Senin, 25 Agustus 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 (1)*



Perekonomian Sulawesi Tengah Triwulan II-2014
Kinerja perekonomian Sulawesi Tengah digambarkan oleh perkembangan PDRB atas dasar harga konstan 2000, pada triwulan II-2014 (q to q) meningkat sebesar 2,60 persen. Peningkatan ini terjadi pada semua sektor kecuali sektor pertambangan dan penggalian.

Pertumbuhan masing-masing sektor adalah sebagai berikut: sektor pertanian tumbuh 3,49 persen; pertambangan dan penggalian minus 6,64 persen; industri pengolahan 1,30 persen; listrik, gas dan air bersih 2,11 persen; konstruksi 7,30 persen; perdagangan hotel dan restoran 1,17 persen; angkutan dan komunikasi 1,39 persen; keuangan dan jasa perusahaan 4,55 persen dan jasa-jasa 2,51 persen.

Terdapat tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi q-to-q adalah sektor
konstruksi 7,30 persen, sektor pertanian 3,49 persen dan sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan 4,55 persen. Pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan II-2014 (q to q), didorong oleh adanya peningkatan pada subsektor tanaman bahan makanan sebesar 7,65 persen, sub sekor perkebunan sebesar 2,04 persen, dan subsektor perikanan 1,84 persen, subsektor peternakan 2,13 dan 0,57 persen subsektor kehutanan. Sektor konstruksi tumbuh cukup tinggi karena pekerjaan proyek-proyek konstruksi baik yang dibiayai APBN maupun APBD sudah banyak terlaksana pada triwulan ini. Peningkatan di sektor perdagangan, hotel dan restoran didorong oleh peningkatan volume perdagangan yang sejalan dengan peningkatan sektor produksi dan konstruksi dan meningkatkan pemanfaatan jasa akomodasi yang banyak digunakan untuk kegiatan pemerintah.

Pertumbuhan triwulan II-2014 (q to q) ini disumbang oleh sektor pertanian 1,31 persen; jasa-jasa 0,42 persen; perdagangan hotel dan restoran 0,16 persen; konstruksi 0,61 persen; industri pengolahan tumbuh 0,08 persen; pengangkutan dan komunikasi 0,11 persen; keuangan, real estat dan jasa perusahaan 0,23 persen; pertambangan dan penggalian minus 0,32 persen; dan sektor listrik, gas dan air bersih sekitar 0,02 persen.

PDRB triwulan II-2014 (y on y) semua sektor mengalami pertumbuhan kecuali sektor pertambangan dan penggalian. PDRB meningkat sebesar 2,35 persen. Sektor pertanian tumbuh sebesar 5,90 persen, sektor pertambangan dan penggalian minus 49,64 persen, sektor industri pengolahan 4,29 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 9,40 persen, sektor konstruksi 13,25 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,62 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi meningkat sebesar 7,23 persen, sektor keuangan-real estat dan jasa perusahaan sebesar 9,38 persen, dan sektor jasa-jasa 8,42 persen.

Sedangkan PDRB semester I bila dibandingkan dengan semester yang sama tahun
sebelumnya (c to c), semua sektor mengalami pertumbuhan kecuali sektor pertambangan dan penggalian. PDRB C to C meningkat sebesar 2,65 persen. Sektor pertanian sebesar 4,95 persen, sektor pertambangan dan penggalian minus 47,17 persen, sektor sektor industri pengolahan 5,41 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 9,92 persen, sektor konstruksi 13,74 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,80 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi meningkat sebesar 7,45 persen, sektor keuangan-real estat dan jasa perusahaan sebesar 9,39 persen, dan sektor jasa-jasa 8,82 persen.

Pertumbuhan c to c 2014 ini bersumber dari sektor pertanian 1,82 persen; jasa-jasa 1,38 persen; perdagangan hotel dan restoran 1,22 persen; konstruksi 1,06 persen; industri pengolahan tumbuh 0,30 persen; pengangkutan dan komunikasi 0,54 persen; keuangan, real estat dan jasa perusahaan 0,45 persen; pertambangan dan penggalian minus 4,20 persen; dan yang terkecil adalah listrik, gas dan air bersih sekitar 0,07 persen.


Tabel 1.
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi/ Lapangan Usaha (Persentase)


Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Triwulan II-2013 dan Triwulan II-2014 serta Semester I-2014
Pada triwulan II-2014 PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 15.839 miliar, sementara bila PDRB ini dinilai dengan harga pada tahun 2000 (tahun dasar), maka pada triwulan ini mencapai Rp 5.853 miliar. Dalam Tabel 2, sektor ekonomi yang menunjukan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku terbesar pada triwulan II-2014 bila diurutkan adalah sektor pertanian, sebesar Rp 5.597 miliar, sektor jasa-jasa sebesar Rp 2.917 miliar disusul oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp 1.944 miliar, sektor konstruksi sebesar Rp 1.477 miliar, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 1.105 miliar, sektor industri pengolahan Rp 1.036 miliar, sektor keuangan-real estat-jasa dan perusahaan sebesar Rp 881 miliar, sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 771 miliar, serta sektor listrik-gas dan air bersih Rp 111 miliar.


Tabel 2.
PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku Dan Harga Konstan 2000 
(Miliar Rupiah)


Berdasarkan harga konstan 2000, sektor yang memberikan nilai tambah bruto terbesar urutannya terlihat sama yaitu berturut-turut sektor pertanian sebesar Rp 2.216 miliar, sektor jasa-jasa sebesar Rp 971 miliar disusul oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp 773 miliar, sektor konstruksi sebesar Rp 511 miliar, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 443 miliar, sektor industri pengolahan Rp 336 miliar, sektor keuangan-real estat dan jasa perusahaan sebesar Rp 305 miliar, sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 256 miliar, serta sektor listrik-gas dan air bersih Rp 43 miliar.

Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Triwulan I dan II Tahun 2014
Jika dilihat dari komposisi dan peranan masing-masing sektor ekonomi terhadap pembentuk PDRB, sektor pertanian masih merupakan sektor yang mendominasi struktur perekonomian Sulawesi Tengah karena kontribusinya cukup tinggi 35,34 persen, sektor jasa-jasa sebesar 18,42 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 12,28 persen, sedangkan sektor industri hanya memberikan kontribusi 6,54 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,98 persen, sektor konstruksi sebesar 9,32 persen, sektor keuangan-real estat dan jasa perusahaan sebesar 5,56 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4,87 persen serta sektor listrik-gas-air 0,70 persen.

Tabel 3.
Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha
Triwulanan Tahun 2014 
(Persentase)
 

PDRB Triwulan II-2014 dari Sisi Penggunaan
Ditinjau dari sisi penggunaan, PDRB dirinci menjadi beberapa komponen penggunaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga non profit, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), perubahan inventori, dan ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa.

Memasuki triwulan II tahun 2014, perekonomian Sulawesi Tengah yang tumbuh sebesar 2,60 persen (q to q) didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumahtangga sebesar 4,51 persen, konsumsi pemerintah sebesar 5,38 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 12,75 persen, lembaga non profit 10,76 persen serta impor yang merupakan faktor pengurang tumbuh sebesar 9,13 persen. Sementara itu, satu-satunya komponen yang mengalami kontraksi adalah ekspor yang menurun cukup tajam sebesar minus 30,48 persen.

Kontraksi ekspor yang cukup dalam selama triwulan II-2014 disebabkan menurunnya transaksi ekspor barang untuk komoditas nikel seiring dengan pemberlakukan UU No. 4/2009 tentang Minerba yang melarang ekspor bahan tambang mentah. Sedangkan impor mengalami pertumbuhan positif karena kegiatan pembangunan industri migas.

Sementara itu, faktor yang mendorong konsumsi rumah tangga triwulan II-2014 tumbuh sebesar 4,51 persen, lebih cepat dari pada pertumbuhan triwulan I-2014 yang sebesar 0,21 persen adalah meningkatnya pertumbuhan konsumsi non makanan. Adapun pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang merepresentasikan investasi fisik mencatat pertumbuhan relatif tinggi didorong masih berlanjutnya proyek-proyek konstruksi yang merupakan kelanjutan kegiatan periode sebelumnya.
Tabel 4.
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Komponen Penggunaan (Persentase)

Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2013 (y-on-y) pertumbuhan sebesar 2,35 persen didorong oleh pertumbuhan semua komponen, kecuali ekspor yang mengalami kontraksi 53,87 persen. Konsumsi rumah tangga mencatat pertumbuhan sebesar 11,52 persen; konsumsi pemerintah 10,55 persen; konsumsi lembaga non profit sebesar 17,98 persen, pembentukan modal tetap bruto 27,21 persen; serta impor 25,37 persen. Pertumbuhan komponenkomponen penggunaan tersebut menunjukkan bahwa daya beli masyarakat dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir semakin dinamis (Tabel 4). Peningkatan pengeluaran lembaga non profit yang cukup tinggi disebabkan oleh aktivitas lembaga yang berkaitan dengan proses politik dalam rangka Pemilu legislatif pada April 2014 dan Pilpres pada Juli 2014. Seluruh faktor tersebut menjadikan kinerja ekonomi triwulan II-2014 lebih baik dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013.

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai nominal PDRB terbesar digunakan untuk konsumsi rumah tangga, yaitu mencapai Rp 9.726 milyar atau 61,41 persen terhadap total PDRB. Penggunaan PDRB terbesar berikutnya adalah untuk pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp 4.306 milyar atau sekitar 27,18 persen. Selanjutnya digunakan untuk memenuhi konsumsi lembaga non profit sebesar 1,66 persen, konsumsi pemerintah sebesar 18,09 persen, perubahan inventori 1,72 persen dan ekspor sebesar 10,06 persen serta impor sebesar 20,12 persen.

 Tabel 5. 
Nilai dan Distribusi PDRB Menurut Penggunaan
 (1)* bersambung


Sumber: BPS Sulawesi Tengah No. 47/08/72/Thn XVII, 05 Agustus 2014