Sabtu, 21 September 2013

Pengantar Manajemen (20)


Perkembangan Ilmu Manajemen
Tiga Kelompok Pemikiran Dalam Ilmu Manajemen
Kelompok Pertama: Perspektif Manajemen Klasik.
Kelompok Manajemen Administrasi. Berbeda dengan kelompok manajemen ilmiah yang memiliki pandangan bahwa peningkatan produktivitas organisasi dapat dicapai ketika produktivitas individu ditingkatkan, kelompok manajemen administrasi melihat bahwa perubahan produktivitas tersebut harus dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah organisasi. Perubahan produktivitas pekerja secara individual, menurut kelompok ini, tak akan berarti apa-apa jika faktor-faktor lain dalam organisasi secara keseluruhan tidak juga diperhatikan dan dilakukan perubahan. Diantara kontributor kelompok ini adalah Henry Fayol (1842-1925), Lyndall Urwick (1891-1983), dan Max Weber (1864-1920).

Henry Fayol, seorang industrialis Perancis, sesungguhnya merupakan kontributor utama dalam kelompok ini.menariknya, dia tidak dikenal oleh para pebisnis dan praktisi manajemen selama hidupnya hingga bukunya yang berjudul General and Industrial Management diterjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun 1930. Berdasarkan pengalamannya, manajemen sangat memerlukan proses proses pengarahan yang dilakukan secara sistematis di antara pekerja dan manajer agar produktivitas organisasi secara keseluruhan meningkat. Jadi, tak hanya produktivitas individu saja yang diubah, tetapi juga produktivitas antarindividu, antarpekerja, dan termasuk juga antarmanajer. Selain kontribusinya tersebut, Fayol juga termasuk tokoh pertama yang memperkenalkan kegiatan-kegiatan operasional dari sebuah perusahaan, yaitu kegiatan teknis, kegiatan komersial, kegiatan keuangan, kegiatan keamanan, kegiatan akutansi dan kegiatan manajerial. Adapun kegiatan manajerial yang dimaksud adalah kegiatan yang terdiri dari fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (directing atau leading), pengordinasian (coordinating), serta pengawasan dan pengendalian (controlling). Fayol menyakini bahwa keseluruhan fungsi manajemen ini merupakan inti dari kegiatan manajemen. Jika kita perhatikan pula, hampir seluruh buku-buku manajemen, sebagaimana keyakinannya, selalu memasukan fungsi-fungsi manajemen sebagai sebagai inti dari kegiatan manajemen dan merupakan kegiatan utama yang terkait dengan tugas seorang manajer . secara gambar, fungsi-fungsi manajemen yang dikenalkan oleh Fayol ini sebagaimana diilustrasikan dalam gambar, sebagai berikut:

Secara lebih rinci, untuk dapat menjalankan keseluruhan fungsi-fungsi manajemen tersebut, maka Fayol memperkenalkan 14 prinsip yang mesti dijalankan agar keseluruhan fungsi manajemen dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara lebih efektif dan efisien. Keempat belas prinsip tersebut, yaitu:
1.      Pembagian kerja – yaitu adanya sepsialisasi akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
2.      Wewenang – yaitu adanya hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
3.      Disiplin – harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan organisasi.
4.      Kesatuan perintah – bahwa setiap pekerja hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari seorang atasan.
5.      Kesatuan pengarahan – kegiatan operasional dalam organisasi yang memiliki tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6.      Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum – kepentingan perseorangan harus diupayakan agar senantiasa di bawah kepentingan organisasi. Artinya perintah harus didahulukan untuk kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
7.      Balas jasa – kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik bagi karyawan maupun pemilik.
8.      Sentralisasi – adanya keseimbangan antara pendekatan sentralisasi dengan desentralisasi.
9.      Garis wewenang (scalar system) – adanya garis wewenang dan perintah yang jelas.
10.  Order – sumber daya organisasi termasuk sumber daya manusianya, harus ada pada waktu dan tempat yang tepat. Penempatan orang-orang harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dikerjakan.
11.  Keadilan – perlakuan dalam organisasi harus sama dan tanpa ada diskriminasi.
12.  Stabilitasi staf dalam organisasi – perlu adanya kestabilan dalam menjalankan organisasi, tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
13.  Inisiatif – setiap pekerja harus diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya dan diberi kebebasan untuk merencanakan dan menjalankan tugasnya secara kreatif walaupun memungkinkan terjadi kesalahan.
14.  Espirit de corps (semangat korps) – prinsip ini menekankan bahwa pada dasarnya kesatuan adalah sebuah kekuatan. Pelaksanaan operasional organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan, dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat korps/kebersamaan.

Selain Fayol, Lyndall Urwick juga menekankan pentingnya fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan organisasi. Setelah menyelesaikan kariernya sebagai kepala angkatan bersenjata di Inggris, Urwick lebih dikenal sebagai ahli dan konsultan manajemen. Dia melakukan integrasi atau penggabungan teori manajemen ilmiah sebagaimana dikenalkan oleh Taylor dan pasangan Gilberth dengan apa yang telah dikenalkan oleh Fayol. Di antara kontribusinya adalah lahirnya semacam panduan atau guidelines bagi pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi. Namun demikian, Urwick lebih dikenal sebagai seorang yang mampu menggabungkan teori-teori dari kelompok-kelompok manajemen terdahulu daripada kontribusinya mengenai fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi.

Sekalipun Max Webwr hidup sezaman dengan Fayol dan Urwick, namun kontribusinya dalam teori manajemen baru dikenali setelah tahun 1947, di mana karyanya di terjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun tersebut. Weber, seorang ahli sosiologi dari Jerman, memberikan kontribusi mengenai pentingnya birokrasi dan prosedur dalam kegiatan manajemen. Birokrasi dan prosedur merupakan salah satu kegiatan manajemen yang harus dilakukan agar keseluruhan organisasi bisa dijalankan dengan lancar dan mencapai tujuannya. Birokrasi juga merupakan alat untuk mengintegrasikan keseluruhan struktur dalam sebuah organisasi sehingga antara satu sama lainnya dapat berjalan ke arah tujuan yang sama sehingga organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Kesimpulan Perspektif Manajemen Klasik. Perspektif manajemen klasik yang terdiri daari kelompok manajemen ilmiah dan administrasi telah memberikan kontribusi berharga bagi dunia manajemen, dan memberikan dasar-dasar bagi pengembangan teori manajemen selanjutnya.

Di antara kontribusi yang berharga adalah mengenai spesialisasi pekerjaan, studi mengenai masa dan beban kerja, dan metode ilmiah mengenai kegiatan manajemen yang secara ringkas terepresentasikan melalui apa yang kita kenal sebagai fungsi-fungsi manajemen. Prosedur dan birokrasi juga termasuk kontribusi berharga dari kelompok manajemen klasik ini.

Akan tetapi, harus di akui salah satu kelemahan perspektif dari kelompok ini adalah bahwa mereka kurang memerhatikan aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek penting dalam organisasi. Aspek manusia yang tidak hanya dilihat dari faktor pemberian upah atau insentif, akan tetapi dari karakteristik kemanusiaan secara lebih menyeluruh, di mana manusia memiliki kebutuhan, motif, tujuan, dan perilaku yang berbeda-beda antara satu dengan lainya.
.......
Pustaka:
Ernie dan Kurniawan (2009), Pengantar Manajemen, Kencana Perdana Media Group, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar