Selasa, 19 Agustus 2014

Ekspor Sulteng Turun 25,1 Juta Dolar AS



Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan nilai ekspor Sulawesi Tengah selama Maret 2014 hanya 47 ribu dolar AS, turun 25,1 juta dolar AS atau 98,2 persen dibanding bulan sebelumnya.

Kepala BPS Sulawesi Tengah JB Priyono di Palu, Jumat, mengatakan turunnya nilai ekspor secara signifikan itu merupakan dampak dari larangan ekspor mineral dan batu bara (minerba) dalam bentuk bahan mentah oleh pemerintah sejak 12 Januari 2014.

"Mineral berupa bijih nikel itu selama ini merupakan komoditas ekspor utama Sulawesi Tengah yang jumlahnya mencapai 90 persen dari total ekspor," katanya.

Sejak pertengahan Januari hingga Maret 2014, Sulawesi Tengah tidak melakukan ekspor nikel sehingga turut mempengaruhi jumlah dan nilai devisa yang didapat.

Hal itu diperparah dengan nihilnya ekspor kakao pada Maret 2014 yang merupakan komoditas unggulan kedua setelah nikel.

Priyono mengatakan total nilai ekspor Sulawesi Tengah selama Januari hingga Maret 2014 tercatat 45,9 juta dolar AS atau turun 38 persen menjadi 28 juta dolar AS dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Selama Maret 2014, kelompok kayu dan barang dari kayu merupakan kelompok komoditi ekspor terbesar yaitu senilai 26 ribu dolar AS atau berperan 55,32 persen dari total nilai ekspor Sulawesi Tengah.

Kelompok komoditi penting lainnya adalah ikan dan udang senilai 17 ribu dolar AS dengan peranan sebesar 36,17 persen.

Selama Januari-Maret 2014, kelompok bahan bakar mineral masih merupakan kelompok komoditas ekspor paling dominan dengan nilai 20,67 juta dolar AS (45,05 persen), disusul bijih nikel senilai 19,34 juta dolar AS (42,15 persen), serta ikan dan udang senilai 4,63 juta dolar AS (10,09 persen).

Sementara itu, nilai ekspor kelompok komoditas lainnya masih di bawah 75 ribu dolar AS. (
sumbaer berita: antarasulteng.com Sabtu, 3 Mei 2014 08:23 WIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar