Selasa, 19 Maret 2013

Senja Dalam Dekapan Ibu




Gratisan Musik


Judul Tulisan: Senja Dalam Dekapan Ibu
Kategori: Puisi (umum)
Penulis: Waode Emin
Sumber: Kompasian, 21/02/2013
@catatansenja/magrib/malambersamanisa









 ..........ii....
Menatap langit dalam gundahku, IBU menjelma dalam lembayung senja.
Kenangan tak juga pupus.
Sebuah lorong panjang kini memisahkan kita, dalam detik-detik waktu yang bernama keabadian.
Senyum mu masih kudapati di sana, di senja yang itu- itu juga.
Aku terkenang dulu, waktu tergagap mengenali awal kehidupan.
IBU, menuntunku dengan cinta yang terdalam, dengan kasih yang tak terkira.
Ketika kaki-kaki mungilku tak dapat lagi menjejak tanah dengan biasa, IBU akan tersenyum, membentangkan tanganmu menyambutku di pelukmu.
Dan waktu, selalu saja memisahkan kita. Bangku sekolah dan bangku kuliah membawaku jauh darimu
.Dan ketika ombak kehidupan menghantam dengan ganasnya, tanganmu tetap terentang merengkuhku
seperti waktu kecil dahulu.
Kini, IBU tak lagi ada. Keabadian memisahkan kita.
IBU meninggalkanku dalam dunia yang semakin absurd. Yang tak mengenal kata” kompromi”.
Semuanya tak lagi sama. Segalanya kini timpang.
Kemana hendak kucari? Ada yang bilang IBU di langit, dan ada yang bilang IBU di pelangi
.
Banyak yang ingin ku ceritakan, sesuatu hanya hanya bisa di bagi denganmu.
Namun tak lagi dapat ku jumpai sosokmu.
Tapi, aku tak menangis bu, karena aku tahu; kau ingin merentangkan tanganmu tapi tak kuasa.
Kamu pasti ingin aku, seperti waktu kecil dahulu, sewaktu belajar berjalan: Terjatuh lalu bangun, terjatuh
bangun lagi tanpa pernah merasa lelah
Mungkin Kamu ada di senja, bu. Aku merasakanya.
Kamu selalu suka senja. Penuh warna, katamu.
Entahlah, senja yang selalu kau tunggu membuatku selalu berduka.
Kamu sering menatapnya bu, mengaguminya.
Dan aku, selalu manatapnya ; dengan kepedihan yang tak terkira-kira, mencoba menemukan sosokmu.
IBU ada di senja yang mana? . Aku akan selalu mengenangmu bersama datangnya senja.


ii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar