Selasa, 19 Agustus 2014

Disperindagkop: Harga Komoditas Ekspor Sulteng Stabil



Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat harga sejumlah komoditas ekspor di daerah itu hingga saat ini relatif stabil dibanding sepekan sebelumnya.

"Harga komoditas ekspor masih sama seperti pekan lalu," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Sulteng, Toni Mohammad di Palu, Senin.

Ia menyebutkan harga kakao misalnya, tetap Rp32.000 per kilogram (kg), biji kopi robusta Rp27.000, kopra Rp7.200 dan cengkih Rp150.000 per kg.

Menurut dia, permintaan terhadap cengkih dan kakao cukup tinggi, namun stok yang ada di petani maupun pengumpul terbatas.

Rudi, seorang pengumpul hasil bumi di Palu mengatakan produksi kakao kali ini turun dibandingkan sebelumnya. Itu bisa dilihat dari jumlah petani yang datang menjual hasil panen kepada pedagang tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.

Padahal, kata Rudi, harga kakao sekarang ini terbilang paling tinggi selama beberapa tahun terakhir. Harga kakao pernah naik sampai Rp28.000 per kg pada 1998.

Tetapi sekarang ini, harga kakao di pasar lokal sudah mencapai Rp32.000 per kg atau tertinggi dibanding sebelumnya. Namun di saat harga naik, produksi petani yang kurang.

Ia mengungkapkan buah kakao banyak yang terserang hama. "Selain terserang hama, juga buahnya kurang," kata Rudi yang juga petani kakao.

Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan Sulteng yang masih diharapkan dapat menyumbangkan devisa bagi daerah itu.

Sebagian besar petani di Sulteng menggantungkan hidup mereka dari berkebun kakao dan komoditas pertanian.
(sumber berita: antarasulteng.com Senin, 26 Mei 2014 11:48 WIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar