Kamis, 07 Juli 2016

Energi Terbarukan dan Sensasi Rindu

Setiap individu memiliki cara untuk mengatasi 'sensasi rindu' yang tiba tiba bergejolak. Gejolak rindu pada siapa saja. Entah itu teman, sahabat, pacar, kekasih, ataupun orang yang paling berjasa dalam hidupnya. Ayah dan Ibu. 

Seorang wanita biasanya memiliki kedekatan dengan Ayahnya. Sebaliknya, lelaki memiliki kedekatan dengan Ibunya. Kedekatan secara emosional dalam ikatan kasih sayang dan perhatian. Sesuatu yang terjadi secara alami.  

Secara alami lelaki memiliki sifat dan kepribadian yang kaut. Watak yang keras. Sebaliknya, wanita memiliki sifat dan kepribadian yang lembut. Sesuatu yang sering terjadi dalam satu paket kehidupan keluarga. 

Ada ayah, ada Ibu, dan ada anak. Anak lelaki dan anak wanita.

Ketika seorang wanita kehilangan Ayah, Ataupun, anak lelaki kehilangan Ibu. Kehilangan dalam ketiadaan. Entah, berpisah karena perceraian, Atau pergi karena kematian. Maka, suasana keceriaan dalam keluarga menjadi berkurang. Kurang lengkap.

Untuk menutupi suasana yang kekurangan ini. Maka Tuhan menciptakan rindu. Rindu pada mereka. Rindu pada Ayah dan Ibu. Rindu yang memberi jawaban. Melalui Doa. 

Berharap dariNya. Berharap kenikmatan dari Tuhan tak pernah berkurang. Nikmat yang tetap terus ada. Nikmat  yang terus bertambah.  Terus hidup di ruang pikir. 

Ruang yang menggerakan dan menggairahkan cita-cita dan tujuan hidup. Cita-cita yang mereka titpkan  Cita-cita sederhana. Menjadi anak yang baik.

Anak yang berdoa untuk mereka. 
Untuk mereka yang pernah mencubit kaki dan tangan kita. Kita yang nakal. 
Untuk mereka yang pernah membelai pipi dan kepala kita. Kita yang sakit. 
Sakit di pelukan kasih sayang mereka. 

Di pelukan mereka
Di sensasi rindu
Di energi terbarukan.

Yang terus hidup

Di kehidupan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar