Bagi entrepreneur yang bersemangat untuk maju, persiapan yang matang ialah sebuah unsur penting dalam memulai bisnis yang bisa mempertinggi peluang keberhasilan dalam pasar yang kian kompetitif.
Saat menyiapkan usaha baru, Anda harus menentukan apakah ada pasar yang bisa digarap di luar sana untuk barang/jasa yang hendak Anda jual, bedakan diri Anda dari pesaing dan kumpulkan pelanggan potensial sebanyak mungkin.
Berikut ialah kiat dari 3 entrepreneur andal tentang strategi untuk menyukseskan peluncuran bisnis baru berdasarkan pengalaman mereka seperti dilansir dari Entrepreneur.com:
Kiat 1 : Tempatkan diri Anda sebagai pakar
Di tahun 2004, Judy Katz menyadari bahwa setelah dua dekade memiliki perusahaan humas kecil bernama Katz Creative Inc. di New York, ia siap untuk menjalani impiannya di dunia ghostwriting.
Ia tetap menjalankan perusahaannya itu tetapi juga memulai berkomunikasi dengan intens dengan kelompok-kelompok lain seperti National Association of Women Business Owners jika ia bisa memberikan sebuah ceramah tentang ghostwriting di depan para anggotanya. Ia pun mulai mengadakan penelitian tentang topik yang dimaksud dan berbicara dengan para ghostwriter yang ia ketahui. Karena ia sudah terkenal sebagai pakar komunikasi, itu bukan hal yang terlalu sulit. “Saya sudah berbicara di berbagai tempat dan acara sehingga orang-orang akan menghubungi saya untuk berbicara tentang apa yang diperlukan untuk menulis sebuah buku,” kata Katz yang berusia 60-an.
Ia memberikan banyak sekali ceramah pada anggota kelompok tadi mengenai bagaimana menyewa jasa seorang ghostwriter. Ia menjelaskan proses perekrutannya, struktur biaya standar, dan bagaimana memublikasikan buku yang telah ditulis oleh ghostwriter bisa membantu meningkatkan perkembangan karir orang yang bersangkutan.
Ia menghabiskan sekitar 1000 dollar AS untuk biaya transportasi, dan dalam beberapa bulan saja, seorang eksekutif Wall Street bertanya kepadanya untuk menuliskan buku tentang biografinya. Sejak saat itu, ia telah menelurkan 24 buku sebagai ghostwriter dengan nilai bayaran sekitar 50.000 hingga 100.000 dollar AS per buku.
Kiat 2: Mengumpulkan umpan balik dengan landing page
Saat saudara ipar Rami Weiss tidak bisa menemukan informasi yang bisa diandalkan di dunia maya tentang fasilitas untuk para warga manula di Kota New Jersey, Weiss berpikir untuk memulai mendirikan sebuah jaringan online yang bermanfaat bagi manula. Namun sebelum terjun, Weiss yang berusia 31 tahun ini membuat sebuah landing page (laman di internet di mana orang bisa membaca informasi) yang memuat rencananya, topik yang disarankan dan meliputi formulir kontak yang memuat umpan balik. “Kami berbicara tentang mengapa kami berbeda dari yang lain di pasar ini,” kata Weiss.
Weiss kemudian memasang iklan pay-per-click di Google untuk lebih dari 100 istilah pencarian, seperti ‘perencanaan pensiun’ dan ‘perawatan untuk orang tua usia lanjut’ untuk menarik pengunjung. Ia membelanjakan sekitar 700 dollar AS untuk iklan dan landing page.
Dalam beberapa bulan saja, hampir 3.000 pengunjung situs memberikan umpan balik, yang meliputi saran untuk forum dan kolom online dengan nasihat ahli. Ia memutuskan untuk mengijinkan masuknya konten dari pihak ketiga seperti majalah nasional yang menulis tentang masalah-masalah perawatan manula.
Weiss membuat orang bergabung dengan membuat mereka merasa membutuhkan ‘gengsi’ sebagai bagian dari perkumpulan eksklusif dan bisa membantu meraih tujuan. Ia berkata mereka akan diberitahu tentang pembaruan situs dan diminta memberikan masukan tentang berbagai macam ide.
Akhirnya Boomerater.com diluncurkan tahun 2009 dan kini menerima 80 ribu hingga 100 ribu kunjungan per bulannya sementara ia menghasilkan pemasukan melalui fasilitas warga manula yang beriklan di situsnya.
Kiat 3: Berikan sampel gratis
Saat berada di Johannesburg, Afsel tahun 2005, Selena Cuffee mengunjungi sebuah festival yang menampilkan pembuat anggur di Soweto, sebuah wilayah kumuh dan miskin di Afsel. Hal itu memberikan Cuffe sebuah ide untuk mendirikan sebuah usaha yang bisa membantu para pembuat anggur Afrika menjual produknya di AS.
Ia menikmati anggur tersebut tetapi penasaran jika pakar anggur AS akan menerima. Sehingga Cuffe menghubungi toko anggur dan restoran di kota-kota besar AS termasuk Chicago dan Washington, D.C. Ia menjelaskan ide bisnisnya dan diminta untuk menjadi pemandu acara dalam acara mencicipi anggur. Cuffe juga menempatkan iklan di Craigslist untuk merekrut para penguji yang sesuai dengan segmen konsumen yang dibidik: manula, wanita dan warga Afro-Amerika.
“Orang mulai merespon dan kami bahkan harus menyusun sebuah daftar tunggu,” kata Cuffe yang meluncurkan Heritage Link Brands dengan suaminya di Los Angeles tahun 2007.
Ia memperkirakan dibutuhkan 3.000 dollar AS untuk menguji idenya itu, termasuk pengeluaran perjalanan, biaya iklan Craigslist, roti dan air untuk para pencicip. Ia bermalam di rumah teman jika memungkinkan untuk menekan pengeluaran. Saat diuji, anggur-anggur tersebut diberi nilai dari skala 1 hingga 10 untuk aspek rasa dan pengemasan. Cuffe hanya mengimpor anggur asing yang bisa melampaui nilai 8. akhirnya jenis anggur yang ia akan impor menjadi 3 jenis saja.
Heritage Link Brands kini mengimpor 10.000 peti berisi anggur Afrika ke AS setiap tahun yang dijual ke berbagai toko di seluruh penjuru Amerika. Perusahaan mengharapkan pemasukan sekitar 1 juta dollar AS di tahun 2011. (*/Akhlis)
Sumber:
www.ciputraentrepreneurship
Selasa, 06 September 2011 14:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar