Sabtu, 05 Juli 2014

Globalisasi



Istilah globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985 dalam politik ekonomi, khususnya politik perdagangan bebas dan transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah revolusi elektronik dan disintegrasi negara-negara komunis. Revolusi elektronik melipatgandaakan akselerasi komunikasi, transparansi, produksi, dan informasi. Disintegrasi negara-negara komunis yang mengakhiri perang dingin memungkinkan kapitalisme barat menjadi satu-satunya kekuatan yang memangku hegemoni global. Itu sebabnya di bidang idiologi perdagangan dan ekonomi, globalisasi sering disebut sebagai dekolonisasi (oommen), rekolonisasi (Oliver, Balasuriya, Chandran), Neo-Kapitalisme (Menon), Neo-Liberalisme (Ramakrihnan). Sada menyebut globalisasi sebagai eksistensi Kapitalisme Euro-Amerika di dunia ketiga. 


Secara sederhana bisa dikatakan bahwa globalisasi terlihat ketika semua orang di dunia sudah memakai celana Levis dan sepatu Reebok, makan McDonald, minum Coca-Cola. Lebih esensial lagi, globalisasi nampak dalam bentuk Kapitalisme Global berimplementasi melalui program IMF, Bank Dunia, dan WTO. Lembaga ini pernah mendapatkan kritikan dari Dennis Kucinich, capres dari partai demokrat AS, sebab lembaga tersebut mencerminkan ketidakadilan global.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar