Gratisan Musik
Siapa di antara Sobat Kompasiana yang tidak pernah menangis. Menangis entah karena sedih, menangis karena bahagia, atau bisa jadi menangis karena perasaan lega.
Sobat,menangis bukan saja sebagai suatu pertanda bahwa kita sedang bersedih loh, namun banyak hal yang dapat menyebabkan kita menangis. Umumnya kita menangis karena dua sebab yaitu, karena perasaan kita yang tersentuh secara batin, dan juga menangis karena rasa yang real, misalnya menangis karena rasa sakit dikarenakan adanya luka fisik.
Terlepas dari hal di atas, masih banyak sebab orang menangis yang kadang tidak dapat digabungkan dengan nalar sehat. Misalnya kita menangis karena terlalu gembira atau menangis pada saat melakukan ibadah/do’a. Satu hal yang pasti, kadang menangis dan tertawa tidak dapat kita sangka kapan akan datang. Semua mengikuti apa yang sedang kita alami, kadang saat menghadapi suatu masalah kita harus menangis karena merasa terlalu berat menanggung beban.
Bagaimanapun, di saat sedih maupun senang kita wajib selalu mengingat yang maha Kuasa yang menciptakan segalanya. Yang membuat kita bisa menangis, yang membuat kita bisa merasakan cinta, sedih, sakit, gembira, dan sebagainya. Alangkah beruntungnya kita yang masih di karuniai rasa.
Oh ya, jika Sobat Kompasiana mengangkap tangisan tanda kelemahan itu, bisa jadi benar bisa jadi salah….ya tergantung sih dari perspektif mana Sobat Kompasiana memandang…..serta sebab apa yang menyebabkan Kalian menangis…he..he
Selanjutnya menyoal judul yang saya bawakan (ANTARA SERBA SERBI TANGISAN MANUSIA DAN TANGISAN RASULULLAH) mari kita menyimak suatu hal luar biasa yang dicontohkan Rasulullah Muhammad Shollahu’alaihi wa Sallam yang berkenaan dengan tangisan Beliau. Bagaimana Beliau menangis dan apa seba-sebabnya.
Sobat Kompasiana tahukah Kalian ternyata Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam juga pernah menangis, padahal dunia berada dalam genggamannya jika Beliau menghendaki. Dan Surga ada di hadapan Beliau, sementara beliau berada di tempat yang paling tinggi di dalamnya. Benar, Beliau memang sering menangis, sebagaimana tangisan seorang hamba ahli ibadah. Beliau menangis di dalam shalat tatkala bermunajat kepada Rabb Subhannahu wa Ta’ala . Beliau juga menangis ketika mendengarkan tilawah Al-Quran. Tangisan yang bersumber dari kelembutan hati dan ketulusan nurani serta dari ma’rifat keagungan Allah Subhannahu wa Ta’ala .
Kalau Sobat Kompasiana penasaran simak ya beberapa riwayat berikut:
Dari Mutharrif –yakni bin Abdillah bin Asy Syikhkhir- dari bapaknya –yakni Abdullah bin Asy Syikhkhir Radhiallaahuanhu -ia berkata: Aku datang menemui Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ketika beliau sedang shalat. Dari rongga dada beliau keluar suara seperti bunyi air yang tengah mendidih di dalam kuali, disebabkan tangis beliau.” (HR. Abu Daud)
Abdullah bin Mas’ud Radhiallaahu anhu menuturkan: “Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pernah berkata kepadaku: “Bacalah Al-Qur’an untukku” aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah aku yang harus membacanya, sedangkan Al-Qur’an itu diturunkan kepadamu?” beliau menimpali: “Aku lebih suka mendengarkannya dari orang lain.” Akupun membacakan surat An-Nisaa’ untuk beliau. Hingga telah sampai pada ayat: “Maka bagaimanakah (halnya orang-orang tidak beriman nanti), apabila kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (QS. An-Nisa: 41) Aku lihat air mata beliau menetes.” (HR. Al-Bukhari)
Cobalah perhatikan uban yang menghiasi rambut beliau. Jumlahnya lebih kurang delapan belas helai di kepala dan janggut beliau. Perhatikanlah Sobat dengan mata hati Kalian, dengarkanlah kisah uban putih tersebut dari penuturan Beliau. Abu Bakar Radhiallaahu ‘anhu pernah bertanya: “Wahai Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , sungguh Anda telah beruban.” Beliau pun menjawab: “Surat Hud, surat Al-Waqi’ah, surat Al-Mursalat, surat ‘Amma yatasaa`aluun dan surat Idzasy Syamsu kuwwirat telah menyebabkan aku beruban.” (HR. At-Tirmdzi)Subhanallah, sungguh tangisan Rasul ini bukan tangisan biasa. Tangisan berkualitas. Tangisan seorang insan yang berharap rahmat dari Tuhannya, tangisan karena takut dan harap pada Sang Pencipta.
Sebagai tambahan faidah untuk Sobat Kompasiana, sedikit nich saya kutipkan beberapa manfaat menangis yang sengaja saya parafrasakan dari beberapa sumber, mengenai manfaat menangis, simak ya:
Manfaat Pertama
Memberikan kesempatan untuk menyentuh emosi yang lebih dalam. Menangis akan membuat kita tahu sisi lain dari diri sendiri. Secara sadar, pembentukan pola pikir untuk menjadi lebih baik akan mudah terbentuk.
Manfaat Kedua
Manifestasi fisik yang disebabkan oleh emosi internal dan pikiran. Menangis juga merupakan tanda atau respon tubuh terhadap sesuatu dari luar. Ini bukanlah hal yang menyenangkan. Otak mengirimkan sinyal ke tubuh tak terhitung banyaknya, karena suatu alasan. Jadi, biarkan emosi kita keluar, melalui air mata.
Manfaat Ketiga
Menghapus racun. Dengan air mata, secara tidak langsung kita membersihkan debu beracun dan kotoran di mata. Menangis membuat emosi membaik.
Manfaat Keempat
menangis membantu pelepasan zat kimia stress dari tubuh kita, atau membuat kita merasa lebih baik, juga pertanda dari bayi atas masalah kesehatannya. (menurut ilmuwan masa lampau)
Manfaat Kelima
Pada bayi tangisan itu dapat melebarkan saluran pernafasannya, membuka dan memperkuat urat syaraf.
Manfaat Keenam
Membantu penglihatan. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
Manfaat Ketujuh
Air mata dapat membunuh bakteri. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.
Manfaat Kedelapan
Air mata juga menjadi sinyal kelemahan, sebuah strategi yang membuat orang lain menjadi lebih dekat dengan kita. Dengan menangis maka bias membangun hubungan pribadi yang lebih kuat dengan orang lain.
Manfaat Kesembilan
cara cerdas untuk melepaskan beban tubuh manusia yang dapat memberikan kenyamanan demi kesehatan psikis.
Demikanlah sedikit yang dapat saya di share semoga bermanfaat,……….
Wallahu’alam
Sumber Referensi
Ebook terjemahan : Sehari Di Kediaman Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
Terjemahan kitab Miftahu Daar Sa’adah, Ibnu Qayyim Al Jauziyah
http://edukasi.kompasiana.com/2012/11/25/antara-serba-serbi-tangisan-manusia-dan-tangisan-rasulullah-505803.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar