Kamis, 03 Juli 2014

Memahami Perbedaan Komponen atau Anatomi Pengetahuan dan Ilmu



Anatomi atau komponen ilmu dibangun dari realita alam semesta. Komponen komponen itu merupakan aspek dinamis dari perwujudan ilmu yang bersifat abstrak tetapi masih berlaku/bersifat umum (general). Komponen-komponen itu seolah-olah perkembangan dari alam konkrit (realita) sampai pada alam abstrak (ilmu). Komponen-komponen yang menjembatani adalah: fenomena, konsep, variabel, proposisi, fakta, dan teori. Penjelasan pada setiap komponen disajikan pada skema dibawah ini:

 

Alam Nyata (REALITA)
(Sebagai Pengetahuan)
FENOMENA
Adalah Kejadian atau gejala-gejala yang ditangkap oleh indera manusia dan dijadikan masalah karena belum diketahui (apa, mengapa, bagaimana) adanya
KONSEP
Adalah istilah atau symbol yang mengandung pengertian singkat dari fenomena atau abstraksi dari fenomena.
VARIABEL
Adalah variasi sifat, jumlah atau besaran yang mempunyai nilai kategorial (bertingkat) baik kualitatif maupun kuantitatif, sebagai hasil penelahaan mendasar dari konsep
PROPOSISI
Adalah kalimat ungkapan yang terdiri dari dua variable atau lebih yang menyatakan hubungan sebab akibat
FAKTA
Adalah proposisi yang telah teruji secara empiris (hubungan yang ditunjang oleh data empiris)
TEORI
Adalah jalinan fakta menurut kerangka bermakna (meaningfull construct)
Sebagai ilmu
ALAM ABSTRAKSI (general)



Uraian diatas memberi gambaran bahwa pengetahuan (knowledge) dengan ilmu (science) itu berangkai yang bersifat pengembangan (development). Hal ini sesuai dengan ungkapan bahwa ilmu adalah akumulasi dari pengetahuan yang tersusun secara sistematis, bersifat abstrak dan general serta universal yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena yang terjadi.

Dengan demikian maka anatomi pengetahuan dan ilmu itu, bersambungan. Dimulai dari realita yang bersifat konkrit, fenomena-fenomena (kejadian-kejadian tertentu dari realita), konsep, jumlah atau besaran yang bernilai kategorial), proposisi (kalimat atau ungkapan yang terdiri dari dua variabel atau lebih yang menyatakan kausalitas), fakta (proposisi-proposisi yang telah teruji secara empirik). Sampai pada teori (jalinan fakta yang meaningfull costruct) dari ilmu tertentu (abstrak, general dan universal).

Skema diatas, juga menggabarkan bahwa fenomena yang ditangkap oleh indera manusia dari alam nyata, diabstrasikan pada konsep-konsep (fenomena menyumbangkan ide, materi atau tenaga pada suatu kegiatan). Penelahaan mendasar dari konsep-konsep itu akan sampai pada variabel-variabel (yaitu: variasi, sifat, jumlah, atau besaran yang bernilai kategorial). Jika variabel-variabel (dua variabel atau lebih) digolongkan pada golongan penentu (determinant) dan golongan yang ditentukan (result), kemudian dihubungkan (korelasi atau relationship) terjalin ungkapan atau kalimat yang menyatakan hubungan sebab akibat: hal ini disebut proposisi. Proposisi itu merupakan kesimpulan penalaran pikiran yang tingkat kebenarannya masih bersifat sementara (hipotesis). Jika proposisi teruji (dengan data) secara empiris maka proposisi hipotesis itu menjadi fakta. Jalinan fakta dalam kerangka penuh arti atau makna (meaningfull construct) di sebut teori. Teori-teori inilah sebenarnya yang merupakan ilmu (sebab, ilmu memang penuh dengan teori-teori). Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa teori adalah seperangkat konsep-konsep dan/atau variabel-variabel dari suatu fenomena dan proposisi-proposisi yang berhubungan satu sama lain dan tersusun secara sistematis, bertujuan untuk menjelaskan atau menerangkan (explanation) dan meramalkan (predicition) ataupun mengendalikan (control) fenomena-fenomena itu. Secara singkat menerangkan bahwa teori-teori adalah ilmu yang bersifat general (berlaku umum) dan abstrak. (dari berbagai sumber)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar