Leadership is vision, there is no more to say. Tak ada kata lain, kepemimpinan adalah visi. Demikian kata pakar manajemen modern Peter F. Drucker. Pemimpin juga meniupkan nafas yang menghidupkan dalam organisasi. Tak mudah untuk menjadi pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan jaman, tapi tentu saja bukan berarti tidak ada dan tidak bisa. Pertanyaannya adalah berapa kadar takaran kepemimpinan yang dimiliki.
Banyak yang mempunyai syahwat tinggi ingin menjadi pemimpin. Baik pemimpin politik, pemimpin birokrasi, pemimpin perusahaan, pemimpin lembaga pendidikan, pemimpin keagamaan, pemimpin perempuan, pemimpin kepemudaan, pemimpin organisasi paguyuban, bahkan untuk skala pemimpin informal tak jarang sering terjadi rebutan. Hampir setiap hari kita melihat ada musyawarah organisasi silih berganti, ada pelantikan pengurus baru yang kerap terjadi, ada promosi dan mutasi. Ironisnya tidak semua musyawarah organisasi, pelantikan pengurus atau mutasi dan promosi berjalan mulus.
Ada yang menimbulkan kegaduhan, kadang meningggalkan konflik bekepanjangan atau membentuk organisasi tandingan. Kasak- kusuk dan agitasi, melakukan serangan fajar dan serangan siang bolong, kampanye yang berlebih-lebihan, yang berjanji setinggi gunung dan macam-macam upaya dilakukan. Hanya untuk menjuju disatu titik merengkuh jabatan sebagai pemimpin.
Kenapa, menjadi pemimpin sangat obsesi atau mungkin ambisi banyak orang. Konon katanya setiap pemimpin akan melekat minimal tiga hal yaitu, kebanggaan, kehormatan dan fasilitas. Padahal orang bijak mengingatkan bahwa pemimpin itu kepercayaan, amanah dan tanggung jawab.
Terlepas dari kenapa banyak orang ingin menjadi pemimpin dan itu sah saja dan hak azasi setiap orang yang harus dihargai, yang terpenting adalah setiap pemimpin harus mampu memikul kepercayaan, amanah dan tanggung jawab. Karena hal itu menyangkut nasib banyak orang, hajat hidup orang banyak, kemaslahatan masa kini dan juga kepentingan generasi mendatang. Pimpinan yang memberi kepercayaan atau pemilih yang menghibahkan suaranya tentu menggantungkan banyak harapan kepada sang “pemimpin”.
Menjadi pemimpin dituntut tidak hanya mampu melaksanakan rutinitas organisasi tetapi juga harus mampu keluar dari kotak pandora yang mencerahkan melalui learning organization dan learning commitment. Mempunyai inovasi dan kreatifitas serta mampu membangkitkan harapan pengikut organisasi.
Tanggung jawab melayani, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, kemampuan menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam organisasi dan dampak sosial serta tanggung jawab terhadap generasi yang akan datang. Pemimpin yang mempunyai tanggung jawab yang tinggi akan melahirkan komitmen yang kokoh serta melahirkan ide-ide baru dengan visi jauh kedepan seperti dinasehati Drucker tersebut diatas.
Tak salah memang apa yang dikatakan orang bijak tadi. Manakala seorang pemimpin mampu mewujudkan kepemimpinannya dengan penuh kepercayaan, amanah dan tanggung jawab, maka tentu saja akan dihormati dan dibanggakan serta layak mendapat fasilitas karena kepemimpinannya. Atau sebaliknya karena tidak amanah dan tidak bertanggung jawab maka wajar jika kemudian pengikut organisasi bahkan masyarakat tidak menghormatinya apalagi membanggakan para pemimpin(***)
sumber:
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/01/02/kepemimpinan-adalah-visi-520854.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar