Senin, 25 Maret 2013

catatan buat nisa







Judul Tulisan: Zona Ekonomi ASEAN: Peluang Kerja atau Ancaman Menganggur?
Penulis: Kelas GSM
Kategori: Ekonomi dan Manajemen (Bisnis)
Sumber: Kompasiana, 10/Januari/2013
Kata Kunci: ASEAN, Peluang Kerja, Pengagguran, MSDM, Data Statistik



Para pemimpin ASEAN  memutuskan akan menunda eksekusi Zona Ekonomi ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Pnom Penh pada November 2012 lalu. Realisasi rancangan Zona Ekonomi ASEAN akan ditunda satu tahun dari semula 1 Januari 2015 menjadi 31 Desember 2015. Alasan dari penundaan tersebut adalah karena negara-negara ASEAN dinilai belum siap baik secara material maupun non-material. Untuk mewujudkan sebuah Zona Ekonomi ASEAN yang berdasarkan pada prinsip pasar bebas, negara-negara ASEAN perlu melakukan banyak penyesuaian, diantaranya adalah regulasi yang mendukung penghapusan bea masuk barang dan memudahkan mobilitas penduduk . sejalan dengan itu,fassilitas-fasilitas penunjang kegiatan ekonomi juga perlu ditingkatkan, salah satunya adalah sektor energi.  Beberapa negara –negara ASEAN dinilain belum dapat menyesuaikan diri dengan kriteria-kriteria tersebut.

Poin-poin penting dalam Zona Ekonomi ASEAN adalah: liberalisasi investasi, penghapusan bea masuk barang, pengembangan usaha kecil dan menengah, dan mobilisasi tenaga kerja profesional. Nampaknya ASEAN memang berkeinginan untuk mengikuti jejak Uni Eropa yang telah berhasil mewujudkan integrasi regional.

Namun, poin-poin penting dalam rancangan tersebut perlu ditelaah lebih lanjut untuk memperkirakan nasib bangsa kita apabila sebuah sistem ekonomi yang terintegrasi benar-benar terwujud. Apabila konsep pasar bebas diaplikasikan di ASEAN, mampukah Indonesia bersaing? Seperti yang kita ketahui, dalam bidang ekonomi saja, produk-produk buatan Indonesia masih kalah saing dibandingkan produk dari Cina yang murah. Sedangkan penghapusan bea masuk barang akan mempermudah masuknya barang-barang dari negara-negara lain secara bebas; pasar Indonesia bisa dibanjiri produk-produk dari negara CINA dn ASEAN. Lalu bagaimana dengan nasib  produk dalam negeri? Dalam keadaan tersebut, tentunya sektor usaha kecil dan menengah akan sulit berkembang, apalagi dengan minimnya dukungan dari pemerintah.

Liberalisasi investasi juga dapat berdampak buruk pada masyarakat lokal itu sendiri. Alih-alih kesejahteraan yang merata, pembebasan investasi asing dari regulasi dapat berakibat pada dominasi perusahaan asing pada sektor produksi dan lain sebagainya. Saat ini perusahaan-perusahaan asing sudah menguasai sektor-sektor strategis di Indonesia; energi misalnya. Hampir 90%nya telah dikelola perusahaan multinasional asing.

Kemudahan mobilisasi tenaga profesional juga menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan survey Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran tahun 2012 lalu mencapai 6,32%, yang berarti 120,4 juta orang Indonesia menganggur. Selama ini, pemerintah Indonesia dinilai belum mampu menyediakan lapangan kerja  yang cukup bagi penduduknya, sehingga banyak masyarakat Indonesia yang memilih bekerja di luar negeri, sebagai buruh maupun pekerja kasar di negara-negara tetangga.  Ini menunjukan bahwa kualitas kebanyakan sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih tertinggal. Bagaimana jadinya apabila lapangan kerja dalam negeri diserbu oleh pencari kerja asing dari negara-negara ASEAN yang lebih maju. Seperti Singapura, Malaysia, atau Thailand?
Tanpa bermaksud menjadi pesimistis, Zona Ekonomi ASEAN nyatanya berpotensi menjadi ancaman bagi negara berkembang seperti Indonesia. Apalagi keterlibatan pemerintah dalam mendukung sektor usaha kecil dan peningkatan sumber daya manusia masih amat minim. Malah sebaliknya, selama ini pemerintah-baik pemerintah pusat maupun lokal-terkesan lebih berpihak kepada korporasi-korporasi asing. Maka, integrasi ASEAN dalam bidang ekonomi ini merupakan sebuah ancaman nyata apabila Indonesia tidak dapat memperbaiki diri dan meningkatkan daya saing sumber daya manusia dan produknya.


Bukan Kesimpulan:
 @pelautcintanisa@

ASEAN
Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November.
....................................................

Lapangan Kerja:
Lowongan kerja yang disediakan sebenarnya menyebar dalam artian tidak hanya pada satu bidang atau sektor saja. Lowongan kerja menyebar dibeberapa sektor lapangan pekerjaan yang ada. Lapangan pekerjaan, Menurut Sensus Penduduk 2000, adalah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan/ instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja. Lapangan pekerjaan ini dibagi dalam 10 golongan, terdiri dari 5 sub sektor pertanian dan 5 sektor lainnya, yaitu:
Sektor Pertanian :
Ø  Sub sektor Pertanian
Ø  Tanaman Pangan Sub Sektor Perkebunan
Ø  Sub Sektor Perikanan
Ø  Sub Sektor Peternakan
Ø  Sub Sektor Pertanian Lainnya
Ø  Sektor Industri Pengolahan
Ø  Sektor Perdagangan
Ø  Sektor Jasa
Ø  Sektor Angkutan
Ø  Sektor lainnya.

Dari masing-masing sektor lapangan pekerjaan itu tentu akan menyerap tenaga kerja.
Bagi yang sedikit kreatif tentu tidak hanya memiliki orientasi mencari kerja, namun bisa melihat potensi dan peluang dari berbagai sektor lapangan kerja untuk dijadikan peluang usaha.
.................................................

Pengangguran:
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
........................................................................

MSDM:
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll.

Unsur MSDM adalah manusia.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.  Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
................................................................................

Statistik (Data Pengangguran Tahun 2012)
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan bulan Mei 2012, menyatakan Tingkat  Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32 persen atau 7.61 juta orang.

Angka tersebut mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen dan TPT Februari 2011 sebesar 6,80 persen.

Rilis laporan BPS tersebut disampaikan secara langsung oleh Kepala BPS Suryamin di kantor BPS Jalan Dr. Sutomo, Jakarta, Senin (7/5). Data yang dirilis merupakan pendataan langsung dan hasil kompilasi produk administrasi pemerintah  oleh jajaran BPS di seluruh Indonesia.
Secara keseluruhan jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 112,8 juta orang, bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2011 sebesar 109,7 juta orang atau bertambah 1,5 juta orang dibanding keadaan Februari 2011.
Pendataan BPS mengklaim, keadaan ketenagakerjaan di Indonesia pada Februari 2012 menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlah penduduk bekerja dan penurunan tingkat pengangguran.

“Jumlah angkatan kerja pada Februari 2012 bertambah sebesar 3,0 juta orang dibanding keadaan Agustus 2011 dan bertambah 1,0 juta orang dibanding keadan Februari 2011,” demikian tertulis dalam laporan BPS.

Data BPS menjelaskan, penduduk yang bekerja pada Februari 2012 bertambah sebesar 3,1 juta orang dibanding keadaan Agustus 2011, dan bertambah 1,5 juta orang dibanding keadaan setahun yang lalu Februari 2011.

“Sementara jumlah penganggur pada Februari 2012 mengalami penurunan sekitar 90 ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2011, dan mengalami penurunan sebesar 510 ribu orang jika dibanding keadaan Februari 2011,” sebut laporan BPS. (bps/asr)


Daftar Pustaka:
.........................................ii..........................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar