Minggu, 21 September 2014

Manajemen Pelayanan Kantin Kejujuran Berbasis Kewirausahaan



Pengantar
Guna mewujudkan pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang berkualitas maka peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) wajib dilakukan. Pemerintah Sulawesi Tengah melalui Dinas Pendidikan Daerah berupaya melaksanakan langkah kerja, dengan memfasilitasi: (1) pelaksanaan pembinaan dan peningkatan layananan pendidikan secara luas, adil dan merata; (2) peningkatan kualitas sarana prasaran pendidikan dan kebudayaan serta kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan; (3) peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang terampil berbasis keunggulan lokal daerah, dan; (4) peningkatan layanan pendidikan dan kebudayaan yang akuntabel.

Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam mengikuti arus perubahan. Perubahan akan menuntut organisasi pemerintah untuk bisa beradaptasi dengan tantangan yang ada. Sebuah organisasi terus menerus belajar, menerima masukan baru, dan memanfaatkan pengetahuan menjadi sebuah nilai tambah yang digunakan bagi perbaikan dan peningkatan kinerja organisasi.

Organisasi pendidikan/satuan pendidikan (sekolah) merupakan organisasi yang membuat proses pembelajaran agar menjadi berkualitas dalam rangka pencapaian kompetensi peserta didik. Proses pembelajaran yang baik dan benar akan menghasilkan peserta didik yang beraklaq mulia.

Oleh sebab itu, aspek yang terpenting pada kurikulum 2013, adalah meningkatkan nilai tambah peserta didik yang berbasis pada kompetensi dan karakter. Melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk komponen-komponen sistem pendidikan itu sendiri. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh dan seimbang, sesuai dengan standart kompetensi pada setiap jenjang pendidikan.

Kantin Kejujuran
Selanjutnya, secara konseptual kantin kejujuran, sebenarnya tak berbeda jauh dengan kantin pada umumnya yang menjual makanan kecil dan minuman. Hanya saja, kantin ini tidak memiliki penjual dan tidak dijaga. Di sana, hanya tersedia makanan, daftar harga, dan kotak untuk membayar dan mengambil uang kembalian. Ketika siswa jajan pun, mereka melayani diri sendiri dan membayar sesuai harga yang tertera. Kalaupun ada kembalian, mereka dituntut mengambil uang yang seharusnya.
                
Kantin Kejujuran diprogramkan khusus untuk anak sekolah adalah suatu cara pembentukan karakter jujur sejak dini dan diharapkan akan menjadi generasi yang mempunyai rasa malu untuk berbuat salah/ curang.

Kantin Kejujuran dan Kewirausahaan
sampai saat ini konsep kewirausahaan terus berkembang. Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptkakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya.

Kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan. Dengan demikian antara pendidikan dan kewirausahaan merupakan suatu konsep yang dapat diimplementasikan secara terpadu dengan keg siatan-kegiatan pendidikan/pembelajaran di sekolah.

Oleh sebab itu, kantin kejujuran yang pelaksanaannya dikelola secara bersama, oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), peserta didik sebagai komunitas di sektor pendidikan, merupakan “tantangan” pembelajaran, yang secara nyata (kontekstual) membutuhkan tatakelola (manajemen) sehingga dapat menjadikan/menghasilkan peserta didik yang berkompeten secara akademik dan berkarakter wirausaha, dari para kepsek/pendidik yg profesional dan juga berkarakter. Semoga
(catatan kecil: sosialisasi kantin kejujuran pada satuan pendidikan di Sulawesi Tengah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar