Selasa, 30 Juli 2013

Pagiku Cerahku (15)

PAGI, dicatatan PAGI







Anne Bruce, menulis:

Libatkan para pekerja dalam gagasan-gagasan Anda – dan gagasan-gagasan mereka.
Semakin banyak masukan dari seorang pekerja atas pekerjaan yang diharapkan untuk mereka lakukan, semakin pekerja itu dimungkinkan untuk turut terlibat dalam gagasan-gagasan Anda seputar bagaimana mengerjakanya dengan baik. Ketika mereka tahu Anda sungguh-sungguh mempedulikan prestasi mereka dan ingin mendengar gagasan-gagasan mereka demi perbaikan, mereka akan termotivasikan untuk juga menerima anjuran-anjuran Anda.

Istilah “turut terlibat,” atau buy in, adalah istilah yang digunakan oleh setiap manajer pada semua kesempatan, tetapi biasanya tidak dalam waktu bersamaan. Bila Anda berpikir bahwa membuat para pekerja Anda turut terlibat dalam sebuah program berarti memaksa mereka untuk menerimanya, Anda mungkin akan menjumpai masalah. Para pekerja sungguh terlibat bila mereka memutuskan untuk menanamkan kemampuan dan energi priabdi mereka, seakan-akan mereka adalah para pemilik bisnis yang melakukan suatu investasi finansial dalam sebuah usaha bersama. Dengan demikian, berilah pekerja Anda kesempatan untuk terlibat. Dengan begitu, mereka akan termotivasikan untuk turut terlibat di dalam standar kinerja yang lebih tinggi pada tiap tingkatan. Berikut ini adalah metode-metode yang dapat Anda pertimbangkan dan dapat diterapkan secara sukses:

Berilah para pekerja peran dalam peningkatan standar atau kinerja di tempat kerja: Bila Anda melibatkan pekerja dalam meningkatkan standar tempat kerja atau tingkat kinerja, mereka akan ingin sekali berbagi bersama Anda berbagai gagasan dan saran guna membenahi proses. Ingatlah bahwa hampir semua pekerja memiliki keinginan yang kuat untuk berperan di dalam meningkatnya harapan atas kinerja mereka sendiri dan, bila diizinkan, akan memasang standar lebih tinggi dari yang mungkin sudah Anda perkirakan.

Dokumentasikan apa yang Anda dan pekerja Anda sepakati: susunlah sebuah daftar tertulis standar kinerja untuk memenuhi dan melampaui berbagai harapan yang telah Anda sepakati bersama para pekerja. Ingatlah, walau Anda menghendaki pekerja untuk meregangkan diri, Anda tetap menginginkan mereka untuk bisa meraih tujuan-tujuan. Inilah kunci untuk mempertahankan motivasi tetap tinggi. Lalu, spesifiklah tentang apa-apa yang perlu dikerjakan guna memenuhi tujuan-tujuan itu, dalam fungsi kerjanya masing-masing. Dokumenkan dan lalu bagikan salinan harapan itu kepada tiap pekerja. Pada sesi peninjauan atas kinerja atau pada momen rampungnya sebuah proyek, dokumen ini akan berlaku sebagai pijakan bagi Anda dan pekerja dalam membahas dan menilai apa-apa yang telah dicapai. Ingatlah, yang Anda nilai adalah apa yang si pekerja paling termotivasikan untuk lakukan.

Rencanakan sebuah langkah tindakan, kemudian bergeraklah. Setelah standar-standar itu ditentukan, tinjaulah tugas-tugas tertentu setiap pekerja. Kenalilah dan bahaslah wilayah-wilayah keterampilan dan kualifikasi yang dimiliki setiap pekerja. Rencanakan sebuah langkah tindakan dan delegasikan langkah itu dengan didasarkan pada pengalaman dan tingkat kompetensi tiap pekerja. Selanjutnya, biarkan para pekerja tahu bahwa sekali dia memulai pelaksanaan proyek itu dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kerumitan pekerjaan itu, Anda akan ingin melakukan revisi sesuai dengan harapan-harapan. Pastikan Anda terus mempertahankan adanya tantangan dalam tujuan-tujuan itu, meski harus tetap realistis. Sekarang bergeraklah, tapi luangkan waktu untuk mengamati dan melakukan follow up. Jangan tunggu hingga selesainya sebuah proyek untuk bergabung bersama pekerja. Follow up adalah langkah penting di mana Anda memberikan pekerja Anda umpan balik yang mereka perlukan seputar kinerja mereka sebagaimana terjadi. Follow up juga merupakan suatu langkah bagus untuk memperlihatkan bahwa tugas Anda sebagai seorang manajer adalah membantu tiap pekerja supaya berhasil – memperkuat motivasi mereka untuk berkinerja.


“Setiap manajer paham bagaimana cara berhitung,
Tapi para manajer yang cerdas tahu apa-apa
yang patut dihitung.”
-Awanama-

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar