Senin, 18 Maret 2013

Prospek Perekonomian Daerah 2013




Gratisan Musik




Judul Tulisan: Prospek Perekonomian Daerah 2013
Kategori: Analisis Ekonomi
Sumber: :http://kominfonewscenter.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2824:prospek-perekonomian-daerah-2013&catid=38:ekonomi-dan-dunia-usaha&Itemid=37/15 February 2013
 @catatanmalamdisejuknyaudaralaut




Meningkatnya volume impor bahan baku mengindikasikan optimisme pelaku usaha terhadap masih akan kuatnya permintaan domestic, selain itu permintaan ekspor diperkirakan membaik seiring dengan pemulihan ekonomi global, meski demikian prospek perbaikan kinerja ekspor manufaktur diperkirakan masih rentan dipengaruhi ketidakpastian dinamika pemulihan global.

Menurut Kajian Ekonomi Regional triwulan IV-2012 Bank Indonesia, secara umum prospek pertumbuhan ekonomi daerah pada 2013 membaik.

Prospek ekonomi Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta didukung kuatnya permintaan domestik dan perbaikan kinerja ekspor manufaktur.

Beberapa faktor risiko lainnya yang akan membayangi prospek ekonomi Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta antara lain terkait dampak implementasi kenaikan harga energi untuk industri dan implikasi dari penerapan UMP yang naik signifikan.
  .
Ekonomi KTI (Kawasan Timur Indonesia) dan Kawasan Sumatera diprakirakan mulai kembali mengalami peningkatan pada paruh kedua 2013 didukung terutama oleh perbaikan kinerja ekspor, hal ini sejalan dengan indikasi pemulihan ekonomi global walaupun masih disertai tingginya ketidakpastian.

Permintaan ekspor yang membaik berdampak pada peningkatan kinerja produksi di sektor pertambangan dan perkebunan pada dua kawasan ini.

Disamping itu, peningkatan produksi tambang didukung perluasan lahan tambang (tembaga) yang dilakukan selama tahun 2012.

Langkah pemerintah untuk mendorong akselerasi implementasi proyek-proyek terkait MP3EI di luar Jawa pada 2013 diperkirakan dapat mendorong peningkatan kinerja ekonomi KTI dan Kawasan Sumatera lebih lanjut.

Sementara itu, prospek perkembangan inflasi IHK 2013 di berbagai daerah diperkirakan masih akan terjaga pada kisaran sasaran inflasi nasional, yakni 4,5%±1%.

Beberapa faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi inflasi tetap berada di kisaran sasarannya antara lain terkait prospek harga komoditas global yang masih akan rendah, ekspektasi inflasi yang terjaga, serta prospek peningkatan produksi bahan pangan.

Kementerian Pertanian memprakirakan kenaikan produksi padi sekitar 4,5% pada tahun 2013. Namun, sejumlah faktor risiko terutama terkait harga energi dan rencana penerapan kebijakan harga barang dan jasa lainnya (cukai rokok, tarif tol, dll.) berpotensi meningkatkan tekanan inflasi.

Perkembangan harga bahan pangan di KTI yang cenderung terakselerasi sejak paruh kedua 2012, serta potensi gangguan terhadap kelancaran distribusi terutama karena kendala cuaca perlu dicermati lebih lanjut.

Menghadapi hal tersebut, diperlukan langkah-langkah antisipasi yang terkoordinasi guna menjaga ekspektasi inflasi masyarakat, dan upaya terpadu terkait pembenahan sistem logistik nasional dalam rangka mempertahankan stabilitas harga.

Risiko tekanan inflasi juga bersumber dari kenaikan UMP yang signifikan, berdasar hasil survei Bank Indonesia dampak kenaikan upah minimum terhadap kenaikan harga jual cenderung terjadi di industri alat angkutan dan mesin, industri makanan dan minuman, serta industri tekstil dan alas kaki.

Meski demikian, hasil survei juga mengindikasikan terdapat sejumlah perusahaan yang akan menempuh penyesuaian strategi bisnis dan melakukan efisiensi untuk meminimalkan dampak kenaikan UMP.

Hal lain yang perlu dicermati terkait kenaikan upah yaitu meningkatnya disparitas upah minimum antar daerah yang berpotensi mendorong migrasi penduduk dan beralihnya tenaga kerja di sektor primer ke sektor tersier yang tingkat upahnya lebih tinggi. 

................................................................................ii...............................................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar