Sabtu, 16 Februari 2013

kopi kehidupan


 Saya adalah penikmat kopi … Dan setelah saya rasa dan pikir hidup ini memang seperti kopi meski ditambah gula sebanyak banyaknya tetap saja ada rasa pahitnya, kalau kata Habibie di film “Habibie dan Ainun”  hidup ini memang berat tapi indah, #jleb :) kalau gak indah semua orang udah pada kabur duluan ke akhirat, kenyataan kan gak ada yang mau pulang ke akhirat jadi kesimpulan hidup ini indah, kan gitu yah? tapi memang kebiasaan kita nih sebagai manusia, terutama saya, sering banget melihat cangkir kopi orang lain itu bangus banget kemudian saya membayangkan kopi orang itu lebih enak dari kopi yang saya minum, padahal bukan tidak mungkin kopi yang saya minum sama dengan kopi yang orang itu minum, atau bisa jadi kopi saya lebih enak, dasar manusia sukanya membandingkan miliknya dengan milik orang lain, padahal ilmu yang saya punya hanya sebatas pandangan mata #jreng :) 

Manusia diciptakan untuk saling melengkapi, selalu ada kata “kamu” yang menjadi bagian hidup manusia, iya dalam hidup saya dan hidup kamu. Entah itu “kamu” yg berupa pendamping hidup, kamu yg berupa sahabat atau kamu dalam arti lain yang intinya adalah mereka yg ada disekeliling saya. Karena mustahil manusia bisa hidup sendiri, di gua sekalipun pasti ada kamu.. kamu..

“Kamu” adalah kopi sedangkan “saya” adalah sebuah cangkir kosong. “Kamu” lah yang mengisi hari-hari saya dengan kehangatan di sebuah pagi yang berembun, menghangatkan dingin atau menemani malam yang sepi tanpa bulan sedang bintang hanya senyam tanpa cahaya.

Di hari-hari saya yang kosong, kamu hadir mengisi dua sisi hidup saya, perpaduan antara manis dan pahit. Ada dari kamu yang kadang membuat saya menjadi orang yang rasanya tak berguna, mereka menjatuhkan saya rasa pahit. Ada juga dari kamu yang begitu senang dengan saya, bahkan mencintai saya, selalu tersenyum dan memberi saya ruang untuk berbagi dan menunjukkan jati diri, kamulah yang membuat hidup saya jadi manis.

Pahit dan manis yang berkombinasi menjadi sebuah kenikmatan dalam hidup saya, seperti secangkir kopi hangat di pagi hari. Dan satu hal yang harus diingat adalah “kamu” tak akan selamanya ada di dekat saya. Kamu akan berganti. Datang dan pergi. Seperti manusia yang dihidupkan, kemudian dimatikan, seharusnya saya belajar dari sebuah gerbong kereta, yang selalu menanti kedatangan setiap kereta dengan senyum dan melepaskan setiap kereta pergi berlalu tanpa sesal dan airmata
Kesimpuan saya, hidup ini kan seperti Kopi Susu. Nikmat apalagi kalau diminum pagi hari lengkap dengan sepotong roti isi kacang, pahitnya menambah nikmat, manisnya melupakan si pahit, karena sejatinya hidup adalah campuran antara manis dan pahit, antara luka dan bahagia, dan sejatinya lagi kedua hal itu tak ada bedanya lagi jika ALLAH menjadi sandaran, menjadi cangkir, apapun isi kopinya jika cangkirnya indah, maka akan nikmat rasanya.

Coba perhatikan kopi susu, dia memang gak bening, tapi nikmat banget :) Ada rasa pahit dikit tapi justru rasa pahit itu yang menambah nikmatnya kopi susu, jika tanpa kopi hanya akan terasa manis susu, lalu dimana indahnya? dimana nikmatnya? Justru jarang ada orang mau minum kopi yang nggak terasa pahit sama sekali alias gulanya terlalu banyak. Gula memang manis, tapi ketika gula itu sedemikian banyak-nya ya bikin males juga minumnya.

Hidup memang ada kesulitan, tapi ketika saya menganggap kesulitan itu seperti pahitnya kopi di kopi susu, maka kesulitan akan mudah banget saya nikmati. Dan tahu gak roti panggang enaknya dimana? ditempat yang ada gosong2 dikit:)

Dan ALLAH begitu hebatnya menyiapkan porsi gula, kopi dan susu dlm hidup saya. Semua sesuai porsi saya, sesuai takaran kekuatan saya menikmati manis dan menyicipi getir kopi tak akan lebih dari kemampuan saya,  So, kita nikmati saja sajian ALLAH ini dengan penuh syukur. Karena siapa yang bersyukur atas karunia ALLAH maka akan ditambah nikmatnya :)  

Selamat minum kopi kehidupan :) 



Sumber:

Perempuan Di Kebun HIKMAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar