Berwirausaha Sambil Tetap Bekerja
Salah satu pilihan kita jika ingin membangun usaha tetapi belum 100% ingin meninggalkan tempat kita bekerja sekarang adalah dengan berwirausaha sambil tetap bekerja. Pilihan itu pula yang dijalani Asih, seorang Ibu muda dari Serang, Banten. Asih sekarang bekerja sebagai penyiar di RRI Banten.
Asih (Kanan), Pengusaha Cistik Sayuran Yang Masih Bekerja Sebagai Penyiar
Berawal dari keinginan untuk tetap bekerja dan tetap bisa mendampingi putri kecil di rumah, Asih berusaha untuk mencari peluang usaha yang bisa di kerjakan di rumah. Bagi Asih, memberikan yang terbaik untuk keluarga adalaah hal yang paling utama termasuk dengan memilih makanan yang tepat dan sehat.
Berawal dari cinta dengan keluarga inilah, melihat banyaknya makanan dan camilan yang mengandung bahan pewarna berbahaya, bahan pengawet kimia, yang tentu saja tidak sehat, membuat Asih termotivasi membuat camilan sehat tanpa bahan pewarna dan tanpa bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi seluruh anggota keluarga termasuk anak-anak. Di situlah Asih terpikir membuat Cistik berbahan sayuran.
Mulailah Asih di awal 2012 membangun bisnis dengan modal awal hanya 300 ribu rupiah. Mulailah ia mencoba membuat beragam variasi Cistik berbahan sayuran yang sehat. Dengan moto makanan ringan sehat inilah, ia mulai menawarkan kepada orang-orang yang dikenal secara dekat, dan juga sahabat-sahabatnya. Awalnya memang tidak mudah meyakinkan banyak orang, tetapi prinsipnya, jika ada kemauan pasti ada jalan, yang penting konsisten dengan apa yang kita mulai.
Bisnis ini mulai membesar dengan bantuan Facebook, Twitter, dan BBM. Melalui media sosial inilah, bisnis Cistik sayuran Asih berkembang pesat. Ditambah profesinya sebagai penyiar RRI Banten, memudahkannya untuk melakukan promosi dari hasil kenalannya dengan banyak kalangan.
Ditambah lagi, walaupun Asih terlahir di Bangka, tetapi Asih sangat mencintai Banten. Cintanya kepada Banten inilah yang mengantarnya mennjadi Duta Wisata Banten dan perwakilan Putri Banten untuk memperkenalkan Budaya Banten di luar daerah. Pengalaman yang berharga inilah yang membuat Asih mempunyai banyak jaringan, modal yang sangat berharga untuk mengembangkan bisnis.
Produk Cistik Sayuran Asih
Banyak tantangan yang harus dihadapi, salah satu yang paling krusial adalah pekerja yangg tidak dengan mudah dicari, dan memerlukan pengawasan langsung terus menerus. Mengelola pegawai dengan pendidikan yang terbatas mengharuskan kesabaran yang ekstra tinggi. Pengusaha dan bekerja saling membutuhkan, adalah bagaimana agar semua bisa berjalan beriringan sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing.
Permasalah lain adalah pengiriman. Pengiriman cistik sayuran ini tidak semudah mengirim baju. Kemasan dan pengepakan harus benar-benar rapih, dengan beberapa kemasan yang memang khusus untuk kue kering. Produk yang sering rusak inilah yang pada akhirnya mendapatkan keluahan dari konsumen. Asih menghadapi semuanya dengan tetap berpikir positif. Hingga sekarang, pengiriman yang dilakukan sudah ke beberapa daerah diantaranya: Cirebon, Lampung, Kalimantan, Bandung, Jakarta, Cileungsi, Batam, Riau, Tanggerang, dan beberapa daerah lain.
Banyak yang menawarkan produk cistik, tapi keunggulan yang Asih tawarkan adalah cistik yang ditambah dengan bahan sayuran yang sehat varian: bayam, brokoli, wortel, jagung, ubi ungu, pedas, original dengan kemasan: 100g, 250g, dan 500g. Menyikapi anak-anak yang kurang suka dengan sayuran, cistik sayuran ini mennjadi alternatif para orang tua untuk tetap memberikan asupan sayuran untuk anak dengan tampilan dan rasa yang mereka suka. Dikemas tanpa bahan pengawet dan tanpa pewarna membuat para ibu tidak perlu khawatir dan aman untuk menjadi bekal anak sekolah.
Asih berharap, semoga cistik sayuran ini bisa membuat keluarga indonesia beralih untuk pintar memilih camilan yang sehat dan berkualitas. Camilan sehat untuk keluarga yang sehat.
Pelajaran yang bisa di ambil. (1). Bekerja tidak menghalangi seseorang untuk mulai usaha, yang penting bisa membagi waktu dengan baik; (2). Buatlah produk yang unik, yang berbeda, dan dianggap penting oleh konsumen; (3). Membuat unsur pembeda yang kuat akan memudahkan konsumen dalam membeli produk. (4). Manfaatkan berbagai upaya untuk mempromosikan produk kepada konsumen. (Salam Man Jadda Wajda).
Pustaka:
Kompasiana, Akbar Zainudin, 6/Mei/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar