahan dan ingin mendapatkan nasihat dari mereka yang sudah lebih dahulu
menjalani usaha di bidang yang sama karena seperti yang kita sudah ketahui
bersama, dinamika dalam sebuah startup sangat tinggi dan menguras energi.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa dipelajari entrepreneur baru dari
pengalaman entrepreneur lain yang sudah lebih dulu terjun.
Pelajaran 1:
Investor suka membuat alasan kenapa menolak berinvestasi.
Saat seorang
investor mengatakan “tidak” pada permintaan investasi Anda, Anda harus
mulai memperbaiki diri dan bisnis Anda dalam berbagai aspek. Bisa jadi
cara Anda presentasi di depan mereka yang kurang meyakinkan, angka-angka yang
terlalu bombastis, dan sebagainya. Jangan ragu untuk belajar pitching dari mereka yang sudah lebih
berpengalaman. Hadiri event-event pitching
dan amati mereka yang melakukan pitching.
Pelajaran 2:
Berhasil meraup banyak uang bukan berarti gaji Anda juga tinggi
Biasanya sebuah
startup mendapatkan modal utama usaha dan kemudian menyusul beberapa
putaran pendanaan sesuai kesepakatan dengan investor yang bersangkutan. Setelah
mengantongi pendanaan ini, seorang pendiri sekaligus pemilik startup umumnya
bersuka ria karena bisa mengambil gajinya dan gaji itu pastinya besar.
Sayangnya, tidak secepat itu. Idealnya, pendiri harus mengendalikan diri untuk
menerima gaji yang tidak terlalu membebani keuangan bisnis yang belum stabil.
Karena jika itu dilakukan, gaji yang besar itu mungkin akan berdampak besar
pada keberlangsungan usaha. Anda bisa kehilangan saham di usaha kelak jika
terlalu rakus dengan gaji.
Pelajaran 3:
Hati-hati dalam bernegosiasi
Anda menggunakan
jasa penasihat bisnis atau mentor atau advisor? Bijaklah dalam bekerjasama
dengan mereka karena mereka biasanya meminta kompensasi dalam berbagai macam
bentuk, misalnya andil dalam kepemilikan usaha. Meski banyak hal yang bisa
diserap dari mereka, pastikan negosiasi itu hasilnya tidak akan meruntuhkan
usaha Anda dalam jangka panjang.
Pelajaran 4:
90% acara jejaring startup sama sekali tak berguna
Apa yang
biasanya Anda dapatkan di acara-acara pertemuan antarstartup tidak semuanya
bermanfaat dan bahkan bisa diperoleh secara online. Namun demikian, jangan
hindari semua acara seperti itu. Pergilah jika memang acara itu mengundang
sosok yang Anda ingin pelajari atau ajak kerjasama. Selalu amati apakah audiens
yang hadir lebih berkompeten dari Anda atau tidak. Jika sama atau lebih
‘hijau’, lebih baik pertimbangkan sekali lagi.
Pelajaran 5:
Jangan terpaku pada satu tempat atau kelompok
Saat bekerja
sebagai entrepreneur yang membuat produk, usahakan untuk tidak hanya membuatnya
berdasarkan tempat tertentu karena akan susah mengembangkannya. Dan jika Anda
menerima nasihat dari entrepreneur yang lebih berpengalaman, jangan lupa bahwa
mereka tetaplah bukan konsumen Anda. Turunlah ke lapangan dan ketahui apa yang
konsumen butuhkan.
Pelajaran 6:
Tak pernah terlambat untuk hasilkan uang
Mulailah menjual
sedini mungkin dalam startup Anda karena inilah yang mengurangi risiko burnout atau kehabisan dana. Selalu ingat
sektor penjualan Anda.
Pelajaran 7:
Pengalaman bukan segalanya
Saat merekrut
orang, jangan hanya fokus pada pengalamannya. Bisa jadi pengalamannya itu
kurang sesuai dengan karakter atau kondisi startup Anda sekarang. Mereka yang
sukses di perusahaan besar belum tentu juga sukses di startup yang masih penuh
perjuangan.
Pelajaran 8:
Pilih teman Anda
Tengok sekitar
Anda. Apakah Anda lebih banyak bergaul dengan entrepreneur sukses atau kurang
sukses? Pergaulan Anda mendefinisikan diri Anda pula.
Pelajaran 9:
Waspadai rasa iri
Bekerja di
startup lain dari perusahaan besar yang mapan. Orang-orang di sebuah startup
bekerja keras, mendapatkan gaji yang tak banyak dan risikonya lebih tinggi.
Ini perlu diketahui oleh para entrepreneur baru karena mereka banyak
beranggapan bekerja di startup lebih mudah dan nyaman dari perusahaan besar.
Pelajaran 10:
Bertahan pada bidang yang Anda kuasai
Jika Anda
seseorang yang memahami dengan baik dunia teknologi, rintislah usaha di bidang
itu. Inilah yang dilakukan investor top dunia Warren Buffet. Ia hanya mau
berinvestasi di bidang industri yang ia ketahui dengan baik. Ia tidak
berinvestasi dengan hanya berdasarkan pada kesukaan pribadi, atau emosi semata.
Dan jangan memulai usaha di bidang yang sedang naik daun tetapi Anda tak
ketahui sama sekali.
Pelajaran 11:
Mereka yang sukses belum tentu tahu apa yang terbaik untuk Anda
Dahlan Iskan
pernah mengatakan berbahayanya nasihat bagi entrepreneur, karena tidak semua
nasihat itu cocok untuk setiap entrepreneur. Ia menyarankan para entrepreneur
untuk lebih bersandar pada upaya dan pengalamannya sendiri karena siapa lagi
yang paham dengan bisnis seseorang kecuali si entrepreneur sendiri? (*Akhlis)
@2013.catatan harianku
Sumber:
www.ciputraentreneurship.
Selasa, 19 Februari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar