Kamis, 04 September 2014

Kabupaten Diminta Paparkan Strategi Komoditas Unggulan



Hari Ini Kembali Digelar Diskusi Periodik Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng

Palu- Kamis hari ini, bertempat di ballroom Palu Golden Hotel, Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, kembali menghelat diskusi rutin yang digelar secara periodik. Selain diskusi, juga akan digelar Forum Group Discussion (FGD), dengan seluruh wakil dari Kabupaten dan Kota se-Sulteng.
Dalam FGD yang akan digelar setelah diskusi, seluruh Kabupaten dan Kota, diminta untuk memaparkan strategi rencana pengembangan komoditas unggulan. FGD akan dipandu akademisi dari Untad.

“Hasil FGD, akan kita jadikan rekomendasi, untuk disampaikan ke Gubernur, DPRD, Bupati, Wali Kota hingga ke pemerintah pusat,” kata Kepala Sub Bagian Perencanaan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Saldyansyah Efendi Spi MP.

Mengenai diskusi yang akan dimulakan usai makan siang, menurut Saldyansyah, yang juga penaggungjawab kegiatan, salah satu tujuannya, adalah untuk mendorong, adanya investasi untuk mengembangkan komoditas agribisnis kelautan dan perikannan.

Ada beberapa narasumber dari kementrian Kelautan dan kelautan yang telah terkonfirmasi, siap untuk hadir dan memberikan paparannya. Salah satunya, pejabat eselon I yakni Dirjen Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) di lingkungan Kementrian Kelautan dan Perikanan, Ir Saut P Hutagalung Msc,. Panitian belum mendapatkan konfirmasi, soal pengganti Dirjen Budidaya, yang rencananya akan diwakili Drektur Produksi Dr Ir Coco Kokarkin. Selain narasumber pusat, Kepala Dinas Kelautan Perikanan Sulteng. Dr. Ir. Hasanudin Atjo MP, juga akan menjadi pemmbahas, yang akan memaparkan Regulasi dan Intervensi Pemerintah dalam Pengembangan Agribisnis dan Kelautan.

Kandidat doctor Ilmu-ilmu pertanian ini, mengungkapkan, bahwa diskusi yang secara rutin digelar tersebut, memiliki beberapa latar belakang. Di antaranya, bahwa pengembangan komoditas agribisnis kelautan dan perikanan yang berlangsung saat ini, dinilai belum menunjukan sinergisitas antara hulu dan hilir (on farm dan off farm).

Hal ini, terlihat dari masih banyaknya permasalahan, terutama pada beberapa sektor. Yakni, penyiapan bahan baku, ketersediaan teknologi, serta pengelolaan bisnis yang menyangkut pengaruh pasar global, analisis harga, akses finansial, keterlibatan para pemasok (supplier) serta pertimbangan lingkungan.

“Sementara di sisi lain, pengelolaan komoditas pada dasarnya merupakan sinergi antar subsistem, mulai proses produksi, logistik termasuk di distribusi barang, serta pengelolahan dan pemasaran. Penyelesaian pendekatan permasalahan tersebut memerlukan strategi yang komprehensif dan terintegrasi. Baik pada tingakatan perencanaan, maupun implementasi yang melibatkan semua stakeholders dalam sebuah skema pengelolaan rantai supplay Chain Management),” katanya.

Sementara kegiatan FGD mala mini, menurutnya memiliki tujuan, sasaran dan keluaran. Tujuannya, untuk mengetahui hal-hal penghambat pengembangan komoditas agribisnis kelautan dan perikanan. Sedangkan sasarannya, untuk melakukan analisis komprehensif, pengelolaan rantai pasok komoditas kelautan dan perikanan. Untuk lingkup kegiatan, FGD pengembangan komoditas agrobisnis kelautan dan perikanan, kemudian pengembangan sistem produksi dan logistik dalam meningkatkan daya saing komoditas kelautan dan perikanan.

“Yang terkahir, regulasi dan intervensi pemerintah dalam peningkatan daya saing komoditas kelautan dan perikanan,” demikian Saldy.

Sumber: Radar Sulteng Kamis, 4 September 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar