Selasa, 19 Agustus 2014

Tingkatkan Nilai Tambah Komoditi Ekspor



(Salah Satu Cara Meningkatkan Nilai Ekspor Sulteng)

Produk komoditi ekspor yang dimiliki Provinsi Sulawesi Tengah harus ditingkatkan nilai tambahnya, sehingga berdampak pada peningkatan nilai ekspor daerah ini. Hal ini dibahas dalam workshop peningkatan nilai tambah produk ekspor yang digelar Kementrian Perdagangan RI bekerjasama dengan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Kumperindag) di Hotel Mercure, kemarin (13/8).

Workshop yang berlangsung sehari ini membahas soal peningkatan nilai tambah buah kakao, salah satu komoditi andalan provinsi Sulawesi Tengah. Karena itu workshop menghadirkan pembicara dari Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Badan Pengkajian Kebijakan Perdagangan Luar Negeri.

Beberapa isu dibahas bersama para importir kakao di Sulawesi Tengah serta pejabat dari instansi terkait yang menjadi peserta workshop itu. Antara lain, peningkatan nilai tambah produk, kebijakan Dinas Perkebunan Sulawesi Tengah dalam mendukung peningkatan nilai tambah produk ekspor terkait hilirisasi, taktis pengembangan biji kakao menjadi kakao olahan, strategi pengembangan ekspor melalui peningkatan nilai tambah dalam rangka hilirisasi, dan kebijakan hilirisasi produk ekspor.

Kepala Dinas Kumperindag Sulteng H. Abubakar Almahdali, SE.,Msi yang membuka workshop itu mengatakan kinerja ekspor nasional dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Kondisi yang sama terjadi pada nilai ekspor Sulteng pada tahun 2011 nilai ekspor tercatat 386,33 juta US Dolar

Namun pada tahun 2012 nilai ekspor Sulteng 354,08 juta US Dolar atau turun sebesar 8,35 persen. Tahun 2013 nilai ekspor kembali turun menjadi 287,11 Juta US Dolar. Pada tahun 2014 periode Januari s/d Mei  nilai ekspor Sulteng sebesar 47,51 Juta US Dolar, dengan persentasi penurunan minus 61,73 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Menurut Abubakar penurunan nilai ekspor itu disebabkan faktor eksternal dan internal. Faktor internal misalnya karena ada kebijakan larangan ekspor rotan dan produk pertambangan. Sedangkan faktor eksternal antara lain karena adanya gejolak politik diluar negeri sebagai negara tujuan ekspor.

Abubakar mengatakan salah satu cara meningkatkan nilai ekspor adalah bagaimana meningkatkan nilai tambah produk ekspor. “Tentunya diperlukan upaya konkrit dan menyeluruh dengan memberdayakan berbagai potensi yang dimiliki melalui identifikasi potensi ekspor, diversifikasi produk dan pasar ekspor,” katanya.

Selain itu meningkatkan promosi ekspor dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang berorientasi ekspor. Kemudian memprioritaskan peningkatan peran industri kecil menengah yang jumlahnya cukup besar dalam kegiatan perdagangan ekspor.

(Sumber Berita: Radar Sulteng, Kamis 14 Agustus, Hal 13-14).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar