Memahami Management Firm Infrastructur
Menciptakan infrastruktur organisasi adalah salah satu
peran SDM. Untuk mewujudkan peran ini dibutuhkan SDM
profesional yang dapat mendesain dan melaksanakan secara efisien proses Human Resource. Pembangunan tidak
dimulai dari modal ataupun kekayaan alam lainnya, tetapi dari orang-orang yang
dimilikinya. Tidak ada negara terbelakang (under
developed), yang ada hanya negara terbelakang dalam pengelolaan (under management). Pernyataan ini dikuti
dari seorang sosiolog E.F. Schumacher dan Peter Drucker. Dalam hal ini,
pengelolaan manusia terbaik merupakan suatu modal awal untuk membangun suatu
organisasi bisnis.
Manajemen Human Capital telah banyak diperbincangksn,
mulai dari buku, artikel, maupun melalui seminar. Adapun suatu gagasan yan
dikemukakan oleh Dave Ulrich dalam bukunya yang berjudul Human Resource Champion: The next Agenda for Adding Value and
Delivering Results (1997). Menurut Ulrich, ada empat peran human capital dalam membangun organisasi
yang kuat, meliputi:
- Management of Strategic Human Resource
- Management of Transformation and Change
- Management of Firm Infrastructure
- Management of Employee Contribution
Peran pertama. Management
of Firm Infrastructure berada pada kuadran proses dan operasional dengan
hasil yang diharapkan adalah infrastruktur yang efisien, sehat dan produktif.
Adapun kegiatan pokoknya adalah melakukan suatu rekayasa ulang untuk menuju ke
arah perbaikan organisasi. Proses organisasi sifatnya tidak statis, sejalan
dengan perubahan prilaku bisnis. Dalam membangun infrastruktur organisasi
diperlukan perkembangan teknologi yang menjadi peran utama dalam management of firm infrastructure.
Peran kedua. Management
of Employee Contribution merupakan suatu usaha untuk meningkatkan loyalitas
kemampuan karyawan. Loyalitas hubungan dengan motivasi dan etos, bukan sekedar
uang. Kemampuan ini berhubungan dengan keahlian, kecakapan, dan kecepatan dalam
merespon permasalahan. Meningkatkan kemampuan dapat dilakukan melalui
pelatihan, coaching dan mentoring. Human capital yang loyal
memiliki kemampuan untuk memberikan kontribusi, dimana seorang karyawan akan
merasa berperan dan dihargai apabila ia dapat memberikan kontribusi pada
perusahaan.
Peran ketiga. Management
of Strategic Human Resources yang membahas mengenai keselarasan antara
strategi manajemen human capital dan strategi bisnis secara keseluruhan, atau
antara penyesuaian visi human capital dengan visi organisasi bisnis. Peran
ketiga ini berada pada kuadran proses dan masa depan. Dengan demikian, Management of Strategic Human Resources membahas
mengenai suatu proses yang dijalani human capital dalam mengantisipasi
perusahaan di masa depan. Penyusunan Key
Result Area, proses promosi, dan proses assesment merupakan peran utama
proses ini.
Peran keempat. Management
of Transformation and Change. Peran ini tergolong sulit karena berhubungan
langsung dengan orang, strategi dan masa depan. Transformasi manajemen
merupakan suatu metodologi yang komprehensif dari program percepatan
pembaharuan organisasi. Desain utamanya adalah membawa organisasi kearah yang
lebih produktif dengan tingkat keuntungan yang tumbuh secara berkesinambungan.
Unsur saling percaya, komitmen, dan bekerja untuk menjadi
yang terbaik menjadi dominan untuk dijalankan. Saling percaya yang didasari
komitmen yang kuat dari seluruh jajaran organisasi akan mempermudah pencapaian
tujuan perusahaan. Adapun agenda yang perlu dilakukan adalah: perencanaan
pengembangan human capital yang komprehensif, bersifat proaktif dan jangka
panjang. Dan ukuran sukses investasi human capital sesuai dengan model sukses
bisnis yang telah disepakati.
Kajian SDM tentang management firm infrastructur merupakan efisiensi administrasi. Para profesional human resources menciptakan efisiensi
administrasi melalui dua cara:
- Menciptakan efisiensi dalam proses human resources, para profesional menciptakan proses human rosouces yang efisien dengan cara reengineering peran human resources.
- Meningkatkan efisiensi bisnis secara keseluruhan dengan cara hiring, training, dan rewarding para manajer yang dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi waste.
Metaphor dari pekerjaan infrastruktur perusahaan adalah
administrative expert. Para profesional harus bertindak sebagai adminstrasi
expert sehingga dapat mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu, meningkatkan
efisiensi, dan secara terus menerus menemukan cara-cara yang baru untuk bekerja
dengan lebih baik.
Untuk menjadi administrasi expert yang efektif, para
profesional HR membutuhkan aktivitas-aktivitas kepemimpinan untuk melakukan
reengineering proses-proses pekerjaan administrasi secara terus menerus. Pada
beberapa perusahaan, reengineering proses HR mengarah pada bentuk
organisasional HR yang baru yang disebut dengan shared services. Melalui
layanan administrative HR yang dibagi
antar divisi perusahaan berkaitan dengan pemeliharaan kualitas jasa bagi
pengguna-penggunanya (line managers,
employees, dan eksecutive).
Secara singkat dapat dijjelaskan bahwa manajemen firm
infrastruktur merupakan salah satu peran dari HR melalui aktivitas-aktivitas
kepemimpinan dalam melakukan reengineering proses-proses pekerjaan administrasi
secara terus menerus pada bentuk organisasional HR yang baru yang disebut share
services, yang mana layanan adminstrasi HR dibagi antar devisi perusahaan. Management of Firm Infrastrukture berada
pada kuadran proses dan operasional
dengan hasil yang diharapkan adalah infrastruktur yang efisien, sehat dan
produktif. Adapun kegiatan pokoknya adalah melakukan suatu rekayasa ulang untuk
menuju ke arah perbaikan organisasi. Proses organisasi sifatnya tidak statis,
sebab ia sejalan dengan perubahan perilaku bisnis. oleh sebab itu untuk membangun infrastruktur
organisasi diperlukan teknologi yang sangat berperan penting dalam management of firm infrasturcture. (jkwjk. salam dua jari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar