Kamis, 16 Oktober 2014

aku kupu-kupunya



Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin rugilah ia. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dibandingkan hari kemarin dialah yang beruntung (Muhammad SAW).

Siapa yang bersungguh-sunguh dalam proses pencarian, maka ia akan menemukan apa yang dicarinya.” (Thomas Aquinas).
*





Sejarah hidup kupu-kupu sebelum ia bersalin rupa menjadi elok dan cantik, ia telah melewati berbagai tahap kehidupan. Dulu, ia hanya seekor ulat yang buruk rupa, hidupnya merayap di dahan dan dedaunan, dan kalau tidak beruntung hidupnya berakhir di makan burung atau serangga pemangsanya.

Setelah matang menjalani kehidupan sebagai ulat, ia pun mencari tempat yang aman dan berubah menjadi kepompong. Badanya terbujur kaku menggantung di dahan dan dedaunan. Ia tak peduli walau siang hari panas terik menyengatnya, dan malam hari dingin menusuknya. Bahkan tak jarang hujan dan badai menerpanya. Ia tetap kokoh di tempatnya bersemedi untuk berubah menjadi diri yang baru, diri yang penuh pesona keindahan.

Beberapa waktu kemudian, akhirnya keluarlah ia dari kepompongnya menjadi diri yang sama sekali baru, indah memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik, jauh beda dari wujut semula. Dan kini ia telah mencari kuntum-kuntum bunga yang indah untuk menghisap sari bunga dan menebarkan telur-telur penerus kehidupannya.

Begitulah metamorfosis sang kupu-kupu: dari telur ia menetas menjadi ulat, dari ulat ia menempa di dalam kepompong, dan dari kepompong lalu lahirlah kupu-kupu yang indah menawan. Tahap kehidupannya ia jalani dari generasi ke generasi, tanpa ada satu tahap pun yang dapat ia lompati. Tak ada seekor kupu-kupu manapun yang langsung menetas dari telur, malainkan keluar dari kepompongnya.
 **
“apa yg tersaji dimeja, makanlah nak”!,..”... “setelah itu, belajar” ...”kurangi tidur siang” !....:) (ibuku).

***









Pustaka:



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar