(Salah Satu Cara Meningkatkan Nilai Ekspor Sulteng)
Produk komoditi ekspor yang dimiliki Provinsi Sulawesi
Tengah harus ditingkatkan nilai tambahnya, sehingga berdampak pada peningkatan
nilai ekspor daerah ini. Hal ini dibahas dalam workshop peningkatan nilai
tambah produk ekspor yang digelar Kementrian Perdagangan RI bekerjasama dengan
Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Kumperindag) di Hotel
Mercure, kemarin (13/8).
Workshop yang berlangsung sehari ini membahas soal
peningkatan nilai tambah buah kakao, salah satu komoditi andalan provinsi
Sulawesi Tengah. Karena itu workshop menghadirkan pembicara dari Direktorat
Ekspor Produk Pertanian dan Badan Pengkajian Kebijakan Perdagangan Luar Negeri.
Beberapa isu dibahas bersama para importir kakao di
Sulawesi Tengah serta pejabat dari instansi terkait yang menjadi peserta
workshop itu. Antara lain, peningkatan nilai tambah produk, kebijakan Dinas
Perkebunan Sulawesi Tengah dalam mendukung peningkatan nilai tambah produk
ekspor terkait hilirisasi, taktis pengembangan biji kakao menjadi kakao olahan,
strategi pengembangan ekspor melalui peningkatan nilai tambah dalam rangka
hilirisasi, dan kebijakan hilirisasi produk ekspor.
Kepala Dinas Kumperindag Sulteng H. Abubakar Almahdali,
SE.,Msi yang membuka workshop itu mengatakan kinerja ekspor nasional dalam tiga
tahun terakhir mengalami peningkatan. Kondisi yang sama terjadi pada nilai
ekspor Sulteng pada tahun 2011 nilai ekspor tercatat 386,33 juta US Dolar
Namun pada tahun 2012 nilai ekspor Sulteng 354,08 juta US
Dolar atau turun sebesar 8,35 persen. Tahun 2013 nilai ekspor kembali turun
menjadi 287,11 Juta US Dolar. Pada tahun 2014 periode Januari s/d Mei nilai ekspor Sulteng sebesar 47,51 Juta US
Dolar, dengan persentasi penurunan minus 61,73 persen dibanding periode yang
sama tahun lalu.
Menurut Abubakar penurunan nilai ekspor itu disebabkan
faktor eksternal dan internal. Faktor internal misalnya karena ada kebijakan
larangan ekspor rotan dan produk pertambangan. Sedangkan faktor eksternal
antara lain karena adanya gejolak politik diluar negeri sebagai negara tujuan
ekspor.
Abubakar mengatakan salah satu cara meningkatkan nilai
ekspor adalah bagaimana meningkatkan nilai tambah produk ekspor. “Tentunya diperlukan
upaya konkrit dan menyeluruh dengan memberdayakan berbagai potensi yang
dimiliki melalui identifikasi potensi ekspor, diversifikasi produk dan pasar
ekspor,” katanya.
Selain itu meningkatkan promosi ekspor dan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang berorientasi ekspor.
Kemudian memprioritaskan peningkatan peran industri kecil menengah yang
jumlahnya cukup besar dalam kegiatan perdagangan ekspor.
(Sumber Berita: Radar Sulteng, Kamis 14 Agustus, Hal
13-14).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar