Kamis, 27 Maret 2014

Pandangan Pedler dkk (2003)




Pandangan Pedler dkk (2003) tentang organisasi Pembelajaran adalah:

1. Organisasi yang mempunyai suasana dimana anggota-anggotanya secara individu terdorong untuk belajar dan mengembangkan potensi mereka;
2.    Memperluas budaya belajar sampai pada pihak pelanggan dan pihak lain yang dianggap signifikan;
3.      Menjadikan strategi pengembangan SDM sebagai sentra kebijakan organisasi/bisnis;
4.      Berada dalam proses transformasi organisasi secara terus menerus
..
Dengan demikian, pembelajaran  membangun pemahaman yang luas terhadap keadaan internal melalui kegiatan-kegiatan dan sistem-sistem yang tidak tergantung pada anggota anggota tertentu. Pembelajaran tidak hanya tentang penataan kembali atau perancangan kembali unsur-unsur organisasi. Pembelajaran lebih merupakan suatu bentuk meta-pembelajaran yang mensyaratkan pemikiran kembali pola-pola yang menyambung dan mempertautkan potongan-potongan sebuah organisasi dan juga mempertautkan pola-pola dengan lingkungan yang relevan.

...
Pustaka : Jurnal

Berbagai Pendapat Tentang Management Strategy Human Resource


Menurut Dessler (2000), Peran strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dielaborasi dari segi teori sumber daya, di mana fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama.

Sumber daya sebagaimana disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang memberikan nilai tambah (added value) sebagai tolok ukur keberhasilan bisnis. Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari perusahaan.

Dengan demikian, dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah mendapatkan added value yang maksimum yang dapat mengoptimumkan competitive advantage. Adanya SDM ekspertis: manajer strategis (strategic managers) dan SDM yang handal yang menyumbang dalam menghasilkan added value tersebut merupakan value added perusahaan.

Saat ini organisasi-organisasi mengakui bahwa kesuksesan dan competiteve advantages sangat tergantung pada tingkat efisiensi dan keefektifan operasional dan strategik. Tingkat efisiensi dan keefektifan operasional meliputi (Flaherty, 1996):
§  Restrukturisasi operasi.
§  Penurunan biaya operasi.
§  Peningkatan kualitas barang dan jasa.
§  Inovasi secara terus menerus.
§  Pengembangan produk baru.

Sejalan dengan perubahan lingkungan bisnis global dan semakin sengitnya persaingan yang terjadi, dunia kerja dan organisasi juga mengalami perubahan. Isu-isu bisnis yang berkaitan dengan SDM terus berkembang dan menyebar pada seluruh organisasi yang ada saat ini. Segala upaya yang diperlukan untuk menciptakan suatu organisasi yang berhasil tergantung pada perubahan yang signifikan dalam MSDM. Berbagai upaya yang dilakukan organisasi adalah:

§  Perampingan organisasi (downsizing) yang meliputi pensiun, pemberian uang pesangon, suksesi manajemen dan program-program perencanaan SDM yang lebih baik untuk mengurangi terjadinya downsizing lebih lanjut.
§  Desentralisasi melibatkan upaya melatih pekerja dalam pembuatan keputusan, penilaian kerja, perubahan-perubahan kompensasi, dan ketrampilan ketrampilan kepemimpinan (leadership) yang baru.


Pfeffer (1995) menyatakan bahwa manajemen strategi sumber daya manusia merupakan sukses bersaing yang diperoleh dari pengelolaan SDM secara efektif tidak setransparan mengelola SDM lainnya, seperti melihat komputerisasi sistem informasi yang terdiri atas semikonduktor dan sejumlah mesin pengontrol. Bagaimana SDM dikelola dipengaruhi oleh budaya. Budaya organisasi akan mempengaruhi ketrampilan, kemampuan SDM, serta kesesuaiannya dengan system yang ada.

Selanjutnya Pfeffer menegaskan bahwa suatu keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan secara efektif. Hal ini dapat diperoleh dengan menerapkan praktik-praktik berikut secara saling berkaitan karena sulit untuk menangani suatu tindakan bila hanya diterapkan secar terpisah.
  
..
Sumber daya manusia dalam perusahaan merupakan aset yang paling berharga. Optimalisasi hasil pencapaian perusahaan akan sangat didukung oleh peningkatan peran para manajer fungsional yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya manusia. Perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat menuntut pengelolaan sumber daya manusia secara terpadu antara pemahaman sistem dan manusia yang ditunjang oleh saling pengertian antar manajer fungsional.

Dewasa ini aspek pengembangan sumber daya manusia semakin mendapat perhatian khusus dari para pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan memperhatikan aspek sumber daya manusia dalam menentukan pola penentuan strategi dan kebijakan secara terpadu. Pengelolaan faktor sumber daya manusia sangat penting karena memegang peran utama dalam pelaksanaan kegiatan fungsi-fungsi yang lain dalam perusahaan.

Sebagai salah satu pilar fungsi perusahaan, manajemen sumber daya manusia merupakan tonggak utama dalam pertimbangan pengambilan keputusan tiga fungsi lainnya : keuangan, pemasaran, operasi/produksi. Permasalahan dalam manajemen sumber daya manusia mulai dari peranan budaya perusahaan, pengaruh perubahan lingkungan luar dan dalam, sampai pada motivasi dan manajemen konflik, akan ikut menentukan kebijakan fungsional perusahaan tersebut.



Pustaka:
Jurnal


Jumat, 07 Maret 2014

senjannya, lelaki penikmat senja




seperti biasa
disenja yang sama
aku menantimu
..
disini
..
disenjaku
senjamu
senja mereka
senja kita
..
senja bernuansa warna
..
warnaku
warnamu
warna mereka
warna kita
..
warna alam semesta
..
warna yg PULANG 
..
bersama senja
senja disemesta
..
digunung
lembah
sungai
teluk
..
palu
..
senjaku
senjamu
senja kita
senja mereka
..
senja yg sama
....
senjanya, lelaki penikmat senja