Minggu, 28 September 2014

Manajemen Pembebas Kewirausahaan Strategis (Strategic Entrepreneurship)



Wirausaha merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa melalui transformasi, kreatifitas, inovasi, dan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga produk atau jasa tersebut lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pengguna produk dan jasa (Prof. Raymond Kao, Nanyang Business School, Singapore 2005). Hitt,Ireland&Hoskisson (2010) mengatakan bahwa Kewirausahaan Strategis (Strategic Entrepreneurship) yang biasanya  dilakukan oleh perserorangan dan badan usaha adalah :


  1. Mengambil langkah-langkah kewirausahaan dengan perspektif strategis. 
  2. Berperilaku menggiatkan pencarian kesempatan usaha dan keunggulan kompetitif. 
  3. Merencanakan dan mengimplementasikan strategi kewirausahaan untuk menciptakan keuntungan.

Untuk itu, pemerintah sedang mengembangkan strategi pengembangan kewirausahaan di Indonesia pada masa mendatang, melalui kebijakan sebagai berikut:

Kebijakan Pengembangan Unit usaha Baru
Pengembangan unit usaha baru diharapkan akan mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dan penyedia lapangan kerja pada masa mendatang. Untuk menunjang pertumbuhan dan daya tahan ekonomi nasional, maka Indonesia memerlukan tambahan 20 juta orang wirausaha baru sampai dengan tahun 2020. Selama periode 2005 – 2009 pemerintah mencanangkan 6 juta unit usaha UMKM baru yang berbasis pengetahuan dan teknologi. Untuk itu, gerakan memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan perlu terus ditingkatkan.

Kebijakan Sistem Insentif untuk Peningkatan Kewirausahaan KUMKM
Pengembangan sistem insentif untuk meningkatkan kewirausahaan KUMKM melalui berbagai kegiatan pelatihan, penghargaan, dukungan pengembangan usaha dan sistem insentif lainnya. Peningkatan kompetensi dan kualitas SDM KUMKM diharapkan akan mampu meningkatkan daya saingnya secara berkelanjutan. Peningkatan SDM KUMKM ini ditempuh melalui pengembangan kapasitas dan akreditasi lembaga-lembaga pelatihan, voucher system, penerapan pendidikan nasional yang berbasis kompetensi dan program sertifikasi SDM KUMKM, serta kemitraan KUMKM dengan perguruan tinggi, pendidikan kejuruan dan lembaga swadaya masyarakat.

Kebijakan Pemberdayaan KUMKM Yang Berkeunggulan Kompetitif 
Pemberdayaan KUMKM yang berkeunggulan kompetitif yang berbasis teknologi dan ekspor dilakukan melalui insentif perpajakan, kemudahan memperoleh paten dan HAKI, sistem voucher, dukungan komersialisasi hasil inovasi, dan fasilitasi kemitraan untuk pengembangan usahanya. 

Pustaka:

Untuk Sukses, Anda Harus Kalahkan Rasa Takut Anda



Ketakutan: Penghalang Utama Seseorang untuk Masuk ke Dalam Dunia Entrepreneur

Berwirausaha yang SMART itu diawali dengan mengambil keputusan karena berani, yang disebabkan karena kita yakin dan memiliki rasa kepercayaan diri yang kuat.

Keyakinan itu muncul bila Anda mempersiapkan segala kemungkinannya sambil mencobanya untuk mengendalikan semua risiko yang akan muncul sekarang dan yang akan datang (Risk Management).

Di dalam bisnis ada 4 langkah besar yang harus Anda lakukan:
1.     Create your “power of dream”
2.     Take a decision and break up – manage your afraid of and do it now
3.     Change your way of life, mindset and paradigm
4.     Be a SMART ENTREPRENEUR

Jangan takut untuk bermimpi. Mimpi akan mempunyai kekuatan (power) jika di dalamnya mengandung unsur:
1.     Ambisi
2.  Tekanan dan keterpaksaan itu suatu syarat mutlak untuk keluar dari kebiasaan lama (under pressure)
3.     Persistence (keuletan) yang terus fokus pada mimpi Anda
4.     Keteguhan hati (determination) tanpa menyerah
5.  Pela mengorbankan segala sesuatu yang menyenangkan (nyaman, enak, kesukaan, masa-masa indah,dll) untuk meraih mimpi itu

The Power of Mind, sebuah Kekuatan Maha dasyat
Modal  utama seorang entrepreneur yang sukses adalah pada kekuatan pikirannya atas kekuatan pada dirinya bahwa ia bisa. Kata pakar Brain Power, cara kita berpikir akan mempengaruhi cara kita bertindak dan berkomunikasi, selanjutnya cara kita bertindak dan berkomunikasi mencerminkan siapa diri kita.

Anda Membutuhkan Kekuatan (power) untuk berani mengambil Keputusan, Hanya Itu!
Penghalang utama bagi pengambilan keputusan untuk menjadi seorang entrepreneur ialah: Ketakutan dan Mitos tentang usaha (entrepreneur).
Kelemahan utama orang untuk memulai usaha adalah takut untuk keluar dari rasa aman dan nyaman, atau dari zona kenyamanan, karena mereka tidak mempunyai kekuatan untuk bertahan dalam zona ketidaknyamanan tersebut atau disebut ‘sorga dunia’. Ada beberapa macam ketakutan yang sering menjadi penghalang utama:

1.     Takut akan “gagal” dala bisnis
2.     Takut menjadi miskin/rugi
3.     Takut untuk keluar dari zona kenyamanan
4.     Takut lelah
5.     Takut stres
6.     Takut malu
7.     Takut untuk terlihat bodoh dan ditertawakan

Dan untuk dapat melewati dan menanggulangi penghalang utama tersebut, adalah dengan cara:
1.     Jangan berhenti mencoba – be patient
2.     Jangan melakukan cara yang sama – be creative
3.     Pikirkan bahwa langkah kesuksesan orang itu berbeda, mungkin Anda di langkah yang lebih banyak – be persistent
4.  Ketakutan itu adalah bayang-bayang atau persepsi Anda. Cobalah untuk masuk ke dalamnya. Be an opposition

Ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk mengalahkan ketakutan Anda:
1.     Kendalikan ketakutan Anda
2.     Janganlah berpikir negatif atau bahwa ini sudah “nasib” Anda, dan janganlah membatasi diri Anda
3.     Berpikirlah “be the best for yourself”
4.     Gunakanlah “power of dream” Anda
5.  Berpikirlah bahwa “setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi entrepreneur asal mengatahui personality-nya terlabih dahulu” dan memberdayakannya

Sumber Ketakutan Anda itu Sendiri
Ada 4 sumber rasa takut yang muncul saat kita memulai bisnis, yaitu:
1.     Ketakutan itu sebenarnya persepsi kita saja
2.     Ketakutan itu mengada-ada saja, dimana kita berandai-andai sendiri
3.     Ketakutan karena tekanan lingkungan dan dari pihak luar Anda sendiri
4.     Ketakuan karena ketidaksiapan atau ketidakmampuan Anda

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi katakutan kita, yaitu:
1.  Masuklah ke “mata hati ketakutan” itu sendiri, tatplah dalam-dalam ketakutan Anda, maka ketakutan itu bukan hal yang menakutkan lagi
2.     Urailah dari risiko yang paling kecil sampai yang paling besar
3.   Manusia tetaplah manusia. Ia mempunyai rasa dan keterbatasan. Jangan Anda melangkah tanpa tahu apa risiko dari ketakutan yang bakal terjadi atau menimpa Anda, yang membuat Anda takut karena Anda “buta” tentang apa yang Anda lakukan, sehingga Anda berpikir untuk lebih baik menghindar! itu salah besar.
4.     Berhenti menginginkan untuk menghindari ketakutan itu. Cobalah Anda memanfaatkan ketakutan tersebut menjadi kekuatan Anda. Jangan menghindarinya. Semakin kuat Anda menghindarinya, semakin kuat pula kekutan itu mencengkeram Anda.
5.     Buat bahwa hasil daro ketakutan tersebut menjadi tidak berarti jika Anda tida berkepentingan dengan hasil dari suatu keadaan, maka Anda tidak akan merasa takut.
6.     Ubah rasa ketakutan Anda menjadi kekuatan yang positif
Manfaatkan Rasa Ketakutan Anda
Ada enam cara untuk mengendalikan dan memanfaatkan ketakutan sehingga menjadikannya sumber kakuatan bagi kita:
1.     Kuasailah ketakutan dan cari alurnya
2.     Tataplah ketakutan itu dengan tajam, karena sebenernya ketakutan juga mempunyai rasa takut
3.     Ketakutan itu adalah “perbedaan” persepsi saja, jadi manfaatkan
4.     Jangan melihat hasil, tetapi selesaikanlah apa yang dapat Anda lakukan terlebih dahulu. Pengharapan dan kecemasan yang berlebihan akan membuat Anda terbelenggu oleh ketakutan. Selesaikanlah apa yang dapat Anda lakukan saat ini, kerjakanlah sebaik-baiknya dan lihatlah hasilnya kemudian. Lalu, cobalah tingkatkan hasilnya perlahan-lahan hingga maksimal.
5.     Cuek dan tenanglah, dia dia teman juga kok. Ketakutan itu akan hilang dengan sendirinya. Yang penting bagi kita adalah melewati ketakutan yang kita hadapi itu dengan tenang.
6.     Lakukanlah apa yang bisa Anda lakukan, jangan melihat akibatnya. Berkonsentrasilah dengan apa yang Anda kerjakan dan fokuslah pada hasil, bukan pada akibatnya dahulu.

Kegagalan itu “tidak ada”, Kesuksesan adalah Metamorfosis dari serangkaian Kegagalan yang Terus-menerus Diperbaiki
Ada 3 faktor kegagalan, yaitu:
1.     Diciptakan oleh diri sendiri (bersumber dari pikiran dan persepsi Anda saja)
2.     Dipaksa gagal oleh orang atau pihak lain
3.     Dipaksa gagal oleh alam (diluar kendali kita)

Sebagian besar kegagalan dalam bisnis adalah “kesalahan manajemen”.
Bila kita menelusuriarti kegagalan, maka sebenarnya “kegagalan itu tidak ada sama sekali”. Yang ada ialah bahwa:
1.                 Anda berhenti mencoba (diam dan merenung)
2.                 Anda tidak ingin melanjutkan lagi, tetapi beralih kepada yang lainnya tang bisa Anda kerjakan
3.                 Anda tidak siap menerima kejadian atau akibat yang terjadi dan memikirkan hal tersebut terus-menerus (frustasi atau putus asa).
4.                 Anda tidak mampu mengatasi langkah berikutnya, atau kaget dengan apa yang terjadi, lalu bingung bagaimana melanjutkan.
5.                 Persepsi Anda yang tidak sama dengan orang lain akan suatu kejadian

Kegagalan seseorang dibentuk oleh persepsi atau pemikiran orang akan kejadian yang dialaminya. Ia bisa menganggapnya sebuah tantangan, cobaan, salah arah, salah jalan, belum siap, tidak mampu, atau gagal.

Enam Faktor Penghalang untuk Menjadi Entrepreneur
Penghalang Anda dalam memulai bisnis ialah:
1.     Rasa ketakutan yang lebih besar dibandingkan kemampuan Anda
2.     Tidak mempunyai rasa percaya diri dan keyakinan akan diri Anda
3.     Bingung dan tidak tahu harus berbuat apa dan dari mana memulainya
4.     Malas mencoba
5.     Tidak mempunyai modal, bukan hanya “uang” saja
6.     Selalu menunggu datangnya peluang emas – peluang itu diciptakan, bukan ditunggu dan dinanti-nanti.

Lima Alasan Anda Tidak Ingin Menjadi Entrepreneur
Apa sebenarnya alasan-alasan yang dipikirkan orang sehingga ia sulit untuk memulai memutuskan (belum bertindak) menjadi Entrepreneur?
1.     Tidak mempunyai pengalaman
2.     Tidak mempunyai modal
3.     Tidak mempunyai keberanian untuk memutuskan
4.     Tidak ada orang yang menuntun Anda
5.     Takut keluar dari “zona aman”

Sumber:

Kenapa Perlu Transformasi Pemerintah Daerah?



Berbagai perubahan besar di tingkah daerah akan memaksa berbagai pemerintah daerah di Indonesia untuk mau tidak mau harus mulai meninjau ulang pendekatan dan cara pandang mereka dalam mengelola daerah. Perubahan pertama akan memaksa pemerintah daerah untuk mentransformasi diri dari ”bureaucratic-monopolistic government” menjadi ”entrepreneurial-competitive government.”

Entrepreneurial government adalah pemerintah yang jeli dan selalu berpikir keras untuk melihat dan memanfaatkan peluang yang muncul untuk memakmurkan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Sementara competitive government adalah pemerintah daerah yang mendorong adanya kompetisi di antara penyedia layanan publik dalam upaya mereka memberikan excellent services kepada para konstituennya, apakah itu investor, wisatawan, atau masyarakat luas.

Perubahan kedua mengharuskan mereka metamorfosis diri dari pemerintah daerah yang ”cuek-bebal” menjadi pemerintahan daerah yang berorientasi pelanggan (customer-driven government) dan bertanggung-jawab (accountable government) terhadap seluruh stakeholder-nya secara seimbang.

Customer-driven government adalah pemerintah daerah yang selalu berorientasi dan peduli terhadap setiap kebutuhan pelanggannya. Mereka secara serius mendengar (misalnya melalui investor satisfaction survey) keinginan dan ekspektasi pelanggan dan merespons setiap keinginan tersebut dalam rangka memuaskan mereka. David Osborne, seorang pakar manajemen pemerintahan, menyebut pemerintah semacam ini dengan sebuah ungkapan, “put the customers in the driver’s seat”.

Siapakah pelanggan pemerintah daerah? Pelanggan utama tentu saja adalah masyarakat yang mereka pimpin. Pelanggan lain adalah siapa saja yang memiliki potensi dan kontribusi bagi upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat tersebut. Mereka bisa investor yang menanam modal di daerahnya, kalangan industri yang mendirikan pabrik di situ, atau turis asing yang berkunjung membawa devisa. Customer-driven government adalah juga accountable government yang sangat serius menempatkan akuntabilitas publik pada posisi terdepan dalam praktek kepemimpinan mereka, sebagai manifestasi “pertanggung-jawaban” mereka kepada pelanggannya.

Sementara perubahan besar ketiga akan mendorong pemerintah daerah untuk mulai mengevolusi diri dari pemerintah yang hanya memiliki “local orientation” menjadi pemerintah yang memiliki “global-cosmopolit orientation.” Pemerintah daerah semacam ini memiliki wawasan global. Mereka membuka diri terhadap masuknya sumber daya global dan berupaya mendapatkannya, tidak peduli dari mana sumber daya tersebut berasal. Mereka membuka diri terhadap investor asing, perusahaan asing, kepemilikan asing, produk asing, teknologi asing, orang-orang terbaik asing, sejauh itu semua memiliki kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Di samping itu global-oriented government juga berupaya keras membangun kemampuan inovasi, kapabilitas operasional, dan jaringan berskala global—Rosabeth Moss Kanter menyebutnya 3Cs: Concept, Competence, Connection—sebagai jembatan bagi mereka untuk dapat berpartisipasi dan mengambil keuntungan maksimal dari terbentuknya ekonomi global.

Berdasarkan konsep 3Cs itu Moss Kanter mengatakan bahwa untuk sukses di dalam ekonomi global setiap daerah harus dengan tepat memposisikan diri berdasarkan tiga pilihan positioning berikut. Pertama, berdasarkan C yang pertama yaitu Concept, daerah harus memposisikan diri sebagai penghasil konsep dan ide dalam rangka mewujudkan inovasi yang memiliki nilai pasar. Contoh daerah semacam ini adalah Silicon Valley di Amerika atau Bangalore di India.

Kedua, berdasarkan C yang kedua yaitu Competence, daerah harus memposisikan diri sebagai pusat manufaktur di mana daerah tersebut memiliki kemampuan memproduksi barang dengan kompetensi dalam quality, cost, delivery (QCD) yang kokoh. Contoh dari daerah semacam ini adalah Tangerang yang menjadi basis operasi perusahaan-perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta, atau Thailand yang menjadi basis produksi mobil untuk produsen mobil raksasa Jepang seperti Honda dan Toyota.

Ketiga, berdasarkan C yang ketiga yaitu Connection, daerah harus memposisikan diri sebagai hub yang memungkinkan para pedagang (trader) dari seluruh dunia berinteraksi satu sama lain dan membangun jaringan. Daya saing utama dari daerah semacam ini terletak pada kemampuannya sebagai penghubung dan pemberi akses bagi satu pihak tertentu kepada sumber daya pihak lain dari seluruh dunia. Contoh dari daerah semacam ini adalah Singapura yang menjadi business hub bagi para pebisnis dari seluruh kawasan Asia.


Sumber: