Rabu, 02 Juli 2025


Gara-Gara Sopir Janda di Mana-Mana

Di zaman sekarang, cinta bisa datang dari mana saja. Tak lagi harus sekelas atau setara dalam status. Asal saling nyaman, kata orang. Tapi entah mengapa, ada satu fenomena yang kian mencolok di berbagai sudut kota dan desa: sopir janda.

Bukan, ini bukan tentang profesi sopir. Ini tentang para lelaki yang dulunya entah siapa, kini dikenal karena satu hal: menjadi pengemudi setia bagi seorang janda—dan pelan-pelan, menjadi penumpang tetap di hatinya.

Mereka muncul di arisan ibu-ibu. Di parkiran sekolah. Di pos ronda. Dan diam-diam jadi topik hangat grup WhatsApp RT:

"Janda Blok C sekarang ganteng banget sopirnya ya?"
"Itu sopir apa calon suami sih?"
"Ah, janda mah bebas…"

Fenomena ini sebenarnya sederhana: janda mapan, punya mobil, anak-anaknya sudah besar, hidupnya mandiri, dan... ya, kesepian. Lalu datanglah si sopir: muda, sabar, rajin bantu angkat belanjaan, dan tak banyak bicara. Sebuah kombinasi yang entah mengapa terasa jauh lebih menarik daripada mantan suami mereka dulu.

Dalam masyarakat patriarkis yang sering memandang janda dengan kacamata curiga, hubungan semacam ini dianggap “mengundang omongan.” Tapi siapa yang sebenarnya terganggu? Jandanya? Sopirnya? Atau tetangga yang tak tahan melihat orang lain bahagia?

Maka muncullah ungkapan baru:

"Hati-hati, nanti jandamu disetiri orang."

Tentu, di balik guyonan ini, kita bisa melihat sesuatu yang lebih dalam: kebebasan perempuan yang semakin tumbuh, terutama mereka yang dulu pernah tersakiti. Mereka bangkit, bekerja, menyetir hidup sendiri—dan jika merasa lelah, mereka pun tak ragu menyerahkan kemudi… kepada seseorang yang lebih muda dan setia.

Ironis? Lucu? Atau justru menggelisahkan?

Masyarakat kita mungkin belum siap menghadapi perubahan peran gender dan kebebasan memilih dalam relasi. Kita masih gemar menghakimi dari balik tirai. Padahal, cinta tidak menanyakan status pekerjaan, umur, atau riwayat perkawinan.

Dan mungkin, di era yang penuh pencitraan dan basa-basi ini, justru sopir jandalah yang paling jujur dalam mencintai.