Gratisan Musik
Bunyi apa itu ? Gemericik perlahan. Tampaknya suara air.
Aku bertanya, “Hei air darimana kau datang ?”.
“Aku dari langit”, jawabnya.
Aku bertanya lagi, “Siapa namamu ?”. “Hujan”, jawabnya singkat.
“Untuk apa kau jatuh dari langit, hujan ?”, tanyaku lagi.
“Sudah diam saja, perhatikan setiap rintikanku, dan kau akan tahu,” begitu jawabnya terhadapku.
Aku bingung dengan jawaban si Hujan. Keluar aku dari kotakku. Benar - benar kulihat dan kuperhatikan hujan. Tik tik tik… dia berbisik, “aku ini gerimis,”. Masih aku diam perhatikan hujan. tiba-tiba aku tertegun. mulutku bisu sementara, inginku bertanya tapi menolak mulutku untuk terbuka. Tertegun aku memandangi tetesan air dari langit yang gemericik itu.
Tik tik tik.. lama - lama makin kunikmati bunyi ini. Aku melihat sesuatu pada setiap tetesan hujan itu. Di setiap tetesnya membentuk sebuah pola. Oh itu raut wajahmu! tersenyum aku. Tak lagi aku tertegun.
Angin sejuk bertiup. Begitu menyejukkan. Damai dan bahagia. Melihat senyummu yang terangkai oleh rintikan air hujan. Kau tak hanya tersenyum. Lalu kau mulai berkata lewat gemericik hujan. “aku rindu!”, itu katamu lirih. Ini ternyata yang ingin disampaikan si Hujan. Terimakasih Hujan! Hujan sebelum kau pergi sampaikan pada kekasihku, aku juga rindu.
Perlahan gemericik pun berhenti. Pada tetesan terakhir, aku berkata, “sampaikan rinduku pada kekasihku,”. hujan pun berhenti, dia pergi. Mungkin ke tempat kekasihku. Untuk sampaikan rinduku. Dengan setiap tetesnya disana membentuk wajahku yang juga tersenyum padanya yang kurindu, kekasihku.
sumber:
kompasiana, Nikolas Nino, 20/02/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar