Minggu, 02 Maret 2014

catatan



Manajemen
Inovasi dan Nilai Jual Individu 
Kompasiana Opini  24 February 2014 



Perkembangan zaman menuntut individu agar menjadi manusia inovatif dan mampu menciptakan perubahan. Dalam dunia kerja, perusahaan cenderung mencari kandidat berdasarkan kompetensi. Pola feodalisme zaman orde baru tentang senioritas agaknya bergeser menjadi pola kualifikasi. Mengkualifikasikan karyawan berdasarkan kompetensi. Kompetensi dinilai berdasarkan latar belakang pendidikan, keahlian, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki. Disinilah letak inovasi sebagai bahan bahan bakar peningkatan kemampuan dan keahlian berperan.

Sebuah perusahaan akan lebih cepat berkembang apabila memberikan kesempatan bagi seluruh karyawannya untuk meningkatkan kompetensi dan berinovasi. Eileen Rahman dalam tulisannya yang berjudul “Pemimpin, Pawang Inovasi” mengatakan bahwa inovasi perlu menjadi akuntabilitas semua orang dalam sebuah organisasi. Hanya kondisi inilah yang bisa membuat perusahaan tetap muda. Berbanding lurus dengan nilai jual. Nilai jual seorang individu meningkat seiring dengan ide-ide yang ditelurkannya. Jika inovasi dahulu hanya dianggap akan dikeluarkan oleh sekolompok orang pada level jabatan tertentu, berbeda dengan sekarang.

Dampak positifnya perusahaan menjadi lebih cepat berkembang seiring dengan inovasi yang dihasilkan dan karyawan memiliki nilai jual lebih tinggi dan merupakan asset penting bagi perusahaan.


Perusahaan penyedia jasa layanan internet Google, menempati urutan #1 (dari 100) perusahaan terbaik untuk bekerja yang dinobatkan oleh Fortune Magazine pada Januari 2007. Hal ini dikarenakan oleh budaya kerja 80/20, perusahaan yang berkantor di California - Amerika Serikat itu.

Apa itu 80/20? 80/20 adalah pembagian waktu. 80% waktu kita untuk melakukan main job atau tugas utama kita sesuai dengan deskripsi pekerjaan, 20% waktu kita bisa digunakan untuk melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat kita. Faktanya ide-ide inovatif justru lahir disaat waktu 20% itu sedang digunakan, seperti ide doodle goggle, adanya gmail, gtalk dan lain sebagainya.

Mengapa demikian? Otak manusia mampu menelurkan ide-ide kreatif disaat sedang santai, rileks dan bahagia. Rasa bahagia yang ditimbulkan mampu menghasilkan sebuah pemikiran kreatif (out of the box)

Perusahaan-perusahaan besar saat ini biasanya mencari generasi muda karena dianggap mampu menelurkan dan menghasilkan buah karya inovatif dan kreatif. Tengoklah Sampoerna Foundation yang memberikan beasiswa kepada pengusaha-pengusaha muda, Djarum Black Inovation Award apresiasi terhadap inovasi karya anak bangsa, Danone Aqua mengadakan Aqua Danone Nations Cup sebagai ajang pencarian bakat sepakbola di tingkat SD dan SSB (Sekolah Sepak Bola). Betapa perusahaan besar mencari talenta muda yang dianggap mampu memberikan inovasi positif.

Helmy Yahya pernah dinobatkan sebagai ‘The Creator’, atas prestasinya menciptakan ratusan kuis dari hasil pemikirannya. Di era tahun 2007 kita bisa melihat stasiun Tv penuh dengan acara reality show dan quiz hasil pemikiran Helmy Yahya. Kala itu nama Helmy Yahya begitu naik daun. Sebuah contoh selama Anda menciptakan inovasi, Anda akan dicari. Ia bahkan mengatakan di seminarnya bahwa, “kreatif itu adalah suatu keharusan!”

Sebuah kalimat inspiratif terlontar kala saya mewawancara seorang manager muda. Latar belakang pendidikannya hanya lulusan SMA. Terinspirasi dari film James Bond yang ditontonnya, ‘perbedaan orang sukses dan orang gila hanya terletak di hasil.’

Orang sukses berani mewujudkan ide kreatif dan membuat hasil dari gagasannya. Gagasan Anda akan selamanya menjadi sebuah angan jika Anda tidak pernah berusaha mewujudkannya.

Jika Anda merasa inovasi hanya dimiliki oleh orang-orang bertalenta, tapi tidak dengan diri Anda. Jangan salah! Anda adalah mahluk inovatif. Andalah si kreatif tersebut. Tidak percaya? Coba bayangkan ide-ide Anda, tulis dalam secarik kertas, buatlah konsep matang dan bicarakan pada atasan. Mari kita lihat hasilnya!**
(Ilustrasi : http://us.123rf.com)

Sumber:
Kompasiana Opini  24 February 2014 |
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar