Minggu, 06 Oktober 2013

FILSAFAT ILMU dan METODOLOGI PENELITIAN (23)


BERRFILSAFAT DAN BERPIKIR FILSAFATI
Berfilsafat
Sejarah kefilsafatan di kalangan filsuf menjelaskan tentang tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu kekaguman atau keheranan, keraguan, atau kegengsian, dan kesadaran akan keterbatasan. Plato mengatakan: ‘Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan kepada kita untuk menyelidiki. Dan dari penyelidikan ini berasal filsafat’.

Agustinus dan Descartes memulai berfilsafat dari keraguan atau kesangsian. Manusia heran, tetapi kemudian ragu-ragu, apakah ia tidak ditipu oleh pancaindranya yang sedang heran? Rasa heran dan meragukan ini mendorong manusia untuk berpikir lebih mendalam, menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan kebenaran yang hakiki. Berpikir secara, menyeluruh, dan kritis inilah yang kemudian disebut berfilsafat.

Berfilsafat dapat juga bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia. Berfilsafat kadang-kadang dimulai apabila manusia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah, terutama dalam menghadapi kejadian-kejadian alam. Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi manusia mulai berfilsafat. Ia akan memikirkan bahwa di luar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas yang bahan kemajuan untuk menemukan kebenaran hakiki.

Berdasarkan pengetahuannya, terdapat beberapa jenis manusia dalam kehidupan ini, sebagaimana dipantunkan seorang filsuf:
Untuk mnedapatkan pengetahuan yang benar, maka ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah pula apa yang kau tidak tahu, lanjut filsuf tersebut.

Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu. Kepastian dimulai dari rasa ragu-ragu. Filsafat dimulai dari rasa ingin tahu dan keragu-raguan. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang belum diketahui. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kesemestaan yang seakan tidak terbatas ini. Berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah dijangkau.

Ilmu merupakan pengetahuan yang kita geluti sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti keterus-terangan pada diri sendiri: apakah sebenarnya yang kita ketahui tentang ilmu itu? Apakah ciri-ciri yang hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lain yang bukan ilmu? Bagaimana mengetahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar? Kriteria apa yang dipakai dalam menentukan kebenaran secara ilmiah? Mengapa ilmu mesti dipelajari? Apa kegunaan ilmu yang sebenarnya? Berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah diketahui: Apakah ilmu telah mencakup segenap pengetahuan yang seyogyanya diketahui dalam hidup ini? Di batas manakah ilmu mulai dan dibatas manakah dia berhenti? Kemanakah kita harus berpaling di batas ketidak-tahuan ini? Apakah kelebihan dan kekurangan ilmu?

Pengertian filsafat menurut arti kata, terdiri atas kata philein yang artinya cinta dan sophia yang artinya kebijaksanaan. Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Cinta artinya hasrat yang besar, atau yang berkobar-kobar, atau yang sungguh-sungguh. Kebijkasanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Jadi filsafat artinya hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati. Pengertian umum filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat. Ilmu pengetahuan tentang hakikat menanyakan apa hakikat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu. Dengan cara ini, jawaban yang akan diberikan berupa kebenaran yang hakiki. Ini sesuai dengan arti filsafat menurut kata-katanya. Sementara itu pengertian khusus filsafat telah mengalami perkembangan yang cukup lama dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks sehingga menimbulkan berbagai pendapat tentang arti filsafat dengan kekhususan masing-masing. Berbagai pendapat pendapat khusus tentang filsafat antara lain:

 
Aliran-aliran tersebut mempunyai kehususan masing-masing, menekankan kepada sesuatu yang dianggap merupakan inti dan harus diberi teempat yang tinggi, misalnya ketenangan, kesalehan, kebendaan, akal, dan idea.

Dari beberapa pendapat tersebut, pengertian filsafat dapat dirangkum menjadi seperti berikut:
Ø  Filsafat adalah hasil pikiran manusia yang kritis dan dinyatakan dalam bentuk yang sistematis.
Ø  Filsafat adalah refleksi pikiran manusia yang paling dalam.
Ø  Filsafat adalah refleksi lebih lanjut daripada ilmu pengetahuan atau pendalaman lebih lanjut ilmu pengetahuan
Ø  Filsafat adalah hasil analisis dan abstraksi.
Ø  Filsafat adalah pandangan hidup.
Ø  Filsafat adalah hasil perenungan jiwa manusia yang mendalam, mendasar, dan menyeluruh.

Dari rangukuman tersebut dapatlah dikemukakan bahwa ciri-ciri berfilsafat antara lain deskriptif, kritis, atau analitis, avaluatif atau normatif, spekulatif, sistematis, mendalam, mendasar, dan menyeluruh.

.......
Pustaka:
Soetriono dan Hanafie (2007), Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian, Andi Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar