Sabtu, 16 Februari 2013

Danau Hijau di Sebuah Kebun

Senja itu gerimis menipis. Tiris membasahi kerudung merah mudaku. Kau mengatakan, bahwa ada kesempatan melihat Tuhan di sebuah kebun. Kau sudah memahami betul bagaimana ketertarikanku pada kejutan-kejutan sederhana, namun kali ini kupikir kau akan memberiku kejutan besar dengan melihat Tuhan di sebuah kebun. Aahh … Hujan gerimis tidak membuatku pesimis, aku percaya kau tidak membohongiku. Tuhan selalu muncul pada saat-saat emas, aku yakini itu, emas kali ini memecah kerinduan dalam tetes-tetes gerimis yang menetas di bumi .

Kau menuntunku. Tanpa kata-kata. Kita berdiam dalam emosi masing-masing. Mungkin kita sama-sama berada dalam ruang yang sama. Ruang sama yang kita tempati sejak tetes gerimis pertama menghujam kesejukan udara Bogor senja itu.
Kita sudah sampai pada sebuah danau hijau yang mempesona. Tuhan telah hadir di antara kita. Meretas realitas spiritual dalam ruang-ruang bathin kita. Aku menikmati sensasiNya. Kesejukan. Keindahan…
 
Dalam hening yang membuatku hanyut dalam renungan, kau bergumam pelan.
“Nurani, lihatlah bagaimana Tuhan memanjakan kita.”



Alam dan segala isinya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bahkan hujan turunpun bukan hanya demi dahaga kehausan saja namun juga untuk menumbuhkan benih-benih tetumbuhan dan buah-buahan yang mengenyangkan lapar manusiawi. Perhatikan bunga-bunga teratai itu, dan daun-daun lebar yang menjaga di sekelilingnya, mereka bersenandung, mendendangkan lagu kesunyian yang mendamaikan. 

Aku mengajakmu ke tempat ini, ingin membawamu pada kesunyian yang mendamaikan. Di mana tidak lagi kau temukan nyaring suara kegelisahanmu. Tuhan telah memanjakan manusia bahkan sebelum manusia diciptakan. Itulah mengapa kita menjadi makhluk manja yang mudah mengeluh. Keluh kesah menjadi makanan jiwa setiap hari. Meracuni rasa syukur, hingga kebahagiaan menjadi fatamorgana. Menutupi mata hati.

Bagaimana, apakah kau melihat Tuhan di kebun ini?


Sebelum berangkat ke tempat ini, aku menyempatkan diri membaca pesan dari Tuhan. Aku ingin kau menerima pesanNya juga…

*Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu
Yang memberatkan punggungmu
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu
,
Karena sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Q.S 94 : 1-6
______
Met Wiken kawan semuaaa :)
selamat menikmati pemanjaanNya…


sumber:
kompasiana, 17 February 2013 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar