Sulawesi
Tengah selama priode Januari-Mei 2014 meraup devisa dari ekspor sejumlah
komoditas ke berbagai negara tujuan sebesar 79,036 juta dolar AS.
"Jumlah
itu meningkat dibandingkan priode sama 2013 tercatat perolehan devisa hanya
47,966 juta dolar AS," kata Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Sulteng, Abdul Muin di Palu, Jumat.
Muin
menjelaskan devisa ekspor senilai itu diperoleh dari kakao, kelapa biji, arang
tempurung, batang kelapa, hasil kerajinan dari kayu hitam (ebony), tepung
kelapa, minyak goreng kelapa sawit, bahan bangunan kayu, dan bijih nikel.
Produk
ekspor minyak goreng kelapa sawit merupakan penyumbang devisa terbesar mencapai
44.843 juta dolar AS atau lebih dari setengah total devisa ekspor nonmigas
Sulteng.
Sementara
kakao yang merupakan komoditas ekspor unggulan Sulteng hingga pada posisi mei
2014 baru meraup devisa sebesar 200 dolar AS.
Dia
mengaku dalam kurun dua tahun terakhir ini, baik volume maupun perolehan devisa
ekspor Sulteng mengalami penurunan yang cukup tajam.
Pada
tahun 2013, realisasi perolehan devisa ekspor Sulteng tidak sampai 200 juta
dolar AS.
Padahal,
katanya pada tahun-tahun sebelumnya, eskpor nonmigas Sulteng marup devisa
hingga mencapai 300 juta dolar AS.
Menurut
dia, penurunan tersebut berkaitan dengan ada sejumlah produk yang sebelumnya
aktif diekspor ke berbagai negara, tetapi sekarang ini tidak lagi diekspor.
Sebagai
contoh, Sulteng tidak lagi mengekspor udang beku. Padahal permintaan pasar terhadap
produk ekspor tersebut cukup tinggi. Begitu Sulteng tidak pernah lagi ekspor
ikan.
Dahulu
kita pernah ekspor ikan lajang. Tetapi sekarang tidak lagi. Bahkan perusahaan-perusahaan
yang biasanya mengekspor udang beku dan ikan selama ini tidak lagi melaporkan
kegiatannya. "Kami sendiri tidak bisa menghubungi mereka karena sudah
pindah alamat," katanya.(skd) sumber berita: (antarasulteng.com Jumat,
8 Agustus 2014 10:10 WIB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar