Senin, 07 Juli 2014

Mengenal Knower, Knowing, Knowledge Dalam Pegembangan Ilmu Pengetahuan



Mengenal Knower, Knowing, Knowledge
Dalam Pegembangan Ilmu Pengetahuan



Ilmu hanya Tuhan yang memiliki dan menciptakannya. Manusia hanya memohon kepada Tuhan untuk diberikan ilmu, mencari dan menemukan ilmu melalui suatu proses penelitian atau suatu kajian  ilmiah. Ilmu sebagai dasar peradaban manusia yang meliputi: ontologis, berkaitan dengan segala sesuatu yang bertalian dengan terbentuknya ilmu; epistimologis merupakan bagian yang menyangkut seluk beluk atau proses dari lahirnya suatu ilmu; ataupun secara aksiologis, menyangkut kegunaan dari ilmu tersebut. 

Pemahaman terhadap objek melalui proses ‘knower’, dalam hal ini manusia yang mempunyai kemampuan untuk mengetahui, dimana kemampuan tersebut dapat diketahui dengan adanya kemampuan kognitif, yaitu kemampuan untuk mengetahui (mengerti, memahami, dan menghayati)dan mengingat apa yang diketahui berlandaskan akal rasio dan bersifat netral. Dan adanya kemampuan afektif, yakni kemampuan merasakan dan bersifat tidak netral. Rasaa tersebut menyangkut cinta, keindahan, menghubungkan dengan sesuatu yang ghaib, serta sebagai sumber kreativitas/seni, dan menjadikan manusia bermoral. Serta adanya kemampuan konatif, yaitu kemampuan untuk mencapai apa yang dirasakan, daya dorong (karsa, kemauan, keinginan, hasrat) untuk mencapai atau mendekati atau menjauhi yang didiktekan oleh rasa. Knower merujuk pada kesadaran yang lebih dalam bagi berfungsinya ketiga kemampuan yang telah diungkapkan         

Pemahaman terhadap objek melalui proses ‘knowing’, merupakan suatu proses nalar atau proses berpikir yang dilakukan sebagai kesadaran sebagai landasan berfikir atau nalar. Yang dipikirkan manusia adalah segala sesuatu yang dapat diindera maupun yang tidak dapat diindera. Dalam hal ini, bahwa kemampuan manusia dalam berpikir atau bernalar dengan menggunakan indera adalah pengalaman (experience) yang epirikal (nyata). Sedangkan kemampuan manusia dalam berpikir dan bernalar dengan tidak menggunakan indera atau melihat secara langsung adalah dunia metafisik (dunia ghaib) yang transendental. Media nalar dalam hal ini adalah dengan menggunakan logika dan matematika yang melahirkan pemikiran ‘deduksi’ dan statistic yang dapat melahirkan pemikiran ‘induksi’. Namun yang perlu diingat bahwa bagi logika dan matematika, kebenaran itu adalah kebearan form bukan content, sebab itu disebut kebenaran kosong. Sedangkan media penalaran terhadap dunia metafisik adalah kitab suci yang menggambarkan tentang masa lalu, masa datang, dan masa di alam ghaib serta para makhluk ghaib.

Pemahaman terhadap objek melalui proses ‘knowledge’ merupakan pemahaman manusia yang berhubungan dengan kepercayaan yang dimiliki, baik berdasarkan atas animisme dan dinamisme, maupun kepercayaan terhadap agama/ajaran, ataupun kepercayaa yang timbuk dari hasil penelitian yang berdasarkan atas metode berfikir. Selain itu, proses knowledge adalah realibilitas dan solidaritas dari dunia eksternal yang kita ketahui melalui presepsi pengertian, pertaliannya dengan ingatan dan pengenalan dengan objek-objek yang sama. Knowledge juga juga menyangkut dunia eksternal, persepsi, memori analisa bahasa dan masalah komunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar