Selasa, 30 Juli 2013

Manajemen Strategik Dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi (11)


Proses manajemen strategik terdiri atas tiga tahapan utama, yaitu: perumusan strategi, implementasi strategi, serta evaluasi dan pengendalian strategi, yang diawali dengan pengamatan lingkungan. Dalam manajemen strategik, masing-masing tahapan ini saling terkait satu sama lainnya, tidak boleh ada satu pun yang terlewat. Berikut penjelasan singkat mengenai tahapan-tahapan utama dalam proses manajemen strategik.



Perumusan Strategi
Pada tahap perumusan strategi, perusahaan dapat menggunakan proses manajemen strategik yang terdiri atas enam langkah, yaitu:

1.      Melakukan analisis lingkungan internal. Membangun strategi bersaing yang berhasil dan mengharuskan perusahaan memperbesar kekuatan untuk mengatasi kelemahan-nya. Kekuatan merupakan kondisi internal positif yang memberikan keuntungan relatif dari pesaing kepada perusahaan. Contoh, kekuatan yang harus dimiliki perusahaan adalah mutu bahan yang lebih tinggi, keuangan yang baik, citra yang kuat, hak paten, kepemilikan ekslusif, jalur distribusi yang ekstensif, manajer yang cakap dan berbakat, dan sebagainya. Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang dapat menghambat atau menghalangi perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan. Kelemahan-kelemahan perusahaan tersebut, antara lain dapat berupa manajer yang tidak memiliki keahlian strategi, jumlah tagihan yang sangat besar, citra produk yang kurang kuat, mesin yang sudah tua, atau lokasi pabrik yang tidak strategis.

Setiap perusahaan sesungguhnya unik, dalam arti memiliki karakteristiknya sendiri yang khas dan berbeda dengan perusahaan lain. Keunikan ini berimplikasi pada keragaman layanan yang dapat ditawarkan kepada konsumen. Perusahaan dapat menawarkan nilai layanan atau produk yang berbeda dibanding pesaingnya. Hal tersebut membutuhkan kemampuan (kompetensi) perusahaan dalam mengidentifikasi faktor-faktor penentu daya saing perusahaan yang dapat menyebabkannya mengalami keberhasilan atau kemenangan dalam persaingan industri yang dihadapi, melalui struktur, budaya, dan sumber daya organisasi.

2.      Melakukan analisis lingkungan eksternal. Setelah perusahaan mengetahui faktor faktor internal (kekuatan) dan kelemahan) apa saja yang dihadapi perusahaan tersebut, perusahaan harus beralih ke lingkungan eksternal. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin membawa dampak nyata terhadap perusahaan, lingkungan kerja,  dan yang tidak berhubungan langsung (lingkungan sosial).

Peluang adalah kondisi sekarang atau masa depan lingkungan yang menguntungkan organisasi pada saat ini atau pada luaran potensial. Kondisi yang menguntungkan ini terdiri atas perubahan-perubahan hukum/aturan yang mengurangi persaingan, peningkatan jumlah langganan, dan pengenalan teknologi baru sehingga memudahkan perusahaan untuk melakukan eksploitasi, mengembangkan hubungan dengan pemasok, dan lain-lain. Peluang harus dapat ditentukan tidak semata-mata pada kondisi sekarang, tetapi juga dalam jangka panjang dan bagaimana pengaruhnya bagi perusahaan atau organisasi.

Ancaman adalah kekuatan eksternal negatif yang merintangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan. Ancaman tersebut mencakup masuknya kekuatan pesaing pada pasar industri yang selama ini dilayani, penurunan jumlah pelanggan, dan pengenalan teknologi baru untuk mempertahankan produk usang (lama). Banyaknya regulasi mendesak kemampuan perusahaan untuk bersaing atau mencari pemasok yang dapat dipercaya.

Interaksi antara kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman menjadi penyusun dalam penggunaan analisis SWOT sebagai bagian dari rencana strategik. Dengan analisis ini, para manajer dapat melihat secara objektif perusahaan dan lingkungan tempatnya beroperasi dan menunjukan adanya isu-isu mendasar untuk mencapai keberhasilan perusahaan di masa mendatang.

Untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam industri yang penuh persaingan, perusahaan perlu memahami struktur persaingan yang ada. Dengan adanya analisis pesaing, perusahaan dapat memperkirakan tingkat persaingan dan memberikan para manajer pandangan yang lebih realistis mengenai pasar dan posisinya. Dengan memahami struktur persaingan yang ada, perusahaan dapat mengembangkan strategi yang sesuai dan menentukan posisi yang tepat di antara pedaing-pesaingnya.

3.      Mengembangkan visi dan misi yang jelas. Visi adalah mimpi atau harapan yang ingin diwujudkan perusahaan dimasa depan. Visi memberikan gambaran jelas mengenai ke mana arah organisasi akan melangkah. Tanpa visi, perusahaan tidak memiliki pegangan ataupun panduan mengenai jalan masa depan organisasi yang ingin diciptakan. Hal ini akan berdampak pada munculnya kerja-kerja organisasi yang tidak berfokus pada tujuan. Oleh karena itu, perusahaan perlu merumuskan visi yang mudah dipahami, dapat memberikan spirit, dan berdimensi jangka panjang.

4.      Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan. Sebelum menyusun strategi yang komprehensif, pemilik perusahaan terlebih dulu harus menetapkan sasaran dan tujuan perusahaan serta memberikan target yang harus dicapai dan menyediakan dasar untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha dicapai perusahaan dalam arti umum. Tujuan adalah target-terget kinerja (apa dan kapan diselesaikan, serta hal yang diukur) yang lebih spesifik yang menunjukan hal-hal seperi tingkat keuntungan, produktivitas, pertumbuhan, dan aspek-aspek kunci lain dari perusahaan.

5.      Merumuskan pilihan-pilihan strategik dan memilih strategi yang tepat. Strategi adalah cara penyusunan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan. Sampai pada proses perumusan  strategi ini, pengelola perusahaan harus memiliki gambaran jelas tentang tindakan terbaik (implementasi berupa strategi dan kebijakan yang harus dilakukan dan keunggulan bersaing, yang diharapkan. Pengelola perusahaan juga harus memahami kelemahan dan keterbatasan perusahaan dan pesaingnya. Langkah selanjutnya adalah menilai pilihan-pilihan strategi dan selanjutnya mempersiapkan program yang dirancang unntuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan yang didukung oleh anggaran dan prosedur.

6.      Mentukan pengendalian. Perencanaan yang abik membutuhkan proses pengendalian dalam pelaksanaannya. Pengendalian meliputi proses evaluasi dan pemberian umpan balik terhadap proses manajerial yang tengah berlangsung sehingga rencana dapat direalisasi dengan baik. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan saat perusahaan mengimplementasikan strategi dapat berbeda dengan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan saat strategi dirumuskan. Oleh karena itu, diperlukan mekanismme pengendalian strategi yang abik agar perbedaan asumsi dan kenyataan dapat diatasi menurut hasil kerja yang diperoleh.

Sebagaimana dijelaskan dalam enam langkah ini, manajemen strategiktermasuk planning, directing, organizing, dan controlling pada strategi suatu perusahaan yang dihubungkan dengan keputusan dan tindakan. Dengan strategik, para manajer dapat membuat skala besar dalam merencanakan tujuan masa depan yang berinteraksi dengan lingkungan persaingan demi mencapai tujuan perusahaan. Meskipun tidak menggambarkan secara rinci tentang masa depan (orang, keuangan, dan material), strategi juga menyediakan pandangan untuk sebuah keputusan manajerial. Sebuah strategi menggambarkan kesadaran perusahaan tentang bagaiman, kapan, dan di mana harus bersaing, dengan siapa harus bersaing, dan dengan tujuan apa perusahaan harus bersaing.  
.......

Pustaka:
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib (2008), Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi, PT Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar