Sabtu, 20 Juli 2013

Manajemen Strategik Dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi (6)

Konsep dan Penyusunan Strategi
Keberadaan manajemen strategik sebagai suatu metode diagnosis untuk mengelola perubahan lingkungan turbulen (ketidakpastian) ditentukan oleh persepsi yang jelas dari lingkungan mendatang yang bias dengan berbagai kesuksesan (success story), identifikasi sistematik dan kreatif dari respons strategi (cara menjawab institusi terhadap tantangan lingkungan mendatang), desain proses struktur internal dan dinamis dari institusi untuk merespons tantangan lingkungan mendatang, efektivitas dari jawaban strategi yang dipilih, dan antisipasi daya tahan terhadap perubahan diskontinu. Berdasarkan situasi dan kondisi tersebut, terlihat bahwa implementasi manajemen strategik tidak terlalu ditentukan oleh ukuran perusahaan/industri/institusi (manajemen dan kompleksitasnya), tetapi oleh kebutuhan langsung dan keterlibatan seluruh manajer (pimpinan dan manajer lini/fungsional) dalam merumuskan strategi dan memproses implementasinya.

Penyusunan strategi ditentukan oleh misi yang komprehensif dan tegas, keberhati-hatian dalam menilai lingkungan eksternal, serta keterbukaan organisasi dalam menyadari kekuatan dan kelemahannya.  Semua itu berperan dalam mengidentifikasi ancaman dan peluang di masa depan, serta membuat keputusan strategik yang mampu meminimumkan ancaman dan meningkatkan peluang organisasi yang bersangkutan. Misi yang komprehensif dan tegas akan memberikan kejelasan mengenai kemana organisasi akan melangkah dengan cara bagaimana organisasi berjalan untuk mencapai tujuan-tujuanya di masa depan.

Skema penyusunan strategi sesuai tahapan masukan-proses-luaran dapat dilihat pada Gambar 1.5.




Skema yang dikemukakan diatas menunjukan pentingnya para pemimpin untuk memperkirakan bahwa hari esok merupakan kelanjutan hari ini, dengan cara mengelola perubahan (lingkungan turbulen), baik sebagai peluang maupun ancaman. Penyusunan strategi erat kaitanya dengan kelompok kerja yang dibentuk dan inventarisasi kegiatan (misalnya fasilitas fisik dan sumber daya manusia, pendanaan, program, dan pengembangan) sesuai jenis kegiatan (pernah dilakukan,  sedang dilakukan, dan akan dilakukan), unit kerja yang dilibatkan (internal dan eksternal), dan status kegiatan (rutin, sosial, komersial, dan lain-lain) selama suatu priode tertentu (2-5 tahun) untuk memprediksi luaran organisasi dan kelompok pengguna.

Untuk mendukung proses sebagaiamana yang telah diuraikan, diperlukan suatu model manajemen untuk mengelola perubahan (refleksi dan diagnostik) melalui kompetensi agar meraih tujuan tertentu. Hal ini tidak lain untuk membuat strategi menjadi sesuatu yang meyakinkan, eksplisit, dan proaktif (memiliki tujuan jangka panjang, rencana aksi, dan alokasi sumber daya), organisasi menjadi lebih kompetitif (memiliki jawaban untuk mengembangkan keunggulan berdasarkan kekuatan kelemahan internal dan peluang ancaman eksternal), serta ada pembedaan tugas antara pimpinan dan manajerial serta peran pada tingkat perusahaan dan fungsional

Gambar 1.6 berikut memperlihatkan skema manajemen yang dapat digunakan untuk mendukung proses manajemen strategik





Secara konseptual, manajemen strategik merupakan kombinasi dari self management (berorientasi pada non fisik). Sesuai dengan model manajemen yang dikemukakan pada Gambar 1.6, implementasi manajemen strategik tidak lepas dari interaksi antar kegiatan (perencanaan, pemantauan, dan pelaksanaan) dengan hierarki (pemimpin, sistem, dan diri sendiri) menurut tingkat kerja samanya (mendesak dan penting).

Dalam kerangka teorinya, perwujudan manajemen strategik erat kaitanya dengan konsep-konsep strategi yang ada (konsep klasik dan modern.


Pustaka:
Musa Hubeis dan Mukhamad Najib (2008), Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi, PT Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
.........



Tidak ada komentar:

Posting Komentar